Oleh : Andi Aulia Rahman
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia ; Staf Dep.Advokasi BEM FHUI 2013; Anggota Serambi FHUI ; Staf Divisi Kajian Ilmiah LK2 FHUI.
Segala urusan di negeri ini erat kaitannya dengan politik. Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah kepada rakyatnya akan sangat bergantung pada keadaan dan kestabilan politik. Oleh karenanya, politik tidak salah jika dikatakan sebagai salah satu unsur yang sangat mempengaruhi perkembangan suatu bangsa.
Di Indonesia, dunia politik mengalamiperubahan semenjak memasuki era reformasi. Munculnya kemerdekaan masyarakat dalam mengeluarkan pendapat dan melakukan aktivitas politik menjadi suatu pertanda bahwa dunia politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Belum lagi ditambah adanya kemerdekaan pers yang menyelimuti suasana perpolitikan di negara kita.
Namun, ditengah maraknya aktivitas perpolitikan di negara kita, ada satu hal yang tertinggal, yakni peranan kaum muda dalam aktivitas politik. Keterlibatan kaum muda dalam perpolitikan bangsa masih belum menunjukkan pengaruh yang besar. Hal ini dikarenakan banyak diantara kita yang memiliki anggapan bahwa politik hanya ditujukan untuk orang dewasa saja, bahkan terlarang untuk kaum muda seperti kaum muda dan mahasiswa. Anggapan ini tentu saja sangat bertolak belakang dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Salah satu Proklamator Kemerdekaan, Bung Hatta, adalah seorang politikus yang memulai aktivitas politiknya sejak usia muda. Beliau telah menyadari akan pentingnya peranan dalam bidang politik dengan bergabung kedalam organisasi Jong Sumatranen Bond pada tahun 1918, ketika usia beliau menginjak 16 Tahun.Karenanya, anggapan bahwa politik hanya diperuntukkan bagi kaum dewasa saja, itu sangat mudah untuk dipatahkan.
Lantas, bagaimana keadaan kaum muda Indonesia masa kini? Masih adakah Hatta-hatta muda yang geloranya terpanggil ketika melihat ketidakadilan dan kemunafikan yang terjadi di negeri ini? Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa era globalisasi sekarang ini menjadikan arus informasi dan pengetahuan mengalir dengan deras. Tren menunjukkan bahwa kaum muda Indonesia masa kini terperangkap dalam budaya hedonisme yang cenderung konsumtif. Hal inilah yang menjadikan kaum muda semakin apatis terhadap hal-hal yang berbau politik. Banyak kaum muda yang memilih untuk tidak berurusan dengan dunia politik. Bahkan, untuk sekedar mengamatinya sajapun, kaum muda memilih menghindar. Menurunnya minat kaum muda dalam urusan politik menjadi suatu fakta yang tak terbantahkan.
Penyebab utama dari terjadinya penurunan minat kaum muda dalam urusan politik tidak lain adalah keadaan politik di negara kita yang bisa dikatakan jauh dari nilai-nilai ideal. Kondisi perpolitikan di negara kita semakin hari semakin dipenuhi ego kekuasaan dan bahkan tidak sama sekali menunjukkan keberpihakannya terhadap rakyat.Banyaknya politikus yang tersandung kasus kejahatan seperti Korupsi dan Penyalahgunaan Wewenang lainnya, menjadikan turunnya kesadaran dan partisipasi masyarakat, termasuk kaum muda, dalam hal politik.
Oleh karenanya, momentum kemerdekaan nasional ini salah satunya dapat dipahami sebagai momentum mengembalikan kesadaran politik kaum muda. Fakta telah membuktikan bahwa kesadaran politik kaum muda telah membawa banyak perubahan besar dalam bangsa ini, seperti momentum Proklamasi 1945 dan Reformasi 1998.
Selamat Hari Kemerdekaan !
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI