Mohon tunggu...
KKN kolaboratif 22
KKN kolaboratif 22 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa KKN Kolaboratif 2022 Kabupaten Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengunjungi Perkebunan Karet PTPN-XII, Mahasiswa Kolaboratif 46 Belajar Langsung Proses Penanaman Pohon Karet

25 Agustus 2022   21:41 Diperbarui: 26 Agustus 2022   02:31 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Minggu (14/08) mahasiswa KKN Kelompok 46 mengunjungi Perkebunan Karet PTPN-XII di Dusun Kalisanen Desa Curahtakir Kecamatan Tempurejo. Perkebunan ini merupakan salah satu lahan resmi yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII di Provinsi Jawa Timur. 

Kunjungan pada hari Minggu (14/08) didampingi langsung oleh Kepala Desa Curahtakir, Kepala Dusun Kalisanen, dan mandor Perkebunan Kalisanen. Pendampingan ini dilakukan agar kunjungan terlaksana secara efektif dan mahasiswa dapat mengetahui proses-proses penanaman pohon karet dari awal penanaman hingga masuk pabrik.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Mahasiswa KKN kolaboratif 46 terlebih dahulu mendatangi pabrik untuk mendapat perizinan masuk perkebun karet. Setelah itu barulah mahasiswa yang didampingi oleh kades dan kasun diantar oleh para petugas pabrik ke lokasi perkebunan yang tak jauh dari pabrik. 

Mayoritas pekerja yang ada di Kebun Karet Kalisanen adalah penduduk Desa Curahtakir, khususnya dari Dusun Kalisanen. Mereka bekerja setiap pagi dan sore hari dengan sistem harian dan borongan. Rata-rata upah yang didapatkan per harinya tidak lebih dari lima puluh ribu rupiah jika menggunakan sistem harian. Namun akan melebihi jumlah tersebut jika pekerja menggunakan sistem borongan.

Mahasiswa KKN Kolaboratif 46 mendapat pengalaman langsung untuk menyadap lateks (getah karet). Proses penyadapan diawali dengan mengiris kulit pohon karet dengan ketebalan tertentu sesuai aturan yang telah ditentukan oleh perkebunan. Panjangnya lintasan irisan lateks hanya setengah lingkaran saja, tidak mengitari keseluruhan lingkaran. Setelah itu wadah kecil diletakkan di ujung lintasan untuk menampung getah lateks yang keluar.

Proses penyadapan karet tidak dilakukan setiap waktu. Proses ini akan mengalami kendala saat musim hujan karena saat hujan turun lateks tidak akan keluar. Hal ini tak hanya menjadi kendala bagi proses produksi karet di pabrik, namun juga secara otomatis menyebabkan penurunan pendapatan bagi para pekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun