Rencana pelibatan jumlah personil dalam Operasi Ketupat Polda Metro Jaya sebanyak 6.339 personil dengan kebutuhan anggaran sebanyak Rp. 7.150.392.000,- (tujuh milyar seratus lima puluh juta tiga ratus sembilan puluh dua ribu rupiah. Dukungan anggaran menggunakan DIPA Biro Operasi Polda Metro Jaya sebesar Rp. 4.117.200.000,- (empat milyar seratus tujuh belas juta dua ratus ribu rupiah) dan kekurangannya sebesar Rp. 3.033.192.000,- (tiga milyar tiga puluh tiga juta seratus sembilan puluh dua rupiah) menggunakan anggaran bersyarat Mabes Polri tahun anggaran 2014.
Guna tercapainya target operasi dan terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif selama operasi Ketupat Jaya maka Polda Metro Jaya telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Melakukan binluh berupa himbauan/ajakan secara intensif melalui tatap muka dan penerangan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dan berperan aktiv dalam menjaga keamanan diri dan lingkungannya serta saling menghormati anatar umat beragama saat ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
- Mengundang pengelola hotel dan tempat hiburan untuk mentaati Perda Provinsi DKI Jakarta yang berlaku selama bulan lebaran guna toleransi antar umat beragama dan mengantisipasi sweeping kelompok ormas tertentu.
- Memberdayakan fungsi operasional untuk melaksanakan kegiatan patroli, pergelaran kendaraan SPM Pelayanan, dan penegakkan hukum dengan menempatkan kring serse di titik-titik rawan yan berpotensi timbulnya gangguan kamtibmas.
- Bekerjasama dengan BNN dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melakukan tes urin terhadap supir yang mengangkut penumpang mudik lebaran.
- Melakukan operasi pasar bersama dengan dinas perdagangan dan BPOM terhadap barang-barang yang sudah kadaluarsa / expired.
- Menyiapkan check point di lokasi rute mudik lebaran maupun arus balik di wilayah perbatasan Polda Metro Jaya yang dapat digunakan untuk tempat istirahat dan pelayanan kepolisian.
- Melakukan penertiban tempat hiburan malam dan melaksakan penegakkan hukum terhadap segala bentuk tindak pidana dengan sasaran perjudian/ peredaran miras/ narkotika/ prostitusi dan tindak pidana curas.
- Pergelaran pasukan di stasiun, terminal, bandara, dan titik-titik mudik dan arus balik lebaran untuk menjamin kelancaran perjalanan.
Temuan yang didapat setelah pelaksanaan pengawasan dan pengendalian adalah:
- Secara umum situasi kamtibmas di wilayah hukum Polda Metro Jaya 2014 mengalami kenaikan crime total sebesar 47 % dan mengalami penurunan kejadian kebakaran sebesar 23 %.
- Kejadian laka lantas dan korban yang meninggal dunia mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
- Pengunjung tempat rekreasi (Ancol, TMII, dan Ragunan) dan tempat perbelanjaan meningkat serta tidak ditemukan adanya kerusuhan dan kemacetan yang berarti.
- Pelaksanaan kegiatan selama bulan ramadhan, takbir, hari raya Idul Fitri dan pasca Idul Fitri secara umum dapat berjalan dengan aman, lancar, dan kondusif.
- Pergelaran Pospam, Posyan dan Pos Gatur Lantas dirasakan cukup efektif sebagai upaya preventif terhadap gangguan kamtibmas.
- Semangat dan dedikasi personil Polda Metro Jaya dalam melaksanakan tugas cukup baik dengan bukti bahwa tidak adanya pelanggaran berarti yang dilakukan oleh anggota.
- Mekanisme pengendalian dilakukan dengan cara satker Polres melaporkan setiap hasil pelaksanaan operasi pengamanan Idul Fitri kepada Kapolda Metro Jaya selaku Kepala Operasi melalu Kaposko Operasi.
Mekanisme pengendalian yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya pada Operasi Ketupat 2015 antara lain :
- Instruksi dan Koordinasi
- Hari "H" Jam "J" pelaksanaan operasi Kepolisian Terpusat " Ketupat Jaya 2015 " Polda metro Jaya selama 16 ( enam belas ) hari, TMT 10 juli 2015 pukul 00.00 wib s/d 25 Juli 2014 pukul 24.00 wib.
- Perlibatan Brimob untuk membantu dalam pengamanan fisik terhadap tempat-tempat rawan maupun sterilisasi jalur rel KA serta penindakan tegas terhadap pelaku kejahatan intensitas tinggi serta berperan sebagai alat pemukul.
- Penjabaran Operasi tingkat kewilayahan disesuaikan dengan situasi dan karakteristik wilayah masing-masing
- Supervisi oleh pimpinan dan pejabat yang ditunjuk guna menjamin terselenggaranya Operasi sesuai Perintah Pelaksanaan Operasi yang telah ditetapkan
- Titik berat operasi lebih bernuansa kemanusiaan dengan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu hindari tindakan over acting dan perilaku arogan anggota Polri yang dapat menimbulkan antipati masyarakat
- Seluruh petugas pelaksanaan Operasi menggunakan Pita Warna Putih Biru pada Bahu Lengan Kiri
- Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan isntansi lintas sektoral terkait maupun Mitra Kmtibmas lainnya untuk suksesnya operasi.
- Sistem Pelaporan
- Melaporkan hasil pelaksanaan Operasi Kepolisian Terpusat " Ketupat Jaya 2014 " Polda metro Jaya kepada Kapolda Metro Jaya selaku Kepala Operasi Daerah melalui Ka Posko Operasi berdasarkan sistem laporan yang ditentukan
- Posko Operasi tingkat Polda berkedudukan di Main Hall Gedung Utama Polda Metro Jaya Jl. Jend. Sudirman no 55
- Posko Operasi di Polres Jajaran Polda Metro Jaya berada pada Bagian Operasi masing-masing Polres.
- Pemanfaatan Jaringan Komunikasi
- Voice data video / teleconference, telepon, teleks, faksimile, HT, SSB, dan E-mail/Internet
- Siaga Operasi Biro Operasi Polda Metro Jaya
- Traffic Management Center ( TMC ) Dit Lantas Polda Metro Jaya
- Penggunaan sandi untuk informasi rahasia
III. PEMBAHASAN
Berdasarkan fakta yang didapatkan terlihat bahwa pelaksanaan Operasi Ketupat Polda Metro Jaya tahun 2014 telah menerapkan prinsip manajemen operasional polri sesuai dengan yang tercantum dalam Perkap No 9 Tahun 2011 tentang MOP yaitu dimulai dengan menetapkan sasaran, waktu operasi, penentuan CB, pelibatan kekuatan, dukungan anggaran, dan pengawasan dan pengendalian. Untuk lebih jelasnya, akan coba penulis bandingkan antara pelaksanaan operasi dengan aturan yang tertulis dalam perkap antara lain:
- Tahap Perencanaan.
Tahap persiapan merupakan tahap awal pelaksanaan operasi dimana manajer mempersiapkan keseluruhan pelaksanaan operasi. Tahap perencanaan ini dimulai dari menetukan tujuan, mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki, hambatan yang dihadapi, serta kemudian menetukan bagaimana cara bertindak untuk memenuhi sasaran tersebut sehingga operasi dapat berhasil. Adapun perencanaan yang dilaksanakan Polda Metro Jaya dalam Operasi Ketupat 2014 adalah sebagai berikut:
- Kapolda menerima direktif Kapolri untuk melaksnakan Operasi Ketupat berdasarkan Rencana Operasi Kepolisian Terpusat NOMOR : R / RENOPS / 1547 / V / 2014 TANGGAL 23 MEI 2014 TENTANG PENGAMANAN IDUL FITRI 1435 H. Hal ini senada dengan yang diamanatkan dalam pasal 24 Perkap No 9 tahun 2011 sekaligus menyatakan bahwa Ops Ketupat tahun 2014 ini merupakan operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan bersama dengan satker kewilayahan.
- Penetapan sasaran sebagaimana sudah sesuai dengan perkap karena penetapan sasaran operasi berdasarkan perkiraan khusus (Kirsus) intelijen yang dibuat oleh Dit Intelkam melalui Kirsus Intelkan Polda Metro Jaya Nomor : R / KIRSUS – 3 / VI / 2014 / DIT INTELKAM TANGGAL 3 JUNI 2014 TENTANG OPERASI KEPOLISIAN TERPUSAT “KETUPAT JAYA - 2014” POLDA METRO JAYA. Selanjutnya berdasarkan kirsus tersebut ditetapkan sasaran atau objek yang akan dihadapi secara rinci.
- Dukungan anggaran ditetapkan dengan rinci sesuai dengan jumlah personil yang dilibatkan dan dukungan anggaran yang dibutuhkan menggunakan alokasi anggaran Polda Metro Jaya yang dibantu oleh anggaran Mabes Polri. Hal ini sesuai dengan isi perkap dimana perencanaan anggaran, personil dan sarana prasarana harus diorganisir dalam merencanakan setiap operasi.
- Sebelum pelaksanaan operasi telah diidentifikasi kerawanan yang akan muncul, faktor korelatif kriminogen, police hazard, dan ancaman faktual yang akan dihadapi berdasarkan waktu, tempat, dan orang. Selain itu juga ditentukan bagaimana langkah antisipatif yang harus dilaksanakan anggota polri sehingga dapat menangkal kerawanan-kerawanan yang ada. Hal itu sesuai dengan yang diamanatkan dalam perkap dimana dalam melaksanakan tugas menjaga kamtibmas anggota Polri harus mengantisipasi adanya FKK, PH, dan AF secara preemtif, preventif, dan represif.
- Dalam Operasi Ketupat tahun 2014 juga dibuatkan susunan organisasi pelaksana operasi yang dikuatkan oleh Sprin Kapolda, hal ini sesuai dengan amanat Perkap bagian pengorganisasian dimana dalam setiap kegiatan operasi disusun struktur yang memuat penanggung jawab, kepala operasi, serta perangkat yang membantunya. Dalam Operasi Ketupat Jaya tahun 2014 juga dijelaskan bagaimana hubungan tata cara kerja yang berlaku antar anggota.
- Sebelum operasi dimulai Polda Metro Jaya telah menerima bantuan pasukan dari Mabes Polri dan telah membaginya disesuaikan dengan permintaan satuan kerja dibawahnya dan kebutuhan operasi. Hal ini senada dengan yang diamanatkan oleh Perkap tentang MOP dimana Polda sebagai satuan kewilayahan menerima penyerahan bantuan pasukan dari Mabes Polri sebagai tambahan dukungan personil operasi.
- Polda Metro telah menyiapkan posko operasi yang berada di ruang Biro Operasi Polda Metro Jaya disertai dengan piranti lunak, piranti keras, dan panel data yang menyatakan perkembangan kejadian. Hal ini senada dengan amanat pasal 26 Perkap tentang MOP bahwasanyaPolda wajib menyiapkan posko sebagai kelengkapan dari operasi. Hal positiv yang dapat dicontoh di Polda Metro adalah posko yang dimaksudkan tidak hanya berada di Polda dan Polres jajaran saja, namun objek vital di sekitaran Jakpus seperti Monas, Stasiun, Masjid, Gereja, DPR, Ancol, dan objek vital lainnya juga mempunyai posko yang dapat memberikan gambaran mengenai perkembangan kegiatan di wilayah tersebut.
- Tahap Pengorganisasian.
Tahap pengorganisasian merupakan tahap merupakan tahap selanjutnya dari perencanaan dimana manajer mengatur sumber daya, personil dan sarana prasarana yang dimilikinya secara maksimal sehingga dapat mencapai tujuan operasi dengan efektiv dan efisien. Adapun tahapan pengornisasian yang dilaksanakan Polda Metro Jaya dalam Operasi Ketupat 2014 adalah sebagai berikut:
- Polda Metro Jaya telah mengorganisasikan sumber daya yang dimiliki disesuaikan dengan rencana operasi guna mencapai sasaran / target sehingga tujuan operasi dapat tercapai. Menurut yang diajarkan oleh dosen pengampu mata kuliah, pengorganisasian ini penting dilakukan agar kita dapat memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektiv dan efisien dalam mencapai tujuan.
- Dalam tahap pengorganisasian ini Polda Metro juga melihat kerawanan yang terjadi berdasarkan laporan dari intelijen sehingga dalam mengambil tindakan selalu mempertimbangkan perkembangan kondisi sekitar. Sesuai yang diajarkan oleh Dosen Irjend Pol Bibit S. Rianto bahwa kondisi organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, jadi dalam mengelola sumber daya yang dimiliki tidak boleh melupakan faktor lingkungan. Apalagi kepolisian adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam sektor jasa pelayanan dimana output pelayanannya cenderung dinamis sesuai dengan kondisi yang berlaku saat itu.
- Setelah mengorganisasikan sumber daya baik anggaran, personil, maupun sarana prasara, Polda Metro Jaya menentukan pembagian tugas dan wewenang serta menjelaskannya kepada personil sehingga anggota paham akan tugas dan tanggung jawabnya serta paham bagaimana menggunakan sarana prasarana yang dimiliki. Hal ini senada dengan prinsip manajemen yang diajarkan oleh dosen pengajar bahwasanya setiap anggota harus paham akan tugas sehingga pelaksanaan operasi dapat berjalan dengan efektiv dan efisien.
- Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap dimana anggota melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan menggunakan dukungan sumber daya yang tersedia oleh organisasi. Tahap pelaksanaan yang dilaksanakan Polda Metro Jaya dalam Operasi Ketupat 2014 adalah sebagai berikut:
- Polda Metro Jaya melaksanakan gelar pasukan yang dilakukan bersama dengan Mabes Polri di lapangan Monas Jakarta Pusat. Acara gelar pasukan tersebut juga dihadiri oleh instansi samping terkait dan masyarakat yang mendukung pelaksanaan operasi tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan dalam Pasal 32 Perkap No 9 tahun 2011.
- Kepala Operasi menggerakkan seluruh personil yang terlibat sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya untuk menangani target operasi dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui carabertindak yang disepakati. Pelaksanaan kegiatan tersebut melalui patroli, sambang, penjagaan, deteksi dini, pengamanan, dll yang telah dirinci oleh penulis di bab sebelumnya. Secara garis besar pelaksanaan operasi ini sudah bagus dan dilaksanakan sesuai dengan prinsip manajemen dimana pelaksanaan operasi berdasarkan cara bertindak yan disepakati untuk mengatasi sasaran yang ditentukan.
- Pelaksanaan monitoring operasi dilaksanakan secara terus menerus melalui posko yang berada di Biro Operasi dan dilaksanakan secara insidentil oleh Kepala Operasi melalui sarana HT. Anggota memberikan fit back baik secara langsung melalui HT atau dengan laporan situasi yang dikirimkan ke Biro Operasi. Dengan monitoring yang dilakukan secara terus menerus dan dilakukan oleh beberapa pihak maka perkembangan situasi yang terjadi dapat termonitor dengan baik.
- Hasil pelaksanaan operasi dilaporkan oleh jajaran setiap hari kepada posko operasi melalui fax dan email setiap jam 8.00 wib dan jam 20.00 wib dan data tersebut dihimpun sehingga dapat disajikan kepada pimpinan sebagai bahan monitoring dan evaluasi. Menurut pembelajaran yang diberikan oleh dosen, pembuatan laporan ini perlu untuk bahan monitoring pelaksanaan kegiatan. Hal ini juga senada dengan yang diamanatkan dalam Pasal 32 Perkap No 9 tahun 2011. Dari segi tekhnologi pelaporan menggunakan email ini merupakan sebuah bentuk pemanfaatan tekhnologi yang baik, namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan anggota yang kesulitan menggunakan email terutama anggota yang berusia tua.
- Tahap Pengendalian
Tahap pengandalian merupakan tahap yang penting dalam melaksanakan operasi karena pada tahap ini dapat dilihat sejauh mana rencana dilaksanakan dan apakah ada kendala / hambatan yang terjadi dalam pelaksanaannya. Disini peran perwira sebagai pengawas sangatlah penting karena baik tidaknya pengendalian yang dilakukannya akan menetukan keberhasilan pencapaian sasaran operasi.
- Fungsi pengendalian yang dilakukan dalam operasi ketupat ini dilaksanakan oleh seluruh perwira yang ditugaskan untuk mengawasi unit kerjanya sehingga tugas dan tanggung jawab dapat terlaksana dengan baik. Diajarkan dalam perkuliahan bahwa kekuatan pengendalian seorang pimpinan akan berpengaruh kepada kesuksesan pelaksanaan karena dengan pengendalian yang baik maka hambatan dan perubahan kondisi lingkungan dapat termonitor dengan segera sehingga dpaat melakukan langkah penyesuaian sceepat mungkin.
- Polda Metro Jaya melakukan supervisi yang bersifat berkala kepada pelaksana tugas di lapangan dan inspeksi secara insidentil untuk emmastikan bahwa tugas dilaksanan dengan baik. Dalam pengendalian supervisi dan inspeksi penting dilaksanakan, selain untuk memastikan pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan baik, supervisi juga dapat menjadi sarana bagi pimpinan untuk memberikan arahan dan perbaikan kepada pelaksanaan kegiatan.
- Kepala Operasi memberikan arahan secara langsung melalui tatap muka atau melalui HT dalam proses pengendalian sehingga dapat dilakukan perbaikan atau penyesuaian pelaksanaan oleh petugas.
- Dalam melaksanakan pengendalian pimpinan juga memberikan penilaian kinerja berdasarkan standar kebehasilan operasi yang telah ditentukan sebelumnya, dari penilaian tersebut anggota juga dapat melaksanakan perbaikan dan penyesuaian.