Mohon tunggu...
Ijoel Anderline
Ijoel Anderline Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat & Peracik Kata

Mengelola www.puisibijak.com dan www.berkaspuisi.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi Masih Awal

28 Juni 2014   15:53 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:26 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi masih awal,
pemandangan lumrah seakan mengawal,
kala pandangan terhenti ditujuan,
segerombolan bocah pengais rejeki berebutan mainan,

Hembusan angin becampur debu,
bercampur sampah, mereka tak peduli
kecerian seakan surga bagi mereka saat ini,
hati terkadang iba, melihat pemandangan ini,
Namun merekan takkan pernah peduli,
mereka hanya peduli pejalan kaki yang merongoh kocek dari saku,

Pagi masih awal,
pengais rejeki jalan berebut mencari perhatian,
berburu iba untuk mendapatkan hasil,
dari pejalan kaki berkantong tebal,
dari mereka yang berhati dermawan,

Pagi masih awal.
kala pandangan disuguhkan,
anak masa depan yang tersudutkan
dari perintah majikan yang keterlaulan
yang hanya ingin mencari keuntungan,
dari hasil keringat mereka yang kini dalam cengkramannya 

‪#‎anderline

BLP 190614‬

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun