Mohon tunggu...
Andhon AkbarPratiwi
Andhon AkbarPratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tiwii

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Sumber Daya Manusia: Bagaimana Lingkungan Kerja Mempengaruhi Produktivitas Karyawan

19 November 2021   14:58 Diperbarui: 19 November 2021   15:00 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak karyawan dapat bekerja untuk waktu yang lama di perusahaan yang sangat produktif, bahkan jika mereka tidak memiliki banyak pendapatan.

Berdasarkan Harvard Business Review, sebuah survei oleh Institute of Best Practices menemukan bahwa 94% responden mengalami peningkatan produktivitas kerja dua hingga empat kali lipat ketika mereka menyukai pekerjaan mereka. Selain pendapatan, 4.444 karyawan mencatat bahwa kenyamanan yang mereka rasakan di tempat kerja merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas mereka dengan menumbuhkan kecintaan mereka pada pekerjaan dan perusahaan.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan produktivitas dengan mendorong karyawan untuk mencintai pekerjaan dan perusahaannya.

Anda akan semakin mencintai pekerjaan Anda saat bersama  rekan kerja yang menyenangkan. Memiliki rekan kerja yang mau melamar dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah bisnis dapat mempermudah pekerjaan Anda.

Faktor penting lainnya dalam menciptakan kenyamanan di tempat kerja adalah kemampuan berkomunikasi dengan rekan kerja.

Apakah Anda tahu tipe rekan kerja yang paling Anda benci?

Survei Lee Hecht Harrison tentang eksekutif karir menemukan bahwa 45% responden tidak menyukai rekan kerja yang suka mengobrol.

Jim Greerway dari Lee Hecht Harrison menjelaskan bahwa percakapan ad hoc acak dengan rekan kerja dapat menginspirasi kolaborasi, menghasilkan ide-ide baru, membangun kepercayaan, dan meningkatkan produktivitas. Ingat, terlalu banyak bicara justru bisa menimbulkan kecemasan di antara rekan kerja Anda.

  • Saling Menghormati Rekan Kerja

Salah satu bentuk etika kerja yang baik yang diharapkan oleh karyawan adalah saling menghargai pendapat orang lain, menghargai perbedaan, dan keterbukaan. Karyawan secara alami berharap untuk bekerja dalam lingkungan yang menghargai, percaya, dan mendengarkan.

Perbedaan pendapat harus dihormati dan kontribusi kepada tim harus layak. Harvard Business Review, sebuah majalah manajemen yang diterbitkan oleh Universitas Harvard di Amerika Serikat, melakukan survei ruang kantor dan evaluasi perusahaan terhadap 20.000 karyawan di seluruh dunia. Hasilnya, 56% karyawan merasa sehat dan bahagia, 89% menikmati dan puas dengan pekerjaannya, dan 92% merasa dapat lebih fokus pada pekerjaannya.

Karyawan dengan persetujuan penyelia 1,1 kali lebih mungkin untuk tetap bekerja di  perusahaan daripada karyawan dengan nilai rendah.

  •  Beban Kerja Seimbang

Bekerja sesuai dengan kemampuan dan kemampuan sendiri meningkatkan produktivitas karyawan dan membuat mereka  lebih mencintai pekerjaannya. Terlalu banyak pekerjaan tidak menghalangi karyawan untuk maju lebih jauh dan dapat melelahkan secara fisik dan berdampak psikologis.

Orang itu dingin dan kasar dan sering marah kepada bawahan dan rekan kerja. Ini karena terlalu banyak pekerjaan.

Oleh karena itu, lebih baik memberikan pekerjaan yang menyeimbangkan kenyamanan, pendapatan, dan tanggung jawab. Kemudian Anda dapat sepenuhnya membenamkan diri dalam pekerjaan Anda dan menjadi lebih produktif sampai karyawan Anda menyukai apa yang mereka lakukan.

  • Tidak diperlukan micromanaging

Anda akan merasa lebih nyaman dan percaya diri di tempat kerja jika Anda menerima dukungan dengan pengawasan ketat dan tidak ada duplikasi statistik.

Tentu saja, tidak ada karyawan yang menginginkan regulasi dan pengawasan yang berlebihan. Mengamati karyawan Anda dan mengendalikan semua gerakan mereka dapat mempersulit mereka untuk bekerja dan, lebih buruk lagi, membuat mereka tidak menyukai pekerjaan mereka dan bos mereka. Otomatis, hal ini  menjadi rintangan yang sulit untuk mencapai kinerja.

Manajer harus mulai membangun kepercayaan pada setiap karyawan, memungkinkan mereka untuk bekerja menuju tujuan mereka tanpa harus mengelola dan mengendalikan hal-hal terkecil sekalipun. Akibatnya, karyawan akan merasa lebih bangga dengan pekerjaannya dan lebih  merasakan perannya di perusahaan, daripada sekadar menjadi 'robot' di bawah kendali dan komando atasannya.

  •  Prioritaskan keseimbangan kehidupan kerja.

Banyak perusahaan sekarang menawarkan jam kerja yang fleksibel untuk memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk bekerja di luar kantor. Memberikan kesempatan work-life balance adalah bentuk kepedulian terhadap karyawan, dan membuat mereka bekerja lebih keras setiap hari bukanlah hal yang egois.

Beberapa contoh lain yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja bagi karyawannya (misalnya, memenuhi syarat untuk liburan yang tidak mengganggu, tidak mengambil liburan sebagai pengganti banyak proyek yang tertunda, mempertahankan kebijakan perdamaian di rumah), (bekerja  dengan pedagang tertentu) diskon karyawan, dll.

Dengan menggunakan informasi di atas, mari  kita evaluasi lingkungan kerja seperti apa yang telah kita buat mulai sekarang. Kami berharap tujuan perusahaan akan tercapai dalam lingkungan kerja yang menyenangkan dan menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun