Mohon tunggu...
Andi Muh Asdar
Andi Muh Asdar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jalan Rusak di Kecamatan Bontocani menjadi ajang politisasi!

20 April 2023   16:32 Diperbarui: 22 April 2023   15:24 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada anekdot yang mengatakan kalau Anda naik kendaraan dari Makassar menuju Kecamatan Bontocani, pada waktu itu anda sedang tertidur. Jika anda tiba-tiba terbangun karena goncangan kendaraan yang memasuki lubang-lubang di jalanan, maka itu tandanya anda telah memasuki Kecamatan Bontocani.

Kecamatan Bontocani merupakah sebuah daerah di kabupaten Bone bagian selatan yang memiliki bnyak potensi wisata dan sejarahnya serta sumber daya alamnya yang cukup melimpah, gunungnya yang tinggi dan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik tersendiri bagi komunitas pencinta alam.

Bontocani ini ibarat bless in disguise (keberkahan di tengah permasalahan) karena di satu sisi memiliki beraneka ragam potensi di atas namun dibalik itu Bontocani dengan 10 desa dan 1 kelurahan memiliki sisi yang kelam dimana akses jalannya sama sekali tidak mendukung untuk dilalui pengendara roda dua apalagi roda empat, Jalan yang ada di Bontocani terlihat lebih mirip dengan jalur Offroad, jalan yang sering di gunakan para pengguna motor Tril. Akibatnya adalah objek pariwisata tidak begitu diminati oleh wisatawan dari luar akibat aksesnya yang sulit, selain itu perputaran roda ekonomi juga tidak bisa meningkat, hasil panen terjual dengan murah dan pembelian barang dari luar menjadi mahal, ditambah akses para tenaga pendidik dan siswa(i) untuk memperoleh pendidikan juga ikut terhambat. Dampak dari hal tersebut di atas menjadi bagian dari faktor penyebab ketertinggalan suatu daerah. 

Arah pembangunan yang sesuai adalah memperbaiki aksesibilitas (jalan) kemudian meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar mampu mengembangkan potensi wilayah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, 

Meski demikian jalur yang tidak layak dilalui kendaraan normal tersebut mau tidak mau harus di lalui dengan bersusah-payah oleh semua warga yang punya keperluan. Kecelakaan dalam berkendara sudah menjadi hal yang wajar dan lumrah di kalangan warga kecamatan Bontocani, termasuk penulis sudah tidak terhitung lagi berapakali mengalami kecelakaan dalam berkendara saat melalui jalan di Bontocani, ini tentu juga berpotensi timbulnya kerungian materi dari rusaknya kendaraan yang mengalami kecelakaan.

Sampai saat ini dari beberapa tahun terakhir belum juga ada tanda-tanda upaya pemerintah untuk membenahi infrastruktur jalan yang ada di Bontocani selain jalan Beton yang ada di Kelurahan Kahu dan poros desa Langi, warga seakan putus asa atau terkesan pasrah dengan jalanan yang tiap hari ia lalui, mereka tidk lagi berharap banyak kepada pemerintahnya untuk memperbaiki jalanan di Bontocani sebab warga sudah cukup merasa kenyang dengan janji janji politik yang selalu keluar dari mulut calon-calon pemimpin mulai dari tingkat desa, daerah, hingga provinsi sama-sama menjadikan jalan rusak di bontocani sebagai ajang mencari suara dengan janji-janji politiknya untuk memperbaikan Infrastruktur jalan di Bontocani walaupun pada akhirnya saling lempar tanggung jawab, hingga sampai tulisan ini di buat semua janji politik pada saat melakukan kampanye itu belum pernah dilihat apalagi di nikmati oleh Warga di Bontocani hal ini dari kacamata penulis menumbulkan rasa pesimistik akan janji-janji politik.

Mungkin sudah saatnya kita tidak  lagi boleh tergiur dengan janji politik seperti itu, sudah saatnya katakan tidak kepada calon pemimpin yang mengedepankan janji tanpa gagasan yang jelas. Sudah cukup banyak bukti dan saksi atas ketidak perdulian pemerintah terhadap Bontocani atas ketimpangan pembangunan yang terjadi. Lantas kemanalagi kita berharap kalau bukan kepada pemangku kebijakan, tetapi sampai kapan harapan itu bisa di wujudkan melihat selama ini kita hanya di jadikan sebagai objek politiknya, namun juga tidak benar jika kita diam atas keputus asahan. Hmm sungguh sangat dilematis!

Sampai kapan kita mau di jadikan objek politik tai kucing ini? Sampai kapan kita punya jalan yang jauh dari kata layak untuk di lalui? Atau sampai kapan kita mau pasrah dengan kondisi seperti ini? Kenapa anggaran pembangunan selalu mengecualikan Bontocani?? Ketimpangan pembiayaan jalan ini yang seharusnya dituntut dan diperjuangkan melalui Pemda maupun anggota DPRD, Lobi-lobi dari merekalah yang kita harapkan!
Atau apakah memang benar bahwa pemerintah enggan memperbaiki jalan di Bontocani sebab jika jalannya bagus tidak lagi bisa di jadikan sebagai alat politik untuk mendapat suara di momen-momen pemilihan? 

Keluhan ini hampir setiap saat bisa kita dengar keluar dari mulut pengguna jalan di Bontocani dari berbagai kalangan. Sayangnya keluhan-keluhan itu hanya di maknai dari kacamata politisi sebagai alat memperoleh suara melalui janji-janji bulshit yang setelah memperoleh dukungan dan jabatan janji itu seolah tidak pernah ia sampaikan sebelumnya. 

Bontocani,20 April 2023.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun