Ramalan merupakan suatu pengandaian atau pendugaan atas suatu peristiwa yang sebenernya belum pasti terjadi. Pengandaian ini adalah acuan untuk memprediksi masa yang akan datang, akan tetapi kontruksi peristiwa tersebut belum sepenuhnya benar.Â
Dalam hal ini, ilmu sejarah bisa dapat digunakan sebagai ilmu untuk memprediksi masa depan, karena dalan hal ini sejarah memiliki empat instrumen untuk memprediksi masa yang akan datang yaitu pengulangan, kesinambungan, perubahan, dan perkembangan. Keempat instrumen tersebut tergabung dalam konsep keterkaitan waktu.
Konsep keterkaitan waktu atau temporal merupakan sebuah konsep yang menjadi acuan satu kesatuan dalam sebuah dimensi contohnya dalah detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Sebuah proses rekontruksi peristiwa sejarah pasti berlangsung di dalam batas ruang dan waktu.Â
Rekontruksi peristiwa sejarah tidak mungkin berlangsung di seluruh ruang dan waktu dan pastinya memiliki batas dalam konsepnya. Â
onsep waktu memiliki empat instrumen yang mencankup seluruh konsep waktu dalam sebuah peristiwa sejarah. Empat instrumen tersebut adalah;
1. Pengulangan
Pengulangan merupakan salah satu instrumen dari konsep waktu dalam rekontruksi peristiwa sejarah dimana sebuah peristiwa sejarah berulang dalam waktu yang berbeda namun halnya, dengan tujuan dan peristiwa yang tentunya beda
2. Perkembangan
Perkembangan merupakan intrumen dari konsep waktu dimana setiap manusia, negara, dan bangsa selalu dinamis dan berkembang dalam sendi-sendi waktu.
3. Â Perubahan
Perubahan merupakan instrumen dari konsep waktu dimana semua manusia pasti mengalami perubahan yang dinamis dalam dimensi waktu.
Pada prinsipnya sebuah ramalan mengacu pada hal-hal yang telah terjadi sebelumnya. Ada istilah Historical Trend , dimana kata ini merujuk pada kejadian yang memili trend atau sebuah kejadian yang sedang khalayak berbincangkan. Ramalan pada sejarah merupakan sebuah ektrapolasi atau perkiraan yang berdasarkan pada Historical Trend. Â
Jadi orang mencoba memperkirakan dan menduga apa yang akan terjadi di masa yang akan datang nanti. Dikarenakan orang memiliki pengalaman pada masa lampau yang terikat terhadap pola-pola kejadian yang hampir mirip dan sama.
 Namun, ektrapolasi dalam sejarah terkadang bersifat spekulatif hanya sebuah asumsi semata, terkadang penuh dengan ketidakpastian sehingga potensi untuk kegagalannya pun begitu besar.Â
Banyak  hal yang harus diperhitungkan ketika meramal, bukan hanya semata-mata atas dugaan atau perkiraan yang bersifat spekulatif, tetapi harus mengacu pada sebuah fakta dan realita yang sebenarnya terjadi. Â
Dalam meramalkan sesuatu harus melihat dan belajar dari pengalaman sebelumnya, agar perkiraan ataupun dugaannya tepat. Bukan hanya sebuah spekulatif semata saja melainkan melihat pada fakta dan realita yang benar-benar terajdi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H