Strategi terakhir yang ingin saya bahas mengenai Neo-Merkantilisme China adalah manipulasi nilai tukar mata uang China atau Yuan. Manipulasi mata uang ini merupakan praktik yang dilakukan oleh pemerintah China untuk sengaja menekan nilai tukar mata uangnya, yaitu yuan atau CNY, agar lebih rendah dari nilai yang seharusnya dalam pasar bebas. Praktik ini bertujuan untuk memberikan keuntungan kompetitif bagi ekspor China dengan membuat barang-barang China lebih murah di pasar internasional, sementara juga membuat barang-barang impor menjadi lebih mahal, sehingga mendorong surplus perdagangan yang lebih besar. Oleh karena itu, manipulasi nilai tukar China dapat memiliki dampak seperti persaingan pasar yang tidak adil, ketergantungan impor pada China terhadap serta dominasi perdagangan pasar di Asia. Hal ini mempengaruhi dinamika ekonomi regional dan menimbulkan ketegangan perdagangan antara China dan negara-negara Asia. Hal ini juga menimbulkan tantangan bagi pemerintah negara-negara Asia antara mengelola hubungan perdagangan dengan China dan mempertahankan stabilitas ekonomi domestik.
Praktik dan strategi Neo-Merkantilisme yang China lakukan tentunya memiliki dampak yang besar terhadap kegiatan perokonomian kawasan Asia. Dampak meningkatnya pengaruh ekonomi China di kawasan Asia akibat BRI, serta ketidakseimbangan relasi perdagangan dari China dengan negara lain di Asia akibat strategy Dumping, dan persaingan pasar yang tidak adil di kawasan Asia akibat praktik penekanan nilai tukar mata uang Yuan. Semua pengaruh tadi mengakibatkan perubahan keadaan geopolitik yang dominasi ekonomi China. Negara-negara di kawasan tersebut harus menyesuaikan strategi mereka untuk menghadapi realita baru ini dan berusaha menguatkan posisi mereka dalam hubungan politik dan keamanan di kawasan Asia.Â
Perubahan keadaan geopolitik tadi juga menyebabkan suatu ketegangan politik. Praktik Neo-Merkantilisme China telah menciptakan ketidakpercayaan dan ketegangan antara China dan negara-negara lain, terutama di kawasan Asia di mana China adalah mitra perdagangan utama bagi banyak negara termasuk Indonesia. Hal ini dapat memperburuk hubungan bilateral dan menciptakan lingkungan politik yang tidak stabil di kawasan tersebut. Serta mengancam stabilitas hubungan internasional dan perdagangan di kawasan Asia dan dunia secara luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H