Mohon tunggu...
ANDI HERMAWAN
ANDI HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Bukan Siapa Siapa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi Guru adalah panggilan Nuraniku dan panggilan Tanggung jawabku, terpanggil berkiprah untuk mencerdaskan anak bangsa. Meski bukan ahli, bukan pintar, bukan hebat, dan bukan siapa siapa, yang utama dan terutama adalah sudah berbuat yang optimal bisa kulakukan. Menjadi guru swasta adalah jalan Keberkahan dan Ridho Allah SWT. Sesuatu yang selalu menjadi harapanKu dan DoaKu. Inshaa Allah Berkah. Aamiin YRA.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mencintai Pekerjaan dengan Meminimalisasi Rasa Malas

25 Januari 2022   15:09 Diperbarui: 25 Januari 2022   15:12 1537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta bertindak sebagai jalan menuju kehidupan yang lebih baik. Ketika kita mencintai atau menyukai pekerjaan kita, maka kita tidak akan hitung-hitungan untuk melakukannya dengan cara-cara terbaik. Anda pun tidak akan pernah merasa lelah atau bosan dengan rutinitas dari pekerjaan yang kita lakukan. kita selalu bisa tampil bugar, kuat, disiplin, tenang, bahagia, antusias, bertenaga, dan melayani dengan gembira.

Ketika jiwa kehilangan cinta terhadap pekerjaan dan pikiran sangat ambisius terhadap nafsu egois, maka kita pasti kehilangan diri sejati untuk menghasilkan prestasi dan kinerja terbaik. Cinta adalah sumber kesuksesan. Apa pun yang kita kerjakan dengan cinta, maka yang kita kerjakan itu akan memberikan hasil terbaik. Cinta membuat kita merasa penuh semangat dan merasa terpenuhi dengan sempurna. Cinta adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan bahagia di tempat kerja. Bila setiap orang bekerja dengan mencintai pekerjaannya, maka energi cinta menjadi kekuatan di setiap proses kerja, untuk menghasilkan kebahagiaan dan kinerja terbaik.

Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa bekerja akan membuat seseorang lebih dicintai oleh Allah SWT. Dari Ibnu Umar ra bersabda, 'Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu'min yang bekerja dengan giat". (HR. Imam Tabrani).  Kemudian dalam hadis lain juga dikemukakan bahwa dengan bekerja, dapat membuat kita terhindar dari azab neraka. "Pada suatu saat, Saad bin Muadz Al-Anshari berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa'ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. Rasulullah bertanya, 'Kenapa tanganmu?' Saad menjawab, 'Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku." Kemudian Rasulullah SAW mengambil tangan Saad dan menciumnya seraya berkata, 'Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka'" (HR. Tabrani)

 

Sering sekali, seseorang sangat berbakat dan pandai dengan pekerjaannya, tetapi kehilangan cinta di tempat kerja, karena lebih mengutamakan uang sebagai motivasi, bukan pekerjaan yang dijadikan sebagai motivasi. Akibatnya, orang tersebut membawa kebiasaan buruk dalam proses kerja, sehingga dia menjadi energi negatif terhadap pekerjaan yang kita lakukan.

Totalitas dalam bekerja sangatlah penting dan menjadi hal yang mendasar, karena dari sini terlihat seberapa profesional kita dalam melakukan pekerjaan. Esensi dari bekerja adalah bagaimana kita memenuhi kewajiban-kewajiban kita dalam pekerjaan yang kita lakukan seperti kehadiran yang tepat pada waktunya, menyelesaikan dan menuntaskan pekerjaan yang kita tanggung, tidak menunda-nunda terlebih mengabaikan pekerjaan yang kita tanggung. Sebuah hadits diriwayatkan oleh Aisyah ra mengenai hal ini, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, dia itqan (baca ; menyempurnakan) pekerjaannya." (HR. Thabrani).

Dalam hal ini, rasa syukur dan tanggung jawab pun hilang, sehingga hanya tersisa pikiran - pikiran buruk yang menggerogoti kelancaran dan kualitas dari proses kerja. Intinya, cinta menghasilkan proses kerja dan keputusan yang hebat dari kehidupan kerja. Bila segala sesuatu dihasilkan dari pikiran yang penuh kasih dan cinta, maka tidak akan ada konflik, yang ada hanya kebaikan dan kedamaian.

Setiap kita yang bisa mendatangkan cinta di tempat kerja adalah pahlawan yang bisa membangun tempat kerja menjadi kuat dan besar. Mendatangkan energi cinta di tempat kerja sesungguhnya sesuatu yang mudah, tidak sulit. Caranya: cintai pekerjaan kita, cintai tantangan kita, cintai perbedaan di tempat kerja, cintai resiko, cintai perubahan, cintai target kita, cintai tanggung jawab, cintai kesulitan, dan cintai orang-orang sulit di tempat kerja.

Bila kita melakukan pekerjaan dengan cinta dan mencintai pekerjaan yang kita lakukan, maka di sepanjang jam kerja hidup kita gembira dan bahagia selalu. Tidak akan ada kesulitan, semua akan terlihat sebagai perjalanan yang menyenangkan. Jadi, cinta menjadikan kita selalu senang dan terhibur dengan semua yang kita hadapi dan kerjakan.

Energi cinta kita di tempat kerja menjadikan kita pemenang dan berprestasi gemilang. Apa pun realitas dan perilaku orang-orang di tempat kerja kita, terimalah mere semua dengan energi cinta kita. Hancurkan yang tidak baik dengan energi cinta kita. Kalahkan yang sombong dengan energi cinta kita. Kita tidak perlu menunjukkan kekuatan dan kekuasaan, cukup menunjukkan energi cinta untuk membuat musuh kita menjadi sahabat baik kita.

Cinta membuat kita mampu menikmati hubungan kerja dengan siapapun. Cinta membuat kita mampu membangun kepercayaan di tempat kerja. Cinta menjadikan kita memahami orang lain sesuai dengan keberadaan mereka. Jadi, kita tidak akan pernah meminta siapa pun untuk menjadi seperti yang kita pikirkan atau inginkan. Kita mampu mencintai setiap orang sesuai keberadaan mereka, bukan sesuai dengan selera atau maunya kita.

Bila kita tidak mencintai pekerjaan dan lingkungan kerja kita, maka kita akan menemukan sangat banyak musuh di dalam tempat kerja kita. Semua yang berbeda atau tidak sesuai dengan kita akan kita anggap sebagai musuh. Energi musuh akan menjadikan kehidupan kerja kita penuh dengan stres dan jauh dari kedamaian. Tanpa cinta, kita hanya mengumpulkan sebanyak mungkin musuh. Cinta terhadap pekerjaan, lingkungan kerja, dan orang-orang di tempat kerja menjadikan kita mampu membangun jembatan yang kuat untuk mencapai karir dan prestasi terbaik.

Ketika membawa energi cinta ke tempat kerja maka semua tekanan yang bersumber dari rekan kerja, atasan, bawahan, atau stakeholders yang lainnya tidak akan mendorong kita untuk tampil dengan kebiasaan buruk. Kita dengan energi cinta yang kuat mampu menerima semua realitas yang tidak sesuai dengan harapan, lalu melalui energi cinta memberikan pengaruh baik agar proses kerja tetap berjalan dalam kecepatan dan kualitas sesuai standar.

Cinta memberi kekuatan untuk mewujudkan dan menghasilkan yang terbaik. Cinta menghasilkan pemikiran, persepsi, dan akal yang merangkul semua walau saling berbeda pandangan. Cinta tidak menghakimi dan menilai, cinta hanya menerima dan melayani dengan tulus. Dan, hal ini akan membuat lingkungan kerja tidak kaku, tetapi lincah di dalam kemampuan dan kepercayaan diri yang tinggi.

