Namun, sebelum itu perlu diperhatikan secara saksama penggunaan alat dunia maya ini. Karena disatu sisi mampu menghasilkan output bagi kehidupan di dunia nyata juga dapat menjadi sebuah rana bagi seseorang untuk mempelajari hal hal yang mengindikasikan hal negatif seperti digunakan untuk mempelajari konten yang berbau porno maupun melakukan tindakan SARA didalam objek nyata dalam dunia virtual.Â
Oleh karena itu, dalam pengimplementasiannya kita tetap mesti selektif dalam penggunaannya. Seyogyanya dilakukan untuk mempelajari hal hal yang bersifat positif dan sesuai dengan nilai normatif yang telah kita anut maupun juga sesuai dengan nilai nilai sosial budaya.
Maka, jika kita telisik menggunakan analisis teori dimensi sosial dan teknologi yaitu teori manusia dan kecerdasan buatan maka dapat diketahui bahwasanya manusia terindikasi terjadi determinasi teknologi yang terjadi dalam penggunaan alat dunia maya ini yakni Virtual Reality (VR).Â
Manusia disini merupakan subjek yang membuat sebuah alat teknologi yang merepresentasikan kecerdasan buatannya. Kemudian, manusia pada dasarnya membuat sebuah alat teknologi yang bersifat canggih pasti dengan tujuan untuk membantu menunjang kinerja kehidupan nyata nya.Â
Oleh karena itu, hadirnya simulasi alat dunia maya yakni Virtual Reality (VR) merupakan harapan manusia untuk membantu produktivitas aspek kerjanya yang dimana outputnya saangat berdampak sebagai penunjang kehidupan manusia di dunia nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H