Mohon tunggu...
Andi Musdalifah
Andi Musdalifah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

dimana kita menginjakan kaki di situlah kita hidup

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aroma Terapi

6 September 2024   15:22 Diperbarui: 6 September 2024   15:50 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi: Sosialisasi dan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi sesi kedua

Minyak jelantah adalah minyak goreng bekas yang telah digunakan berulang kali untuk menggoreng makanan. Meskipun sering dianggap sebagai limbah yang tidak berguna dan berdampak negatif bagi lingkungan, minyak jelantah sebenarnya memiliki potensi besar untuk diolah menjadi berbagai produk yang bermanfaat. 

Salah satu contoh pengelolaan minyak jelantah di masyarakat Playen saat ini adalah digunakan untuk membakar sampah. Oleh karena itu, KKN Kelompok 08 Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta mengadakan sosialisasi tentang "Dari Limbah Minyak Jelantah Jadi Berkah."

Pelaksanaan ini di tujukan pada ibu ibu PKK Playen 1, Playen, Gunung Kidul, sosialisasi ini diikuti oleh ibu-ibu kader RT 04 secara bertahap, dimulai pada ibu-ibu kader Dasawisma Melati di kediaman Ibu Martini pada Kamis, (22/09/2024). Sosialisasi ini dihadiri oleh 11 ibu-ibu kader yang sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Kegiatan dimulai pukul 13.00 hingga 15.00. Sosialisasi dimulai dengan pembagian poster yang berisi tentang proses pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. 

Dokumentasi pribadi: alur pembuatan lilin aromaterapi
Dokumentasi pribadi: alur pembuatan lilin aromaterapi

Setelah pembagian poster, kami menjelaskan langkah-langkah pembuatan lilin aromaterapi kepada ibu-ibu kader dan kemudian mempraktikkan proses pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Ibu-ibu kader dapat mempraktikannya sendiri. Setelah praktek, kami berdiskusi mengenai tantangan dalam pengolahan minyak jelantah, dan ibu-ibu kini memahami cara mengolah minyak jelantah menjadi produk seperti lilin aromaterapi. Dari sosialisasi ini, berhasil diolah 400 ml minyak jelantah menjadi 12 buah lilin aromaterapi. Setiap ibu-ibu PKK mendapatkan satu buah lilin aromaterapi hasil karya mereka.

Bu Ngatmini, ketua Dasawisma Melati, menyatakan, "Saya sangat senang dengan adanya sosialisasi pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah ini. Selain mendapatkan ilmu baru, saya juga bisa menghasilkan produk yang bermanfaat dan bernilai jual." Pernyataan Bu Ngatmini merupakan penutup kegiatan sosialisasi pada hari tersebut, dan kami tidak lupa mengabadikan momen tersebut dengan foto. 

Dokumentasi pribadi: Sosialisasi dan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi sesi pertama
Dokumentasi pribadi: Sosialisasi dan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi sesi pertama

Kemudian, tahap kedua dilakukan pada Sabtu, (24/09/2024), di kediaman Mas Isnanto, yang diikuti oleh tujuh ibu-ibu PKK yang sedang arisan. Kegiatan sosialisasi dimulai pukul 11.00 hingga 13.45.

Kegiatan dimulai dengan menanyakan kepada ibu-ibu tentang pemanfaatan minyak jelantah. Mereka menyatakan bahwa minyak jelantah tidak digunakan lagi dan hanya didiamkan begitu saja. Setelah itu, kami menjelaskan rencana kami untuk minyak jelantah dengan membagikan poster yang telah kami siapkan kepada mereka. Sambil membaca poster, kami menjelaskan mengenai tantangan dalam mendaur ulang minyak jelantah dan memperkenalkan cara pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah.

Setelah penjelasan, kami mempraktikkan pembuatan lilin aromaterapi dengan menggunakan 300 ml minyak jelantah, yang menghasilkan 9 buah lilin aromaterapi. Lilin-lilin tersebut dibiarkan mengeras selama 7-10 menit sebelum dibagikan kepada ibu-ibu PKK yang mengikuti sosialisasi. Setelah rangkaian acara selesai, kami melakukan dokumentasi sebagai kenang-kenangan bersama ibu-ibu PKK. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun