Mohon tunggu...
Andhika Nur Afian
Andhika Nur Afian Mohon Tunggu... -

suka dunia blogging, dan humoris, aktif nulis dan coding. simak semuanya di http://fieyanh.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Tak Punya Pacar Malu, Tak Punya Akhlak Tak Malu" Bagaimana?

21 September 2010   00:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:06 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penyimpangan dunia remaja sekarang hamper memprihatinkan, banyak remaja yang sebagian kurang moral, hal ini menjadikan generasi muda yang kurang tentang keimanan. Suatu ketika saya mencoba cari sebuah ide tulisan, saat FBan (facebook,red) menemukan status yang menarik yaitu :

“anak-anak muda,temen-temenQ bilang tidak punya pacar sekarang malu, sebetulnya lao tidak punya akhlaq kita harus malu”

Dari update status itu lah saya coba buat tema postingan kali ini, bagaimana sebetulnya tanggapan anda? Sebuah kejadian nyata di masyarakat, anak muda sering berlomba lomba mencari pasangan. Melihat sekarang anak SMP pun yang masih baru lulus dari Sekolah dasar sudah mengenal apa itu pacar? Apa itu cinta? Mereka bergandengan tangan, cium pipi kanan-kiri sana sini.

Memang tidak ada yang melarang orang jatuh cinta, karena sudah kodrat-Nya kita di jadikan berpasangan. Tapi apakah seperti itu merupakan hal baik? Tentu,bukan..

Berciuman lawan jenis yang bukan muhrimnya pun tidak boleh, dimana akhlak kita? Memang akhlak perlu kita tanam kan pada mereka. Sebetulnya penanaman akhlak terpuji itu dari pihak terdekat yaitu keluarga. Keluarga memberi arahan terhadap putra putrinya tentang hubungan lawan jenis. Mereka juga pernah muda.

Jika mereka sudah mempunyai anggapan diatas (di cetak miring) sudah merupakan penyimpangan akhlak. Dimana-mana, di tempat wisata, dan tempat paling di sukai adalah pantai.

Seberapa pentingkah arti pacar? Daripada kita harus membiarkan akhlak kita terbuang. Mereka hanya mementingkan hawa nafsu belaka. Tapi mereka kadang bilang “ kita ini pacaran islami?” . dan munculah pertanyaan dari kamu bagaimana pacaran islami. Sebenarnya arti pacaran islami adalah bukan pacaran seperti umumnya kita melihat anak muda sekarang. Pergi berdua walaupun hanya bepergian itupun tak boleh, apalagi menyentuh, meraba,dan sebagainya. Pacaran islami adalah pacaran setelah nikah. Dijelaskan dalam islam :

  • Jangan bersentuhan dengan pacar, jangan berpelukan,  jangan meraba,  jangan mencium, bahkan berjabat tangan juga tidak boleh, apalagi yang lebih dari sekedar jabat tangan
”Seandainya kepala seseorang di tusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Hadits hasan riwayat Thobroni dalam Al-Mu’jam Kabir 20/174/386 dan Rauyani dalam Musnad: 1283, lihat Ash Shohihah 1/447/226)
  • Jangan memandang aurat pacar, masing-masing harus memakai pakaian yang menutupi auratnya

“Katakanlah kepada orang-orang beriman laki-laki hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya..” (Al Qur’an Surat An Nur ayat 30)

Dan apa yang membuat dia malu tak punya pacar? Bukan hanya perkataan temen saja yang mengejek kalian. Tapi sebenarnya kita malu jika tak punya akhlak, karena itu merupakan sesuatu modal kita berpacaran islami. Terus generasi kita bagaimana? Jika kalian tak punya akhlak.

Mari kita luruskanlah pandangan mereka tentang anggap “malu jika tidak punya pacar”. Apa dengan tidak punya kita tidak gaul, tidak laku, dan apakah kita kurang menarik di mata lawan jenis? Tapi dalam firman allah di jelaskan :

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

30.21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun