Pagi masih awal,
pemandangan lumrah seakan mengawal,
kala pandangan terhenti ditujuan,
segerombolan bocah pengais rejeki berebutan mainan,
Hembusan angin becampur debu,
bercampur sampah, mereka tak peduli
kecerian seakan surga bagi mereka saat ini,
hati terkadang iba, melihat pemandangan ini,
Namun merekan takkan pernah peduli,
mereka hanya peduli pejalan kaki yang merongoh kocek dari saku,
Pagi masih awal,
pengais rejeki jalan berebut mencari perhatian,
berburu iba untuk mendapatkan hasil,
dari pejalan kaki berkantong tebal,
dari mereka yang berhati dermawan,
Pagi masih awal.
kala pandangan disuguhkan,
anak masa depan yang tersudutkan
dari perintah majikan yang keterlaulan
yang hanya ingin mencari keuntungan,
dari hasil keringat mereka yang kini dalam cengkramannyaÂ
BLP 190614‬
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H