Mohon tunggu...
andi azis
andi azis Mohon Tunggu... Mahasiswa - honorer

Hobi saya bermain game, menonton film dan pertandingan sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Asal Usul Gedung "Tinggi" Bekasi

15 Juni 2022   16:16 Diperbarui: 15 Juni 2022   16:29 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gedung Tinggi Bekasi

Gedung Tinggi atau yang dikeanal dengan nama Gedung Juang Bekasi merupakan saksi bisu atas perlawanan para pemuda Indonesia yang berada di Kabupaten Bekasi. Bukti sejarah ini awalnya merupakan rumah yang dipakai sebagai tempat tinggal dan tempat untuk memantau perkebunan dan pertanian milik keluarga Cina, Khouw Tjeng Kie. Letak geografisnya berada di Jalan Sultan Hasanudin No. 39, Setiadarma, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Pembangunan tahap pertama berlangsung pada tahun 1906 dan selesai pada 1910, pembangunan tahap kedua berlangsung pada 1925 telah beberapa kali mengalami peralihan fungsi. Dari zaman Belanda yang digunakan sebagai gedung Pemerintahan, kemudian beralih ditangan Jepang dan dijadikan sebagai markas militer Jepang, sampai pada akhirnya menjadi milik rakyat Bekasi. Perlawanan terhadap penjajahan Belanda mengakibatkan gedung tinggi ini dijadikan sebagai banteng pertahanan oleh warga Tambun dan Cibarusah.Namun pada tahun 1949, gedung ini kembali direbut oleh Belanda. Tidak berlangsung lama, gedung ini kembali di ambil alih oleh warga Tambun.

Image : bekasikeren.com
Image : bekasikeren.com

Pemerintah Indonesia kembali menggunakan gedung ini pertama kali pada 1950, ditempati oleh Dinas Pekerjaan Umum. Pada tahun 1951, ditempati oleh Tentara Nasional Indonesia AD, Batalyon Kian Santang.

Selain menjadi banteng pertahanan, Gedung Juang 45 Bekasi juga menjadi Pusat Komando Pertahanan wilayah RI saat Indonesia beribukota Yogyakarta, tempat perundingan pertukaran tawanan antara Belanda dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Setelah Jepang menarik diri dari Indonesia, gedung ini dijadikan kantor Kabupaten Jatinegara oleh Komite Nasional Indonesia pada 1945.

Gedung sebagai banteng pertahanan warga Tambun di kemas menjadi bukti sejarah. Di dalam gedung ini dimuat profil Bupati Bekasi setiap periodenya, bukti bukti perlawanan terhadap penjajahan Belanda, peta Bekasi di bawah kekuasaan VOC, kerangka tubuh manusia, dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun