Mohon tunggu...
KKN kolaboratif 22
KKN kolaboratif 22 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa KKN Kolaboratif 2022 Kabupaten Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif Kelompok 46: Mengunjungi UMKM Pande Besi di Desa Curahtakir

7 Agustus 2022   21:39 Diperbarui: 7 Agustus 2022   21:43 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Curahtakir Kecamatan Tempurejo kabupaten jember identik akan produksi alat-alat berbahan besi. Sebanyak 17 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pande Besi dapat ditemui di desa ini, khususnya di Dusun Curahrejo.

Jumat (30/07), kelompok KKN kolaboratif 46 berkesempatan mengunjungi salah satu pengrajin pande besi di desa Curahtakir. Ia adalah Muzaki, salah satu warga Dusun Curahrejo. Muzaki mengaku telah menekuni usaha pande besi ini selama 17 tahun terhitung sejak tahun 2005. Meski sudah berdiri lama, pengerjaannya masih dilakukan secara tradisional yang diwariskan secara turun temurun. 

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Muzaki dibantu 3 orang karyawannya mampu memproduksi beberapa alat pisau, clurit, arit, golok, cangkul, sekop, dan lain-lain. Namun, produksi barang tidak dilakukan secara besar. ia baru akan memproduksi sebuah kerajinan pande besi jika ada pesanan. Di samping itu, ia juga menerima jasa perbaikan alat-alat besi yang rusak. Untuk seharinya, Muzaki mampu memperoleh omset 200 ribu rupiah. 

Muzaki mematok setiap produk kerajinan pande besinya dengan harga yang bermacam-macam. Mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Hal tersebut tergantung pada tingkat kesulitan proses pembuatan dan kualitas bahan baku yang digunakan. 

Dokpri
Dokpri
Sayangnya, Muzaki menemui beberapa kesulitan. Pertama dalam hal pemasaran yang masih dilakukan secara manual. Selama ini produk pande besi masih dijual ke sekitar kota jember. Muzaki berharap kerajinan di UMKM pande besinya juga dapat dinikmati konsumen luar kota hingga luar pulau. Selain itu, bahan bakar arang yang digunakan untuk membakar besi juga sering terlambat datang. Sehingga mempengaruhi proses produksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun