Mohon tunggu...
Andhon AkbarPratiwi
Andhon AkbarPratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tiwii

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Chikungunya menyerang warga Banjarnegara

18 November 2021   23:26 Diperbarui: 26 Desember 2021   19:18 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 masih ada, dan sebagian masyarakat di Banjarnegara saat ini menderita chikungunya. Di Desa Parakanchanggah, beberapa warga terjangkit virus yang ditularkan nyamuk tersebut. Sarwosari Banjarnegara, Wakil Wali Kota Parakancanggah, mengatakan 26 warga terdampak chikungunya. Tapi hanya mereka yang menguji diri dan mendaftar di Puskesmas.

 Tidak termasuk pasien rumah sakit dan petugas kesehatan lainnya.

 Beberapa pasien chikungunya melakukan pengobatan sendiri di rumah atau memutuskan untuk tidak pergi ke rumah sakit.

 "Orang-orang memeriksa Puskesmas. Karena ada yang berobat ke rumah sakit dan ada juga yang tidak berobat ke dokter," ujarnya, Rabu (17/11/2021). Serangan

 Chikungunya sebenarnya tidak terlalu baru.

 Shri mengaku mendapat informasi setelah Idul Fitri 2021  beberapa warga terkena chikungunya. Dari Oktober hingga November
, populasi mulai memuncak. Gejala umum pada penderita Chikungunya

  adalah pusing, nyeri tulang, dan ruam kulit merah.

 Menurut informasi yang diterimanya, penyakit itu tidak mematikan seperti demam berdarah.

 Sulit bagi orang yang sakit saja untuk melakukan tindakan apa pun karena penyakit itu menyerang persendian.

 Dia telah melihat beberapa orang yang menderita chikungunya merasa sulit untuk bergerak dan berjalan seperti robot.

 "Tidak fatal, hanya butuh waktu lama untuk sembuh." Dia berkata.

 Dia menemukan bahwa akan memakan waktu satu sampai dua bulan untuk menyembuhkan seorang ticungunya yang menyerang seorang penduduk.

 Karena daya tahan tubuh masih kuat, masa pemulihannya relatif  singkat, sekitar 14 hari, tidak seperti anak-anak.
 "Beberapa sembuh dan kemudian lelah dan kembali ketika kekebalan rendah," katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun