Mohon tunggu...
Andhi Rohman
Andhi Rohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa T.Informatika, FTI, Unissula Dosen : Dr. Ira Alia Maerani (Dosen Unissula)

Mahasiswa Biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Pembullyan di Kehidupan

20 Juni 2022   18:33 Diperbarui: 20 Juni 2022   19:05 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hak Asasi Manusia (HAM)  adalah Hak yang melekat pada diri manusia. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) menurut Pasal 1 Ayat (1) UU No. 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”. 

Sedangkan menurut John Locke, hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan secara langsung oleh Tuhan yang maha pencipta sebagai hak yang kodrati. Hak asasi bersifat mendasar bagi kehidupan manusia dan merupakan hak kodrati yang tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia sehingga sifatnya suci. 

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai sebuah anugrah yang telah diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa yang perlu dijaga, dihormati, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat, dan negara.

Di masa kini nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) seringkali terabaikan, banyak sekali pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan masyarakat atau di lingkungan sekolah. Tidak jarang ditemukannya kasus pelanggaran HAM di lingkungan sekolah seperti kasus perundungan (bullying).

Perundungan (bullying) saat ini dirasakan sangat marak terjadi. Di sekolah, kantor, dimanapun tempatnya, kasus perundungan mudah ditemui. Salah satu contohnya yang sedang tren terjadi ialah cyberbullying. Sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya menjadi sarana perundungan untuk orang-orang yang dinilai bertingkah laku yang tak sesuai dengan norma masyarakat. Semakin sering perundungan ini terjadi, masyarakat pun menjadi terbiasa untuk ikut serta mengomentarinya dengan kata-kata sinis tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Walaupun efek bully di dunia nyata dan maya adalah sama, namun di dunia maya jauh lebih kuat dampaknya ketimbang bully di dunia nyata.

Agama Islam telah melarang perundungan dalam bentuk apapun. Al quran menyebutkan larangan ini dalam surat al-Hujurat ayat 11 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Perundungan biasanya bertujuan untuk menimbulkan perasaan malu bagi korbannya, terlebih yang dirasakan oleh si pecundang yang merasa ‘lebih kuat’ dari korban. Surah al-Hujurat ayat 11 mengajarkan agar kita senantiasa introspeksi diri lebih dulu sebelum menilai baik buruknya orang lain. Bagi masyarakat yang tidak bisa bersikap bijak akan sangat mudah ikut merundung dan pada akhirnya ikut menjadi pelakunya tanpa disadari. Padahal Alquran telah memberi peringatan, “boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).”

Perundungan terjadi disebabkan karena kurang terjalinnya rasa persaudaraan di antara sesama. Dan hal tersebut tidak sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

 “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Qs. Al-Hujurat [49]: 10)

Dalam Islam, bullying adalah perbuatan yang sangat tercela. Bagaimana cara mengatasinya? Yakinkan anak agar bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Namun, apabila terus-terusan mendapatkan perundungan, kita harus mengajarkan anak untuk melawan. Setidaknya menunjukkan perlawanan secara non-verbal berupa roman muka tegas dan menunjukkan keberanian dalam bersikap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun