Mohon tunggu...
Andhi Satrio Herlambang
Andhi Satrio Herlambang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Jangan Menyerah!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hubungan Indonesia-Burundi yang Kian Dekat

9 Oktober 2022   13:02 Diperbarui: 9 Oktober 2022   17:33 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Burundi sudah berjalan sangat lama dan harmonis, meskipun mengalami pergantian kepala negara berkali-kali, kedua negara tetap menjalani hubungan yang kian erat sejak dibangunnya hubungan diplomatik ini pada tahun 1988. Burundi merupakan negara Afrika yang eksistensinya belum terpampang di mata internasional, sehingga hubungan dengan Indonesia memberi kesempatan bagi kedua negara untuk berkembang bersama-sama.

Tahun 2000 menjadi jendela bagi Indonesia dan Burundi menjadi lebih dekat dengan diselenggarakannya program beasiswa KNB (Kemitraan Negara Berkembang) dimana beberapa dari penerimanya merupakan pelajar dari Burundi. Per-2013 KNB telah memberikan kesempatan kepada 640 mahasiswa dari 49 negara untuk menempuh pendidikan di Indonesia.

Hubungan Indonesia-Burundi tidak terpengaruh dari aspek ekonomi-politik domestik kedua negara, meskipun hubungan ini terputus secara interaksi diplomatik seperti pada tahun 2015 dimana Burundi dilanda krisis politik nasional dengan pemilihan Presiden Nkurunziza untuk masa jabatan periode ketiga dikatakan sebagai tidak konstitusional. Banyak yang berpikir hasil juri pengadilan konstitusi mengenai perizinan Nkurunziza untuk mencalonkan dirinya sebagai presiden sebagai hasil yang dimanipulasi. Konflik yang berputar kepada pencalonan Nkurunziza menyinggung ketegangan etnis di Burundi mengingat perang sipil Burundi baru berakhir pada tahun 2005. Krisis politik ini berlangsung hingga tahun 2018 setelah Burundi mengalami berbagai gelombang politik seperti demonstrasi masyarakat, percobaan kudeta, kekerasan militer sebelum dan sesudah pemilu, pembunuhan masal di Bujumbura, hingga reformasi politik pada tahun 2017 dan referendum konstitusi pada tahun 2018. Semasa konflik Indonesia tetap menjaga hubungannya dengan tidak mencapuri urusan domestik Burundi bersamaan dengan Burundi menyelesaikan permasalahan rumah tangganya sekaligus menjaga kedaulatannya.  

Hubungan diplomatik berlanjut di tahun 2018 akhir dengan kedua negara menunjukan komitmen mereka untuk memiliki hubungan yang lebih dekat seperti undangan kerja sama di bidang pendidikan dan pengembangan dari Indonesia kepada Burundi serta pembangunan perdagangan dan kesehatan dari Burundi kepada Indonesia. Insentif pengembangan di bidang pendidikan ini direalisasikan dengan penyalurkannya beasiswa kepada negara-negara di bawah KBRI Dar Es Saalam Tanzania, negara-negara ini adalah Tanzania, Rwanda, Burundi dan Komoro. Program ini diharapkan dapan meningkatkan sumber daya manusia negara-negara di Afrika sekaligus dapat mengekspos penerima beasiswa kepada budaya Indonesia yang beragam. Di tahun 2018 sendiri Indonesia telah memberikan beasiswa kepada 23 pelajar dimana mereka kebanyakan melakukan studinya di Universitas di Yogyakarta, fasilitas yang dibutuhkan oleh pelajar penerima beasiswa ini semuanya ditaanggung langsung oleh KBRI Dar es Saalam.

Peningkatan hubungan kerja juga dikatakan pada pertemuan antara Menteri Luar Negeri Burundi Nibigira dengan Duta Besar Pardede di tahun 2019. Dalam pertemuan ini kedua negara membahas mengenai tren perdagangan antara Indonesia dan Burundi yang positif. Burundi sendiri merupakan negara yang potensi bisnisnya belum digali secara optimal sehingga kehadiran pengusaha dan perusahaan Indonesia di Burundi menjadi peluang perkembangan ekonomi yang positif di negara itu.

Untuk pertama kalinya, pada tahun 2021 Audace Ndyiziye dilantik sebagai Konsul Kehormatan Republik Indonesia untuk Burundi. Pelntikan ini dihadiri langsung oleh mantan Presiden Burndi Domitien Ndayizeye, sekertaris permanen Kementrian Hubungan Eksternal dan Kerjasama Internasional Burundi Isidore Ntiparemba, Duta Besar dan konsul kehormatan negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan burundi, pengusaha, warga negara Indonesia di Burundi.

Pembahasan potensi kerja sama ekonomi juga dibahas setelah pelantikan tersebut terutama dalam sektor agraria. Burundi menginginkan adanya perdagangan langsung dengan Indonesia tanpa melalui pihak ketiga untuk mendapatkan hasil produksi unggulan Indonesia seperti minyak kelapa sawit, mesin pengolah pertanian, dan sabun. Burundi juga ingin bisa melakukan investasi di Indonesia dalam sektor kelapa sawit serta pertambangan mineral.

Hubungan Indonesia dan Burundi semakin dekat dengan disetujuinya perjanjian bebas visa diplomatik dan dinas yang disepakati pada 22 September 2022 di New York pada saat Pertemuan Bilateral di luar sesi Debat Umum Sidang PBB. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa Indonesia menaruh perhatian kepada Afrika untuk bisa memperluas peluang investasi dan perdagangan. Perjanjian ini membuka gerbang bagi kedua negara untuk mencapai kesepakatan lainnya yang dapat meningkatkan kerja sama ekonomi yang efisien.

Menteri Luar Negeri Burundi, Albert Shingiro memiliki harapan untuk kemungkinan membuat perjanjian terhadap perlindungan penanaman modal dan perjanjian penghindaran pajak ganda. Jika disetujuinya perjanjian yang diharapkan Menteri luar Negeri Shingiro, kedua belah negara bisa melakukan hubungan kerja ekonomi yang lebih bebas yang meningkatkan kedekatan hubungan kedua negara serta meningkatkan aliran ekonomi kedua negara.

DI pertemuan yang sama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga menyinggung mengenai perkembangan hubungan ekonomi Indonesia dan Burundi dimana ia mengundang pelaku bisnis dan perusahaan Burundi untuk mengikuti partisipasi Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37, Ini diharapkan dapat membuka peluang ekonomi bagi Indonesia dan Burundi. Di sisi lainnya, Menteri Luar Negeri Shingiro mengundang pelaku bisnis dan investor Indonesia untuk melakukan investasi di Burundi terutama di sektor pertambangan mineral.

Hubungan Indonesia-Burundi berjalan secara perlahan tanpa adanya hambatan yang drastis, hubungan ini dipelihara secara baik oleh kedua negara dan terus berkembang. Bagaimana perkembangannya di masa depan mengenai hubungan antara kedua negara bergantung kepada bagaimana pemerintah kita bisa menjaganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun