Dalam kasus yang lain, dua perempuan di bawah umur berinisial N dan A ditangkap oleh polisi karena diduga terlibat kasus prostitusi (Okenews, 2022). N dan A terjaring operasi satpol PP di area pemakaman Kembang Kuning. N dan A kemudian diberikan pendampingan di Liponsos Keputih. Latar belakang permasalahan kedua anak itu berbeda. N ditinggal oleh orang tuanya yang meninggal dunia sedangkan A dipekerjakan sebagai prostitusi dan pengamen jalanan.
      Faktor Terjadinya Prostitusi
     Bahwasannya faktor utama penyebab dari terjadinya penyimpangan sosial prostitusi di Surabaya adalah faktor lingkungan. Pada urutan pertama adalah faktor lingkungan keluarga dan kemudian kedua adalah faktor lingkungan pertemanan. Faktor lingkungan keluarga yang dimaksud adalah lemahnya pengawasan dari lingkungan keluarga, dan kemudian untuk lingkungan pertemanan adalah lingkup pertemanan yang kurang sehat di mana pergaulan yang ada di lingkup tersebut tidak berada arah untuk membawa diri pada perilaku-perilaku yang baik atau sesuai norma.
    Faktor ekonomi juga memegang peranan penting dalam mendorong seseorang terlibat dalam prostitusi. Kondisi ekonomi yang sulit, seperti kemiskinan dan tingginya angka pengangguran, seringkali menjadi alasan utama bagi seseorang untuk memasuki dunia prostitusi sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kesempatan kerja yang terbatas juga turut andil, Terutama bagi perempuan, peluang kerja yang terbatas dan rendahnya tingkat pendidikan dapat menjadikan mereka terpinggirkan dalam pasar kerja, sehingga beberapa memilih prostitusi sebagai jalan keluar. Namun, tidak dipungkiri gaya hidup yang melebihi kemampuan ekonomi juga menjadi faktor lain atas terjadinya prostitusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H