Sikap dan komitmen kita untuk mencintai pekerjaan dan lingkungan kerja dengan tulus akan membawa dampak positif yang luar biasa. Cinta menghapus konflik dan stres di tempat kerja. Cinta menciptakan keteraturan dan menghilangkan kekacauan. Cinta mengembangkan dan membangkitkan semangat tim di tempat kerja. Cinta meningkatkan pengabdian dan pelayanan. Cinta menguatkan etos kerja yang berpengetahuan dalam sukacita dan perdamaian bersama. Cinta meniadakan pikiran negatif, kemarahan, keserakahan, kemalasan, sifat egois, dan saling menyalahkan. Cinta membuat kita fokus dalam pengabdian untuk mencapai target materialistik melalui sukacita dan kebahagiaan.

Kehidupan dihidupi dengan pekerjaan. Setiap makhluk harus bekerja untuk kelangsungan hidupnya. Seekor semut tidak pernah malas untuk bekerja keras mencari makan. Burung tidak pernah berdiam disarang dan menunggu makanan, tetapi dia terbang meninggalkan sarang untuk menemukan makanan. Semua kehidupan bekerja keras untuk menjalani hidup. Siapa pun yang malas akan mengalami kehidupan yang merugikan dirinya. Bekerja keras dengan kreativitas yang tinggi adalah jalan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih sejahtera.

Pikiran positif yang fokus menekuni sebuah pekerjaan dengan sepenuh hati adalah cara untuk menjalankan kehidupan yang baik. Kita semua harus bekerja, harus menjadi produktif, harus kreatif dan inovatif. Kita semua harus memiliki disiplin dan tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas hidup. Kehidupan kita menjadi lebih sejahtera jika kita produktif untuk menghasilkan prestasi terbaik. Kehidupan yang baik dihasilkan melalui kerja. Teruslah bekerja, lakukan sesuatu bagi kehidupan, layani hidup ini dengan sepenuh hati, jangan membiarkan rasa malas menguasai hidup dan menghancurkan masa depan.

Setiap hari kita harus menyalurkan energi positif ke dalam kerja yang produktif. Menjadi bijak dan cerdas agar energi positif tidak dirusak dengan energi negatif. Perilaku pesimis, mengeluh, dan menyalahkan orang lain akan menguras energi positif dan akan mengarahkan diri menuju tujuan yang salah. Jadi, berhati-hatilah, jangan sampai energi kita terkonsentrasi menuju tujuan yang tidak kita inginkan. Bekerja dengan jujur, ikhlas, dan sepenuh hati akan membuat kita berjalan di jalan kebenaran untuk menemukan kesejahteraan sejati yang membahagiakan hidup kita.

Berikan cinta dan totalitas terhadap pekerjaan. Tawarkan dan persembahkan kualitas terbaik bagi setiap stakeholders. Jangan pernah bekerja dengan setengah hati. Sikap, etos, perilaku, dan karakter haruslah totalitas untuk membangkitkan energi sukses dari dalam diri. Jadilah ikhlas untuk menerima segala hal yang dihadapi. Terimalah masalah dengan sabar dan ikhlas, kemudian kuatkan energi positif untuk menemukan jalan kesejahteraan yang lebih baik.

Perilaku malas menghilangkan kesejahteraan dan keberuntungan. Oleh karena itu, jangan membiarkan pikiran dimasuki oleh virus-virus malas. Jangan membiarkan mental dan emosional menjadi malas untuk mengerjakan yang harus segera dikerjakan. Kuatkan energi penjaga hati dan pikiran agar selalu mengingatkan kita tentang tanggung jawab atas pekerjaan kita. Miliki niat dan kemauan untuk selalu mengendalikan segalanya dengan pikiran positif. Jadilah arsitek yang cerdas merancang etos kerja terbaik untuk melakukan tugas dan tanggung jawab dengan sempurna. Semoga tulisan ini bermanfaat. Aamiin YRA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun