Nabi Khidir adalah seorang nabi yang diberi ilmu dan hikmah oleh Allah SWT. Namanya berarti "Orang Hijau" dalam bahasa Arab, karena ia dikaitkan dengan kehidupan dan kesuburan. Nabi Khidir diceritakan bertemu dengan Nabi Musa AS dalam Al-Quran surah Al-Kahfi ayat 60-82, dan mengajarkan kepadanya beberapa hikmah yang tidak dimengerti oleh akal manusia. Nabi Khidir juga dipercaya oleh banyak orang sebagai sosok yang abadi dan muncul di berbagai tempat dan waktu untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
Salah satu kisah yang menarik tentang Nabi Khidir adalah pertemuannya dengan St George. Kisah ini ditulis oleh Diana Darke dalam esai The Legend of the Mysterious Green Man. Menurut Darke, St George dan Nabi Khidir adalah dua sosok yang sama, atau setidaknya memiliki hubungan yang erat. Ia berpendapat bahwa legenda St George membunuh naga berasal dari Timur Tengah, dan bahwa St George sendiri adalah seorang Kristen dari Palestina yang mati syahid di bawah pemerintahan Romawi.
Darke juga mengutip beberapa sumber sejarah dan sastra yang menunjukkan adanya pengaruh Islam terhadap legenda St George. Misalnya, ia menyebutkan bahwa dalam salah satu versi cerita rakyat Inggris, St George bertemu dengan seorang tua berjubah hijau di dekat sebuah sumur, yang memberinya pedang ajaib untuk melawan naga. Darke mengidentifikasi orang tua itu sebagai Nabi Khidir, yang sering dikaitkan dengan air dan sumur sebagai sumber kehidupan. Ia juga menulis bahwa dalam beberapa tradisi Sufi, Nabi Khidir dan St George digambarkan sebagai sahabat atau saudara, bahkan sebagai dua wajah dari satu jiwa.
Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa ada keterkaitan antara sosok St George yang terdapat dalam buku Scouting for Boys dengan sosok Nabi Khidir yang dikenal dalam Islam. Keduanya adalah simbol dari keberanian, kebaikan, dan kebijaksanaan, yang dapat menjadi inspirasi bagi kita semua. Keduanya juga menunjukkan bahwa ada persamaan dan pengaruh antara budaya dan agama yang berbeda, yang dapat menjadi jembatan untuk saling menghormati dan menghargai.
------------
Sosok king charles III adalah seorang yang menghormati dan mengagumi Islam sebagai agama dan peradaban. Ia memiliki pengetahuan dan minat yang mendalam tentang sejarah dan teologi Islam, bahkan belajar bahasa Arab untuk memahami Al-Quran lebih baik. Ia juga sering menyampaikan pandangan-pandangannya tentang isu-isu yang berkaitan dengan Islam dan dunia Muslim, seperti lingkungan, toleransi, dan perdamaian. Ia dianggap sebagai raja yang paling pro-Islam dalam sejarah Inggris.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H