Mohon tunggu...
andhika mufid
andhika mufid Mohon Tunggu... Jurnalis - UNAIR

Jurnalis Mahasiswa UNAIR, Penulis, Pengamatan Ekonomi Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Lebih dalam Apa itu Prokrastinasi

19 Agustus 2024   10:45 Diperbarui: 19 Agustus 2024   10:49 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengatasi prokrastinasi adalah tantangan yang umum dihadapi, terutama di kalangan generasi muda yang sering kali dihadapkan dengan berbagai distraksi dan tanggung jawab.

Langkah pertama yang krusial adalah mengenali penyebab mendasar dari prokrastinasi itu sendiri. Banyak dari kita menunda-nunda pekerjaan karena takut gagal, kurang motivasi, atau terganggu oleh lingkungan sekitar. Dengan memahami alasan-alasan ini, kita bisa mulai mencari solusi yang tepat dan efektif. 

Salah satu cara untuk mengatasi rasa kewalahan adalah dengan memecah tugas besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola. Ketika tugas besar tampak seperti gunung yang harus didaki, memecahnya menjadi langkah-langkah kecil bisa membuatnya tampak lebih seperti serangkaian bukit kecil. Ini tidak hanya mengurangi stres tetapi juga membuat kita merasa lebih termotivasi untuk mulai bekerja.

Manajemen waktu yang baik adalah kunci dalam mengatasi prokrastinasi. Teknik Pomodoro, di mana kita bekerja selama 25 menit dan kemudian beristirahat selama 5 menit, adalah salah satu metode yang terbukti efektif. Teknik ini tidak hanya membantu meningkatkan fokus tetapi juga memberikan kesempatan untuk beristirahat sejenak dan menyegarkan pikiran sebelum kembali bekerja. Dengan begitu, kita bisa menjaga produktivitas tetap tinggi tanpa merasa terlalu lelah.Mengubah pola pikir kita juga penting.

Alih-alih melihat tugas dan tantangan sebagai penghalang, kita bisa melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Pola pikir seperti ini, yang dikenal sebagai "growth mindset", dapat membantu kita menghadapi tugas dengan sikap positif dan terbuka.

Ketika kita melihat setiap kesulitan sebagai peluang untuk meningkatkan diri, kita cenderung lebih termotivasi dan kurang takut untuk mencoba.

Lingkungan kerja yang mendukung juga memainkan peran besar dalam mengatasi prokrastinasi. Mengurangi gangguan adalah langkah penting; ciptakan ruang kerja yang bersih dan terorganisir yang meminimalkan distraksi. Misalnya, menonaktifkan notifikasi pada ponsel atau komputer saat bekerja dapat membantu kita tetap fokus. 

Selain itu, menetapkan batasan yang jelas untuk penggunaan media sosial atau perangkat lain yang sering kali menjadi sumber gangguan bisa sangat membantu. Dukungan dari teman atau mentor juga tidak kalah penting. Berbagi tujuan dan kemajuan dengan orang lain bisa memberikan dorongan tambahan dan rasa tanggung jawab. 

Ketika kita tahu bahwa ada seseorang yang mendukung kita dan mengharapkan kita untuk berhasil, kita cenderung lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Selain itu, memiliki seseorang untuk berdiskusi dan meminta saran juga bisa memberikan perspektif baru dan solusi yang mungkin tidak kita pikirkan sebelumnya.

Terakhir, penting untuk memberikan diri sendiri penghargaan kecil setelah menyelesaikan tugas. Ini bisa berupa sesuatu yang sederhana seperti istirahat sejenak, camilan favorit, atau aktivitas yang kita nikmati. Penghargaan ini bisa menjadi motivator yang efektif, membantu kita merasa dihargai dan termotivasi untuk terus bekerja dengan baik.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, generasi muda dapat mengatasi prokrastinasi, meningkatkan produktivitas, dan menjadi lebih terorganisir dalam mencapai tujuan mereka.

Prokrastinasi mungkin merupakan tantangan besar, tetapi dengan pendekatan yang tepat, kita bisa menaklukkannya dan mencapai potensi penuh kita.

Nama Penulis : Andhika Mufid

Editor : David

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun