Mohon tunggu...
Hesti Fazrul
Hesti Fazrul Mohon Tunggu... profesional -

Psikolog, Bekerja Paruh Waktu Pada Beberapa Biro Konsultasi Psikologi ,Ibu dari seorang anak lelaki ganteng & Istri dari seorang lelaki ganteng, Sedang belajar jadi penulis & yakin kegiatan menulis bisa menjadi sumber penghasilan :)

Selanjutnya

Tutup

Money

PT KAI OK :)

21 September 2013   20:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:34 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Ini pengalaman pertama melakukan perjalanan jauh dengan kereta api setelah berpuluh tahun yang lalu. Kami menuju kota Malang mengantar putra kami yang diterima kuliah di salah satu PTN di sana. Kami memesan tiket online, sayang karena  telat mengkonfirmasi kami gagal mendapatkan tiket murah yaitu Rp 200.000/orang.  Akhirnya kami memperoleh   tiket kereta eksekutif Gajayana dengan harga Rp 330.000 / orang,  lumayan murah dibanding  tiket pesawat apalagi  masih suasana lebaran. Jadi jika anada  mau membeli tiket  murah pesanlah   jauh-jauh sebelum hari H.

Kami naik dari Gambir, suasana Gambir sudah jauh berbeda. Kita harus mengantri dengan tertib menunggu giliran untuk naik ke peron di lantai dua. Karena belum tahu  kami langsung mengantri di barisan yang telah ada. Ternyata kami kecepatan, tiket online harus ditukar dulu di tempat check in, seperti proses di Bandara. Di tiket terteta keberangkatan jam 18.20. Kami harus menunggu giliran antrian berikutnya.

Karena kami sudah terdorong berdiri di antrian depan terpaksa harus minggir dan mempersilakan pengantri kereta sebelumnya itu  untuk maju. Makin lama aku makin capek, maklum masihsetengah sakit dan kakiku yang bengkak mulai tidak kuat untuk berdiri. Akhirnya anakku berinisiatif meminta kursi roda pada penjaga keamanan. Agak kaget juga (kagum) petugas mengambilkan kursi roda itu. Aku tidak menyangka karena dalam bayanganku hal seperti itu agak mustahil mengingat kebiasan para petugas perusahaan negara jaman dulu. Alhamdulillah PT KAI benar sudah berbenah.

Ada satu hal lucu yang aku lihat selama antri itu. Para petugas bisa tegas dan sedikit galak pada penumpang Indonesia tapi keteteran ketika seorang turis nyelonong antrian (sepertinya orang Thailand atau Philipina). Dia bertanya dalam bahasa Inggris apakah sudah boleh masuk. Kedengaran kalau keretanya datang sama dengan kereta kami. Tapi tak satupun petugas di situ pandai berbahasa Inggris maka akhirnya dia diloloskan padahal belum waktunya. Untungnya pengantri lain tidak marah (mungkin juga gak bisa marah pake bahasa Inggris   hehehehe). Ini catatan   penting untuk manajemen PT KAI agar selalu   menempatkan stafnya yang pandai berbahasa asing sekurang-kurangnya bahasa Ingris di setiap stasiun besar sehingga   pelayanan PT KAI makin OK terutama untuk para wisatawan  asing.

Sekali lagi karena tidak berpengalaman, kami tidak membawa sangu padahal perjalanan ke Malang jauh dan lama juga yaitu kurang lebih 12 jam untuk kereta eksekutif, itu pun kalau tidak ada hambatan. Ketika perut lapar kami harus pesan di restorasi.  Menurut saya makanan yang dijual  terlalu mahal untuk rasa yang standar. Satu porsi nasi goreng dihargi Rp. 25.000. Barangkali PT KAI bisa memperhitungkan lagi agar harga lebih terjangkau bagi semua kantong penumpang.

Kami berharap (tentu harapan semua anak bangsa) PT KAI makin hari makin OK. Makasih untuk petugas yang telah mengantar saya sampai di peron dengan kursi roda yang memang disediakan di stasiun besar seperti gambir. Semoga tidak ada lagi kereta yang diisi penuh sesak seperti ikan bandeng di kapal ikan.

Tangerang, 23 September 2013

HF

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun