Mohon tunggu...
Andhika Hadi Pratama
Andhika Hadi Pratama Mohon Tunggu... Desainer - Memberi informasi tanpa basa-basi

Memutuskan menulis untuk melepas beban

Selanjutnya

Tutup

Nature

Miris! Kualitas Udara di Indonesia Sudah Seburuk Ini

10 November 2021   03:33 Diperbarui: 10 November 2021   03:38 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap tahun, masalah kualitas udara di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dan terus menjadi polemik yang tidak kunjung habis dibahas oleh para pemerhati lingkungan.

Menurut AQLI (Air Quality Live Index) kualitas udara di Indonesia kian memburuk, terhitung sejak dua dekade terakhir. Bahkan Indonesia mendapat peringkat ke-20 Negara dengan kualitas udara terburuk di Dunia.

Berdasarkan pengamatan AQLI, kurang lebih 91% penduduk Indonesia tinggal di wilayah yang memiliki tingkat kualitas udara melewati batas aman sesuai standar WHO.

Menurut WHO, rata-rata konsentrasi per-tahun dari polutan udara atau particullate matter (PM2,5) tidak boleh melebihi 10 Mikron per Meter Kubik.

Sedangkan AQLI mencatat, kota Jakarta sendiri memiliki konsentrasi PM2,5 enam kali lipat lebih tinggi dari batas aman WHO, dan jika kondisinya kian memburuk, maka 11 juta penduduk Jakarta bisa kehilangan angka harapan hidup selama 5.5 tahun.

Dengan mempelajari data tersebut, bahwasanya keadaan Indonesia tercatat tidak dalam keadaan aman dari segi kualitas udara. Hal itu pula yang mendorong para pemerhati lingkungan menuntut pemerintah membuat kebijakan yang dapat memperbaiki kualitas udara di Indonesia.

Seperti yang ditulis oleh Jakarta Smart City, bahwa penyumbang terbesar polusi udara di Jakarta, adalah bersumber dari emisi atau gas buang dari kendaraan bermotor. Maka kabar tentang penghentian penjualan kendaraan berbahan bakar bensin oleh pemerintah, diharapkan dapat menekan angka konsentrasi PM2,5 sesuai dengan standar WHO.

Seperti yang dikatakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tarif, yang dikutip dari laman resmi, "Transformasi menuju Net Zero Emission menjadi komitmen bersama kita paling lambat 2060." Tapi meskipun begitu, diharapkan program tersebut bisa berjalan secepat  mungkin, agar imbas yang didapat bisa dirasakan segera.

Adapun peralihan dari kendaraan berbahan bakar bensin menjadi energi baterai atau listrik dapat menjadi #caraefektifbuatngirit untuk para pengguna kendaraan dalam berkegiatan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun