Seks dan keperawanan adalah hal yang serupa namun tak sama. Ketika bicara seks kita membicarakan interaksi antar manusia, sedangkan keperawanan adalah hak pribadi manusia. Mau perawan atau tidak itu hak individu. yang punya alat kelamin siapa kok yang sewot siapa. Toh nanti konsekuensi perawan atau tidaknya seseorang akan mereka tanggung sendiri. Teyus kak. gimana dong?
Harusnya disinilah fungsi pendidikan yaitu menciptakan manusia yang bertanggung jawab akan dirinya. Seperti kata seorang psikolog Amerika, John Dewey,
"Education is not preparation for life: Education is life itself."
Seorang pendidik seharusnya menjadi partner peserta didik untuk mempelajari kehidupan bukanya malah menjadi sosok penghakim bagi mereka. Bukankah masalah hakim dan menghakimi itu urusan Tuhan. Kita sih sesama manusia cuman saling memngingatkan selama tidak merugikan dan mengganggu hak manusia lain. Hehehe.
Penutup dari saya, jangan pernah menganggu hak individu seseorang selama tidak merugikan hak kita. Dimanapun tempatnya hak manusia itu sudah seharusnya sama. Tidak ada diskriminasi dengan embel-empel apapun ataupun alasan apapun. Kita tetap berpegang teguh pada humanisme. Masalah perdagangan manusia sudah ada hukumya, cuman bagaimana hukum itu ditegakkan. ( tanya aparat negara). Biarkan saja remaja kita menikmati masa mudanya. Produktifita manusia itu berbanding lurus dengan kebahagiaan. Woyoooo.
NB: Kita ini manusia, bukan air minum dalam kemasan, karena klo di ibaratkan air minum dalam kemasan,analoginya begini, cewek perawan itu air minum yang bersegel dan yang tidak itu air minum isi ulang. Tapi tenang saja, semuanya sehat dan bermanfaat bagi kesehatan. Ini cuma perkara lifestyle kok. Wkwkwkw.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Pendidikan Selengkapnya