Mohon tunggu...
Andhika Chandrakusuma
Andhika Chandrakusuma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa - SMKN 7 Semarang

Dancer, pecinta budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melihat pada Jendela: Budaya Asli Kota Semarang

29 September 2023   08:46 Diperbarui: 29 September 2023   08:49 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MELIHAT PADA JENDELA : BUDAYA ASLI 

KOTA SEMARANG

Oleh : Andhika Chandrakusuma/06

SMK NEGERI 7 SEMARANG

 

Menurut Wikipedia, budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi namun tidak turun temurun. Sedangkan kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Latin yaitu cultura. termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka, sehingga membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari.

1. Budaya Asli Kota Semarang

Semarang merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Tengah, tentu saja kota ini menjadi pusat budaya dan ikon utama dari Jawa Tengah yang paling disorot oleh masyarakat. Kota Semarang memiliki banyak sekali kebudayaan dan kultur yang menjadi satu harmoni yang indah, ini dikarenakan Kota Semarang adalah salah satu dari tiga  pusat pelabuhan (Jakarta & Surabaya) sehingga kota ini menjadi tempat persinggahan para pedagang dari luar negeri pada zaman Hindia-Belanda, yang membuat berbagai macam etnis menyambangi kota Semarang dan tidak jarang menetap di kota ini. Etnis yang paling mencolok adalah Etnis Tionghoa, Arab, dan Jawa, uniknya ketiga etnis yang berbeda ini tidak saling bertubrukan dan menjadi pemecah justru menjadi kekuatan utama menuju persatuan di Kota Semarang.

2. Dugderan Menjelang Bulan Ramadan

Dapat dijumpai di Kota Semarang tradisi yang disebut DUGDERAN, kata "dug" mengimplemetasikan  suara bedug saat dipukul dan kata "der" yang merupakan suara dari kembang api saat meledak. Budaya dugderan merupakan gelaran rutin tiap tahun dalam menyambut bulan suci Ramadan, biasanya dilaksanakan 1-2 hari menjelang bulan Ramadan tiba, kegiatan ini menggabungkan ketiga etnis dan kultur yang hidup dan berkembang di Kota Semarang. Pada acara ini akan dilaksanakan pawai yang mengarak atau berkeliling kota dengan membawa patung ikon Kota Semarang yaitu Warak Ngendog dengan wujud kambing berkepala naga, dan juga bentuknya mirip seperti buraq yang merupakan kendaraan Nabi Muhammad SAW ketika isra mi'raj. Dalam kepercayaan masyarakat Semarang, tiga hewan tersebut merupakan representasi dari tiga etnis yang berbeda, yakni etnis Tionghoa (naga), Arab (buraq), dan Jawa (kambing). Wujud Warak Ngendog dipercaya menggambarkan keragaman dan kerukunan etnis yang ada di Semarang. Selain pawai akan ada tradisi memukul bedug yang merupakan simbolis bahwa bulan Ramadan telah tiba. Selain itu banyak pertunjukan lain seperti barongsai juga tarian-tarian khas Kota Semarang.

3. Tarian Khas Kota Semarang

Tari merupakan bentuk gerak yang indah, lahir dari tubuh yang bergerak, berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan tari. Kota Semarang sendiri memiliki banyak sekali tarian khas yang asli dibuat oleh seniman-seniman di Kota Semarang. Tarian dari Kota Semarang merupakan tari gaya pesisiran dengan ciri tarian yang menggunakan properti berupa selendang dan gerak yang mengayun seperti ombak kadang lembut dan kadang menghentak seperti ombak di lautan (Yoyok Bambang Priambodo, Senin (25/11).

Tari khas Kota Semarang juga biasa disebut dengan Tari Gaya Semarangan, tari-tari dari Kota Semarang menggabungkan etnis Tionghoa, Arab, dan Jawa yang merupakan kultur asli di Kota Semarang. Salah satu contoh Tari Gaya Semarangan adalah tari Warak Dugder, karya tari ini merupakan ciptaan bapak Yoyok B. Priambodo yang merupakan pemilik salah satu sanggar tari terkenal di Semarang yaitu Sanggar Greget, ciri yang paling menonjol pada tari Warak Dugder ini adalah musiknya yang terdapat instrumen rebana(Arab), gamelan(Jawa), serta suara simbal yang identik dengan barongsai(Tionghoa). Tak hanya itu, tata busana dan rias nya juga merupakan penggabungan ketiga etnis tersebut, mulai dari penggunaan jarik, konde, tusuk konde, serta kebaya yang dominan berlengan panjang. Tarian ini juga menggunakan propreti Warak Ngendog dan Kembang Manggar yang ditata untuk membentuk sebuah tarian yang indah. Selain Warak Dugder masih ada banyak lagi tarian dari Kota Semarang seperti ; Gado-gado Semarangan, Semarang Hebat, Gambang Semarang, Geol Denok, Dugderan, Manggar Mayang, Krenteg Semarangan,, dan yang terbaru adalah tari Semarang Rumah Kita yang diciptakan untuk memperingati hari jadi Kota Semarang Ke-476, tari ini sebagai materi utama diadakan flashmob di depan halaman balaikota dengan peserta ribuan penari.

Kamajayaratih SMKN 7 Semarang
Kamajayaratih SMKN 7 Semarang

4. Kuliner Khas Kota Semarang

Kuliner merupakan salah satu bentuk budaya dari suatu daerah yang sangat mudah dikenali oleh orang-orang. Kota Semarang memiliki banyak sekali ragam makanan khas yang juga menjadi salah satu ciri khas tersendiri bagi kota ini.

Contoh dari kuliner khas Kota Semarang adalah lumpia Semarang, makanan ini merupakan sejenis rolade yang berisi rebung (bambu muda), telur & daging ayam ataupun udang, makanan ini bercita rasa gurih manis dan disajikan bersama daun bawang dan saus khas. Selain lumpia makanan yang terkenal adalah bandeng presto, seperti namanya bandeng presto merupakan ikan bandeng yang durinya sudah dipresto dan dilunakan sehingga mudah untuk mengkonsumsinya karena pada dasarnya ikan bandeng memiliki banyak sekali duri. Selain kedua makanan tadi, ada banyak makanan lagi, seperti wingko babat, tahu bakso, tahu gimbal, tahu petis, dan masih banyak lagi.

5. Kondisi Budaya Kota Semarang Di Era Sekarang                                    

Zaman terus berlalu dan perkembangan budaya tentu saja akan mengalami banyak sekali perubahan, di zaman sekarang ini banyak sekali budaya asli Nusantara yang terkikis oleh masuknya budaya luar ke Indonesia, seperti budaya Amerika, Korea, Jepang dan sebagainya, bentuknya bermacam-macam mulai dari gaya hidup, gaya berpakaian, hingga makanan.            

Kota Semarang tak luput menjadi salah satu kota yang masyarakat nya menerapkan budaya luar, namun Kota Semarang berbera dari kota-kota lain. Dapat kita lihat jikalau teman-teman berkunjung ke Semarang , budayanya masih terasa sangat kental meskipun infrastruktur dan pembangunaan semakin modern. Masih sangat banyak gelaran acara budaya seperti Dugderan, perayaan imlek, dan perayaan budaya lain yang sampai sekarang masih sangat terjaga di sini.

6. Kesimpulan

Kota Semarang merupakan kota yang sangat indah, sebagai salah satu warga kota, saya merasa sangat amat bangga dengan kondisi budaya di kota ini, semuanya masih terjaga dengan apik. Kesimpulannya teman-teman, Kota Semarang dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Jawa Tengah maupun daerah lain. Bukan main karena Kota Semarang pernah dinobatkan menjadi kota terbersih se-Asia, hebat bukan?

Kita sebagai generasi muda perlu meneruskan dan mempertahankan budaya-budaya yang ada agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita nanti. SEMARANG SEKARANG, SEMARANG HEBAT !!!

-Andhika Chandrakusuma XII TEK 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun