Mohon tunggu...
Andi RafliAlfaudzan
Andi RafliAlfaudzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Fakultas Humaniora dan Bisnis Universitas Pembangunan Jaya

Senang belajar hal baru, bersemangat dan ambisius

Selanjutnya

Tutup

Book

Filosofi Teras Dapat Digunakan untuk Menyelesaikan Masalah dalam Hidup?

15 Desember 2022   20:39 Diperbarui: 15 Desember 2022   20:52 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Setiap manusia di dunia ini tak luput dari yang Namanya permasalahan hidup. Terlebih lagi di era gempuran mengenai kesehatan mental yang tengah melanda kaum muda saat ini. Lantas bagaimana caranya untuk keluar dari permasalahan hidup yang dialami? 

Ketika dihadapkan pada permasalahan hidup, kita akan selalu berhadapan dengan emosi negatif seperti perasaan kecewa, marah, sedih dan takut. Perasaan-perasaan ini jika tidak ditangani dengan segera maka akan berkembang kearah yang jauh lebih buruk seperti stress hingga depresi yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang, hingga membuat seseorang itu malas melakukan sesuatu dan bahkan bisa berujung pada keinginan untuk bunuh diri.

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Henry Manampiring yang berjudul Filosofi Teras, emosi negatif dapat diatasi dengan nilai-nilai dari Filosofi Teras.

Apa itu Filosofi Teras?

Filosofi Teras ialah sebuah istilah populer yang digunakan di Indonesia mengenai aliran filsafat Stoicism yang di pelopori oleh Zeno pada tahun 300 SM. Filsafat Stoicism merupakan sebuah filosofi yang berkaitan dengan kebahagiaan hidup dan bagaimana menghindari pikiran-pikiran stres dan jenuh. Ilmu yang satu ini mengajarkan pada kita tentang bagaimana kebahagiaan seseorang itu bersumber dari hal-hal yang bisa kita kendalikan. Filosofi Teras pada dasarnya dapat bermanfaat bagi kita terutama dalam menghadapi permasalahan hidup.

Dalam Filosofi Teras ini terdapat salah satu prinsip yang memiliki dampak yang sangat besar dalam hidup yaitu prinsip dikotomi kendali. Prinsip dikotomi kendali ini mengajarkan kita untuk membagi hal dalam hidup kita menjadi dua kategori.

Prinsip Dikotomi Kendali

Prinsip pertama dalam dikotomi kendali ialah segala suatu hal yang dapat kita kendalikan. prinsip ini mengajarkan hal yang dapat kita kendalikan dalam hidup hanya pikiran dan tindakan kita. Oleh karena itu kita harus merefleksikan diri dengan berpikir apa saja hal yang sekiranya dapat kita kendalikan, seperti saat kita marah kita dapat mengendalikan diri kita untuk tetap tenang dan tidak arogan. Dengan merefleksikan diri itulah kita dapat mengetahui respon apa yang dapat kita berikan ketika dihapadi oleh permasalah dalam hidup.

Dengan menerapkan prinsip pertama ini, maka kita akan terhindar dari emosi negatif, yang jika tidak ditangani dengan benar emosi negatif ini dapat menyebabkan stess hingga depresi. Salah-satu cara menangani emosi negatif menurut prinsip ini adalah beranggapan bahwa sebuah kebahagiaan dan penilaian harus didasarkan pada perilaku, bukan kata-kata. Dan kita tidak bisa mengendalikan apapun yang terjadi yang berasal dari luar diri kita atau bersifat eksternal.

Prinsip Kedua dalam dikotomi kendali ialah hal yang tidak bisa kita kendalikan. Setelah memahami prinsip pertama dalam dikotomi kendali, maka kita juga secara tidak langsung dapat mengkategorikan sendiri permasalahan yang tidak bisa kendalikan.  

Lantas bagaimana caranya kita bersikap jika hal tersebut tidak bisa kita tangani? Seperti masalah yang dihadapi orang lain. Hal itu merupakan sesuatu yang berada diluar kendali kita maka, Jika memang hal tersebut diluar kendali kita, kita tidak perlu untuk memikirkan hal tersebut dan hanya perlu bersikap tenang. Kita harus menerapkan persepsi bahwa dalam hidup ini pasti ada hal yang memang tidak bisa kita kendalikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun