Mohon tunggu...
Andhi Satrio Herlambang
Andhi Satrio Herlambang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Jangan Menyerah!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Minyak Bumi dan Gas Rusia Menuju Asia

9 Oktober 2022   14:35 Diperbarui: 9 Oktober 2022   18:21 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rusia meupakan negara pemasok minyak bumi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Saudi Arabia. Dalam satu hari Russia dapat memproduksi 10 juta barrel dengan 7 juta barrel diekspor ke negara-negara lain terutama di negara Eropa yang dimana permintaan akan minyak sangat tinggi. Dengan banyaknya minyak bumi yang dimiliki Rusia, komoditas ini bisa dengan mudahnya diubah menjadi senjata diplomatik yang dapat mempengaruhi perekonomian dunia terutama perekonomian Eropa.

Pada awal 2022, buntut dari invasi Ukraina oleh Rusia, sekitar 90% dari minyak bumi Rusia dikenakan embargo oleh Uni Eropa dengan harapan untuk memotong masuknya dana ke dalam Rusia untuk menghentikan pendanaan aksi militernya di Ukraina. Rusia sendiri merupakan supplier minyak bumi dan gas untuk Uni Eropa, berdasarkan Eurostat sekitar 24,8% dari minyak bumi Uni Eropa datang dari Rusia dan 40% gas alam Uni Eropa disalurkan oleh Rusia melalui pipa bawah tanah.

Merespon embargo minyak ini Deputi Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa penolakan terhadap minyak bumi Rusia akan berujung kepada bencana di pasar global, meningkatkan harga minyak bumi dua kali lipat hingga ke angka $300 per barrel atau lebih. Novak mengatakan jika Uni Eropa ingin melakukan embargo minyak Rusia mereka harus bergantung kepada suplier lain dengan konsekuensi pasar minyak yang mahal. Rusia siap untuk menerima embargo minyak dikarenakan Rusia tahu kemana harus menjual minyak tersebut.

Pendapat yang sama dikeluarkan oleh Perwakilan Rusia untuk Organisasi Internasional di Wina Mikhail Ulyanov mengatakan bahwa Rusia akan mencari importir lainnya, ia juga mengatakan bahwa embargo ini hanya akan melukai blok (Uni Eropa) itu sendiri.

Dengan adanya embargo ini, banyak perusahaan minyak di Uni Eropa yang mencari supplier minyak bumi yang baru baik dari Timur Tengah, Laut Utara, Amerika Serikat, dan Afrika. Dengan diputuskannya Rusia dari pasar Eropa maka harga minyak di pasar internasional menjadi meningkat secara bersamaan harga minyak bumi Rusia menurun dikarenakan berkurangnya minat negara-negara untuk membeli dari Rusia. Harga minyak Rusia sangatlah murah dibandingkan harga minyak global hingga pada satu titik harga minyak mentah rusia mencapai $30 lebih murah dibandingkan harga standar internasional, harga minyak Rusia hanya mengalami kenaikan sedikit saja namun tetap $20 lebih murah pada akhir September.

Menurunnya harga minyak Rusia mengundang negara-negara di Asia untuk membeli minyak murah tersebut. India dan Cina merupakan importir minyak Rusia terbanyak dengan keduanya mengimpor minyak rusia sebanyak hampir 1 juta barrel dalam sehari pada bulan September. Militer Myanmar juga tidak mau ketinggalan mengambil kesempatan untuk membeli minyak murah Rusia, pada bulan Agustus Myanmar mengatakan bahwa mereka berencana membeli minyak Rusia, juru bicara militer Myanmar Zaw Min Tun mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan izin untuk mengimpor minyak dari Rusia dengan memberi alasan kalau minyak Rusia lebih murah dan berkualitas dengan pengiriman pada bulan September. Sri Lanka yang sedang berada di dalam krisis ekonomi menjadi lebih terbuka untuk membeli minyak bumi Rusia dikarenakan harganya yang lebih bershabat. Meskipun mendapatkan kritikan dari pembelian minyak Rusia, India yang merupakan salah satu importir terbesar tetap bersikukuh untuk membeli minyak Rusia dengan mengatakan bahwa Rusia merupakan satu-satunya sumber minyak mentah termurah di pasar.

Indonesia sendiri masih memikirkan untuk membeli minyak Rusia dikarenakan tekanan harga internasional. Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan kalau Indonesia memonitor harga pasar dan bersedia membeli minyak dari negara lain jika harganya lebih baik untuk Indonesia. Meskipun begitu Presiden Indonesia memilih untuk menurunkan subsidisi bensin untuk Pertamina demi menurunkan beban ekonomi di masa harga minyak pasar internasional meningkat. Keputusan ini dilakukan demi menghindari sanksi dari membeli minyak dengan harga yang tidak disepakati negara-negara G7.

Kenaikan harga bahan bakar minyak di Indonesia merupakan konsekuensi dari embargo minyak bumi Rusia yang berdampak kepada konsumen. Ini dikarenakan harga bahan bakar yang dijual kepada masyarakat dunia beserta harga bahan pokok semuanya berputar kepada minyak yang merupakan komoditas terbesar pasar global. Kejadian ini pernah terjadi sebelumnya ketika penyanderaan kapal tanker Inggris oleh Iran di Selat Hormuz, kejadian tersebut berdampak kepada meningkatnya harga minyak mentah Laut Utara dan menimbulkan krisis bahan bakar minyak di Amerika Serikat. Matteo Villa, seorang analis dari Institut Ilmu Sosial dan Politik Milan mengatakan bahwa resiko embargo ini adalah meningkatnya harga minyak global akan menjadi pedang bermata dua yang akan melukai pemberi embargo itu sendiri.

Dalam sektor gas alam, impor LNG Cina dari Rusia semakin meningkat, dimulai dari sekitar 250.000 ton pada Januari yang kemudian meningkat menjadi sekitar 670.000 ton pada bulan Agustus. Angka ini akan mengalami penaikan dengan selesainya jalur pipa siberia yang mengalir dari Rusia ke Cina, pipa gas ini dikatakan dapat membuat Rusia menjadi supplier terbesar gas alam Cina.

Strategi Rusia dalam memainkan permainan pasar minyak sangat menarik, dengan menurunkan harga minyak lalu mengalihkan target pasar mereka kepada negara-negara Asia yang kebanyakan negara berkembang yang diperuntungkan dengan membeli minyak Rusia tanpa perlu memikirkan sanksi yang akan diberikan. Meskipun demikian Rusia harus tetap memikirkan keberlangsungan pasar minyaknya, bagaimana ia akan bertahan dengan mengandalkan pasar Asia di saat pasar Eropa telah meninggalkannya.

Sumber:

McDonald, J (2022). "China's Russia dealings irk US, but don't breach sanctions" dipetik melalui Associated Press

Menon, S (2022). "Ukraine crisis: Russian oil and gas turn to Asia" dipetik melalui BBC News

BBC News (2022). "Russian oil: EU agrees compromise deal on banning imports"

Kapoor, K & Birsel, R (2022). "Myanmar to import Russian oil, military says" dipetik melalui Reuters

Ivanova, I (2022). "For now, Russia oil ban may hurt consumers more than Putin" dipetik dari CBS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun