Teringat cerita teman dari temannya teman tentang sebagian kebiasaan baik Jokowi sewaktu masih menjadi Walikota Surakarta, lalu jadi Gubernur DKI, dan sampai menjadi calon Presiden RI. Intinya, dalam setiap waktu dan aktifitasnya Jokowi selalu ingin tahu, merasa haus akan ilmu, haus informasi, dan suka mendengarkan pendapat, masukan atau pandangan dari siapapun lawan bicaranya. Bahkan menurut cerita tersebut, tak jarang Jokowi mencatat apapun yang dirasa perlu untuk dicatat di dalam catatan (buku kecil) yang selalu Ia bawa kemana-mana.
Cerita di atas menggambarkan bahwa Jokowi adalah seseorang yang selalu belajar, mempelajari, dan menganalisa segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Bisa juga dikatakan, Jokowi itu sangat responsif dan peduli dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Dan banyak lagi hal-hal positif, serta tanda-tanda kebaikan yang terpancar dari pribadi Jokowi yang sudah banyak diulas oleh penulis lain. Dari tanda-tanda itulah maka tak salah kalau sebagian besar rakyat Indonesia menaruh harapan yang sangat besar dan mendukung Jokowi sampai terpilih menjadi Presiden RI.
Ketika sudah sampai pada pengumuman Kabinet Kerja nya, sebagaian rakyat sudah mulai agak was-was, lalu mulai ragu setelah pengangkatan Jaksa Agung, menaikkan harga BBM, dan menurunkan lagi 2 kali. Sementara harga-harga barang telah terlanjur naik dan cenderung tidak turun walaupun BBM turun.Termasuk kebijakan pengangkatan Watimpres yang terkesan mengakomodir kepentingan partai politik pendukungnya.
Tapi di tengah keraguan itu, rakyat pun sedikit terhibur dengan kebijakan tegas bersama menteri Susi dalam menenggelamkan kapal pencuri ikan asing, Lanjut dengan ketegasan Jokowi dalam menolak grasi terpidana mati gembong Narkoba, dan penghapusan KTKLN bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Kegaduhan mulai muncul saat mendekati 100 hari masa kerja nya, Jokowi dihadapkan dalam keadaan, situasi, dan pilihan yang sulit saat mencoba mengganti pimpinan Polri. Calon Kapolri yang diusulkan Jokowi tersangkut masalah dengan KPK, sehingga menimbulkan polemik yang berbuntut panjang antara berbagai institusi seperti KPK, Polri, DPR, Parpol, dan beberapa lembaga lainnya. Sementara itu rakyat mulai tak sabar dan kecewa dengan langkah dan kebijakan Jokowi yang terkesan tidak tegas dalam menyelesaikan polemik yang terjadi antara KPK vs Polri. Termasuk pendukungnya sendiri, contohnya salah satu grup pendukung semula berlogo Salam Dua Jari saat kampanye Pilres lalu, sekarang dipelesetkan menjadi 'Salam Gigit Jari' karena kecewa sama Jokowi.
Namun kalau melihat dari gambaran kepribadian dan kebiasaan baik Jokowi seperti yang diceritakan oleh teman dari temannya teman seperti cerita pada alinea paling atas, maka menurut saya kita tidak usah terlalu cemas dengan situasi sulit yang sedang dialami Jokowi sekarang. Jokowi telah memberikan sinyal positif, salah satunya dengan menunjuk Tim Independen untuk membantu dalam menyelesaikan polemik yang terjadi saat ini. Hal ini merupakan bukti respon cepat Jokowi terhadap situasi sulit yang terjadi di lingkarannya.
Saya yakin Presiden Jokowi akan mampu melewati ujian berat ini. Malah dengan adanya ujian berat inilah Jokowi akan banyak belajar, berbenah, dan beres-beres, sampai nanti Ia merasakan menjadi "Presiden Yang Sesungguhnya". Semoga!! Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H