Mohon tunggu...
Andarias Manting
Andarias Manting Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Pengolahan Bahan Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Call Number Book

9 Agustus 2021   08:00 Diperbarui: 9 Agustus 2021   08:16 2202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Call number book, sangat berperan dalam pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Ini merupakan petunjuk supaya cepat menemukan kembali buku-buku di rak. Dan juga penyusunan kembali buku-buku di rak. Penataan di rak sangat dtentukan pada call number book.

Salah satu pekerjaan pustakawan dalam pengolahan bahan pustaka ada membuat nomor panggil buku, atau biasa dengan istilah call number book. Membuat call number book adalah berdasarkan aturan AACR2 (Anglo-American Cataloging Rules 2nd Edition). Itulah aturan yang diikuti pustakawan dalam pembuatan call number book. 

Dalam penerapannya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi  yang dikenal dengan komputeriasi perpustakaan. Di era komputerisasi perpustakaan maka dirancang untuk pengkodean ditanamkan dalam aplikasi perpustakaan. Mesin pengkodean ini dikenal dengan MARC (Machine Readable Cataloging). 

Di Indonesia yaitu IndoMaRC (Indonesia Machine Readable Cataloging) Pada pengkodean beberapa yang digunakan untuk call number book, dalam IndoMARC. Untuk notasi klasifikasinya kode 099A, 10 huruf pertama entri utama kode 099B dan untuk huruf pertama dari judul buku kode 099C. 

Namun AACR2 dan MARC ini mulai ditinggalkan karena lahirnya RDA (Resource Description dan Access). RDA menjadi standar baru pengatalogan menggantikan peran AACR2. Tetapi di sini tidak akan dibahas secara detail tentang RDA. Fokus hanya pada call number book saja, sesuai judul tulisan ini. 

 Pedoman peraturan dalam AACR2, IndoMARC, dan RDA adalah merupakan standar baku yang harus diikuti dan ditaati pustakawan.  Karena itu yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan pengolahan bahan Pustaka harus dilakukan dengan memenuhi standar yang baku. 

Mengacu Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 2014 tentang pelaksanaan UU No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Pada pasal 15 bahwa " Pengolahan koleksi perpustakaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 huruf d dilakukan dengan sistem yang baku".

Membuat call number book merupakan hasil pekerjaan terkait pengklasifikasian dan katalogisasi bahan pustaka.  Pustakawan yang sudah melakukan pengklasifikasian suatu bahan pustaka maka output-nya klas/notasi buku yang merupakan simbol angka yang terkait dalam subjek bahan pustaka. Dan akan tercantum dalam call number book  kode MARC 099A. 

Pustakawan yang sudah melakukan katalogisasi pada sebuah bahan pustaka maka output-nya, yang outputnya tercantum dalam call number book adalah 10 huruf pertama entri utama kode 099B, dan kode 099C huruf pertama dari judul.

Pekerjaan mengklasifikasi bahan pustaka adalah pekerjaan yang berdiri sendiri. Pedoman yang digunakan adalah buku DDC (Dewey Decimal Classification). DDC adalah hasil karya Melvil Dewey (1851 -1931). DDC adalah bagan klasifikasi sistem hirarki yang menganut prinsip desimal untuk membagi semua bidang ilmu pengetahuan. 

 Pustakawan melakukan analisis isi yang termuat dalam bahan pustaka. Analisis yang dilakukan pustakawan yang mendasari pustakawan menentukan subjek suatu bahan pustaka. 

Dari subjek yang telah ditentukan pada sebuah bahan pustaka oleh pustakawan. Bertitik tolak dari subjek buku yang sudah diketahui/ditentukan menjadi acuan ke bagan DDC, untuk mendapatkan angka klasnya atau notasinya. Notasi ini yang digunakan dalam call number book.  

Ini 6 item yang membentuk format call number book, yaitu:

  1. Simbol yang menggunakan abjad atau huruf yang menunjukan kategori jenis koleksinya. Contoh huruf "B" ini merupakan jenis kategori bahan pustaka jenis buku. Bila menggunakan huruf "R" ini berarti pustaka referensi, yang termasuk kelompok ini adalah kamus, referensi, dan ensiklopedi. Bila menggunakan huruf "S" ini berarti Skripsi, dst.
  2. Angka atau notasi itu menunjukkan klasifikasi bahan pustakanya.
  3. Tiga huruf di bawah angka, tiga huruf dari entri utama pengarang, badan korporasi, dan pertemuan.
  4. Satu huruf, yang berada pada barisan bawah ini menunjukan huruf pertama dari bahan pustaka.
  5. Ada juga tahun tapi jarang ditambahkan atau digunakan
  6. Biasa pula ada simbol menggunakan huruf C2, C3, C4 dst, yang artinya copy atau eksemplar ke berapa dari koleksi yang dimiliki perpustakaan.  

 Di mana letak posisi call number book dalam kartu katalog bahan pustaka, adalah pada sebelah kiri atas, seperti dalam kartu katalog di bawah ini. 

Dari bahasan ini ada yang menjadi perhatian tersendiri. Yaitu Call number book pada tata letaknya. Ini ada 2 format tata letak yang akan ditampilkan di sini, yaitu: pertama menggunakan center simetris digit (huruf dan notasinya) di sebelah kiri dan sebelah kanannya dari semua item yang membentuk call number book. 

Kedua menggunakan rata kiri atau align left dari item yang membentuk call number book. Yang bentuk pertama yang umum digunakan di perpustakaan-perpustakaan. Karena aplikasi perpustakaan yang digunakan umumnya membuat model center. Bentuk kedua rata kiri, ini belum banyak yang menggunakannya.

 Berikut di bawah ini, kedua model ditampilkan: 

Sumber: model_center
Sumber: model_center
garis merah dalam penerapan tak perlukan (Sumber: model_center)
garis merah dalam penerapan tak perlukan (Sumber: model_center)
Garis merah titik posisi untuk model center itu yang diletakan secara simetris  pada punggung buku saat penempelan. Model align left garis merah sebagai penanda yang menjadi batas pada saat penempelan harus diletakan dipas pinggiran sisi sebelah kiri buku. Jadi tidak ada huruf awal dan angka awal notasinya yang melewati pinggir sisi kiri buku. Terlihat pada gambar di bawah ini:

dokpri
dokpri

Dengan model align left, ini pada sisi kiri tidak ada call number book yang tertutup dari buku sisi kiri buku itu. Ini memudahkan pencarian di rak, tidak perlu buka buku di sebelah kiri karena ada sebagian call number book ditutupnya yang di sebelah kanannya. Atau menarik buku dari rak untuk cepat tahu call number book itu. Model align left sekalipun buku tipis tetap akan tampak minimal awal huruf dan awal angka notasinya.

Beda dengan model center ada yang tertutup huruf awalnya dan angka notasi awalnya dari buku sebelah kiri buku itu,  terutama pada buku-buku tipis. Ini sudah tidak bisa dihindari mesti terjadi pada model center pada call number book.

Demikian uraian singkat mengenai perbandingan dan penerapan antara model center dan align left  pada penerapan call number book perpustakaan. Demikian tutorial singkat mengenai call number book. Hanya sebagai berbagi kreatifitas dan pengalaman sebagai pustakawan. Semoga bermanfaat buat perpustakaan dan pustakawan.  

 Buku-Aplikasi Acuan  

  1. Aplikasi Perpustakaan New Spektra dari Perpustakaan UK Petra Suarabaya
  2. Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
  3. Catatan dan pengalaman penulis sebagai pustakawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun