Mohon tunggu...
Andhika Chandrakusuma
Andhika Chandrakusuma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa - SMKN 7 Semarang

Dancer, pecinta budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melihat pada Jendela: Budaya Asli Kota Semarang

29 September 2023   08:46 Diperbarui: 29 September 2023   08:49 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Tarian Khas Kota Semarang

Tari merupakan bentuk gerak yang indah, lahir dari tubuh yang bergerak, berirama dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan tari. Kota Semarang sendiri memiliki banyak sekali tarian khas yang asli dibuat oleh seniman-seniman di Kota Semarang. Tarian dari Kota Semarang merupakan tari gaya pesisiran dengan ciri tarian yang menggunakan properti berupa selendang dan gerak yang mengayun seperti ombak kadang lembut dan kadang menghentak seperti ombak di lautan (Yoyok Bambang Priambodo, Senin (25/11).

Tari khas Kota Semarang juga biasa disebut dengan Tari Gaya Semarangan, tari-tari dari Kota Semarang menggabungkan etnis Tionghoa, Arab, dan Jawa yang merupakan kultur asli di Kota Semarang. Salah satu contoh Tari Gaya Semarangan adalah tari Warak Dugder, karya tari ini merupakan ciptaan bapak Yoyok B. Priambodo yang merupakan pemilik salah satu sanggar tari terkenal di Semarang yaitu Sanggar Greget, ciri yang paling menonjol pada tari Warak Dugder ini adalah musiknya yang terdapat instrumen rebana(Arab), gamelan(Jawa), serta suara simbal yang identik dengan barongsai(Tionghoa). Tak hanya itu, tata busana dan rias nya juga merupakan penggabungan ketiga etnis tersebut, mulai dari penggunaan jarik, konde, tusuk konde, serta kebaya yang dominan berlengan panjang. Tarian ini juga menggunakan propreti Warak Ngendog dan Kembang Manggar yang ditata untuk membentuk sebuah tarian yang indah. Selain Warak Dugder masih ada banyak lagi tarian dari Kota Semarang seperti ; Gado-gado Semarangan, Semarang Hebat, Gambang Semarang, Geol Denok, Dugderan, Manggar Mayang, Krenteg Semarangan,, dan yang terbaru adalah tari Semarang Rumah Kita yang diciptakan untuk memperingati hari jadi Kota Semarang Ke-476, tari ini sebagai materi utama diadakan flashmob di depan halaman balaikota dengan peserta ribuan penari.

Kamajayaratih SMKN 7 Semarang
Kamajayaratih SMKN 7 Semarang

4. Kuliner Khas Kota Semarang

Kuliner merupakan salah satu bentuk budaya dari suatu daerah yang sangat mudah dikenali oleh orang-orang. Kota Semarang memiliki banyak sekali ragam makanan khas yang juga menjadi salah satu ciri khas tersendiri bagi kota ini.

Contoh dari kuliner khas Kota Semarang adalah lumpia Semarang, makanan ini merupakan sejenis rolade yang berisi rebung (bambu muda), telur & daging ayam ataupun udang, makanan ini bercita rasa gurih manis dan disajikan bersama daun bawang dan saus khas. Selain lumpia makanan yang terkenal adalah bandeng presto, seperti namanya bandeng presto merupakan ikan bandeng yang durinya sudah dipresto dan dilunakan sehingga mudah untuk mengkonsumsinya karena pada dasarnya ikan bandeng memiliki banyak sekali duri. Selain kedua makanan tadi, ada banyak makanan lagi, seperti wingko babat, tahu bakso, tahu gimbal, tahu petis, dan masih banyak lagi.

5. Kondisi Budaya Kota Semarang Di Era Sekarang                                    

Zaman terus berlalu dan perkembangan budaya tentu saja akan mengalami banyak sekali perubahan, di zaman sekarang ini banyak sekali budaya asli Nusantara yang terkikis oleh masuknya budaya luar ke Indonesia, seperti budaya Amerika, Korea, Jepang dan sebagainya, bentuknya bermacam-macam mulai dari gaya hidup, gaya berpakaian, hingga makanan.            

Kota Semarang tak luput menjadi salah satu kota yang masyarakat nya menerapkan budaya luar, namun Kota Semarang berbera dari kota-kota lain. Dapat kita lihat jikalau teman-teman berkunjung ke Semarang , budayanya masih terasa sangat kental meskipun infrastruktur dan pembangunaan semakin modern. Masih sangat banyak gelaran acara budaya seperti Dugderan, perayaan imlek, dan perayaan budaya lain yang sampai sekarang masih sangat terjaga di sini.

6. Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun