Mohon tunggu...
andhita jasmine
andhita jasmine Mohon Tunggu... Lainnya - A student

for educational purposes.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ironi, Solidaritas, dan Liberalisme dalam Pandangan Richard Rorty

2 Desember 2020   18:42 Diperbarui: 3 Desember 2020   09:21 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemikiran Richard Rorty 

Manusia Ironis

Menurut Richard Rorty, manusia ironis adalah orang yang menyadari bahwa pandangan-pandangan dunia selalu bersifat kebetulan dan tidak mempunyai kepastian mutlak. Tidak menutup kemungkinan bahwa manusia ironis ini sulit untuk bersandar pada teori-teori ilmiah maupun non-ilmiah. Dalam bukunya Contingency, Irony, and Solidarity, manusia ironis diartikan sebagai ia yang berani menerima kenyataan bahwa kepercayaan dan keinginannya yang paling sentral pun tidak mempunyai kepastian. 

Namun, orang yang ironis tidak berarti bahwa dia tidak dapat benar-benar mempercayai sesuatu, sepenuhnya skeptis terhadap pandangan-pandangan, dan bukan orang yang sudah pasti tidak memiliki keyakinan. Akan tetapi, yang ingin ditekankan Rorty di sini adalah bahwa orang yang ironis adalah seseorang yang dapat mempercayai sesuatu sejalan dengan kebersediaan mengakui bahwa orang lain mungkin memiliki pendapat dan keyakinan yang berbeda.

Manusia Metafisik

Kebalikan dari manusia ironis disebut Rorty ’manusia metafisik’ (the metaphysician). Manusia metafisik adalah mereka yang meyakini bahwa hakikat memiliki makna yang mutlak dan obyektif. Orang-orang metafisika percaya bahwa segala sesuatu memiliki sifat objektifnya, dan ilmu filsafat memiliki peran tanggung jawab untuk menemukannya. Pandangan dunia, menurut keyakinan moral dan agamanya, bukan hanya soal kosa kata, tapi juga soal kebenaran objektif. Hanya satu orang yang benar, yang lainnya mutlak dan pasti salah.

Manusia Liberal yang Ironis

Masyarakat liberal adalah masyarakat dengan keputusan-keputusan yang diambil secara adil dan tanpa paksaan pihak lain. Manusia ironis adalah yang berlaku ironis terhadap diri sendiri dan bukan terhadap orang lain. Karena itu, dia tidak menganggap keyakinannya sebagai kebenaran yang mutlak, dia juga tidak akan merugikan orang lain dengan meremehkan pandangan tentang dunia dan keyakinannya. Ia bersedia mengakui orang lain dengan sepenuhnya.  Dalam paham liberal atau masyarakat bebas, orang tidak perlu takut untuk mengatakan dan mengutarakan apa yang mereka pikirkan akan bersinggungan dengan pandangan pihak lain, karena memang itulah letak keistimewaan dari paham liberalisme.  

Membangkitkan Solidaritas

Dalam karyanya, Rorty mengungkapkan bahwa solidaritas antarmanusia tidak ditemukan begitu saja melalui refleksi, melainkan melalui proses penciptaan oleh manusia itu sendiri. Solidaritas tercipta dengan meningkatkan kepekaan kita terhadap kenyataan rasa sakit dan penghinaan orang lain yang tidak kita kenal, atau dengan kata lain berempati. Kepekaan itu membuat lebih sulit untuk menyingkirkan orang yang berbeda dari diri sendiri. 

Rorty berpendapat bahwa filsafat sebagai ilmu disiplin ketat berpikir teoretis tidak banyak membantu dalam membangun solidaritas yang memang notabene merupakan persoalan sosial dan kepekaan manusia yang tidak bisa melulu diukur dengan teori. Maka dari itu dalam upaya membangkitkan solidaritas antarmanusia, Rorty menggunakan instrumen seni sebagai alat bantu untuk mewujudkan misinya. Seni menurutnya dapat membantu melalui kajian sastra yang dapat menjadi media untuk menyalurkan perasaan dan saling menuangkan kepekaan untuk solidaritas bersama. Ia pun lebih mengandalkan peran para penyair, penulis, hingga wartawan untuk ikut serta menyerukan aksi sosialnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun