Mohon tunggu...
Andarbeny
Andarbeny Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Merajut pikiran lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salah Ucap 'Ikan Tongkol' dan Budaya Latah Masyarakat Kita

27 Januari 2017   21:53 Diperbarui: 27 Januari 2017   22:09 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://medan.tribunnews.com/

Jagad maya kembali dihebohkan dengan sebuah video viral tentang presiden Joko Widodo yang menghadiri acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di JIEXPO Jakarta Pusat kemarin.
Namun kehebohan dalam video itu bukan karena adanya pidato nyeleneh atau perdebatan panas antara tokoh politik sebagaimana yang akrab dilayar kaca kita akhir-akhir ini. Lalu karena apa ya? Usut punya usut ternyata sebabnya adalah ketika seorang anak sekolah dasar bernama Arie yang diajak untuk naik ke atas mimbar diberi kuis oleh presiden Jokowi berikut kutipannya

"Ini negara kita Indonesia lautnya luas. 2/3 Indonesia adalah laut, samudera. Pertanyaannya saya, di laut banyak ikan, sungai banyak ikan, sebutkan 4 nama ikan," kata Jokowi. Arie pun menjawab "Ikan Lele, Ikan Paus, Ikan teri, Ikan ko***l," jawab Arie. (Red: bagian yang disensor merupakan salah ucap dari ikan tongkol)

Mendengar jawaban tersebut, Jokowi nampak tersenyum. Para hadirin pun menyambut dengan tawa. Karena di antara jawaban tersebut bukan nama ikan, Jokowi meminta untuk mengulang kembali jawabannya. Kemungkinan, Jokowi mengira, bocah tersebut salah mengucap.  mNamun Arie masih menjawab dengan jawaban yang sama seperti sebelumnya. Sontak kejadian itupun mengundang gelak tawa para hadirin dalam acara tersebut.

Tak sampai disitu, video ini pun langsung cepat dan menyebar menjadi viral ditengah masyarakat mulai dari youtube, facebook, instagram hingga via broadcast whatsapp. Bagi kebanyakan orang mungkin kejadian ini unik dan mengundang gelak tawa hingga banyak mssyarakat yang men-share dan menjadikannya sebagai bahan olok-olokan. 

Disadari atau tidak hal yang dianggap lelucon dan ditertawakan bahkan disebarluaskan ini tentu tidak baik bagi anak tersebut mengingat usia anak tersebut yang masih duduk dibangku sekolah dasar. Dikhawatirkan anak tersebut akan menjadi korban bully secara langsung dikalangan teman-teman sekitarnya dan tentu saja itu akan mengganggu relasi sosial dan perkembangan anak tersebut.

Budaya latah masyarakat kita memang kian merajalela, melihat suatu hal yang unik langsung mendapat banyak share hingga menjadi trending topic dunia. Tingginya pengguna smartphone ditambah mudahnya persebaran akses informasi membuat masyarakat kita kian rajin membuat konten-konten viral di berbagai sosial media. Bak dua sisi mata uang, disatu sisi hal ini sebenarnya baik karena seiring dengan perkembangan sosial media tingkat partisipasi masyarakat dan sikap kritis masyarakat akan suatu hal yang terlihat janggal turut meningkat. Ditambah lagi dengan kreativitas masyarakat kita menyuarakan sikap kritisnya dalam kemasan yang lebih menarik seperti meme dan video composer.

Namun disisi lain kadang masyarakat kita kurang memperhatikan siapa yang terlibat dalam objek yang menjadi bahan perbincangan mereka seperti pada video salah ucap anak sd ini meskipun mengundang gelak tawa dan terkesan menghibur namun disisi lain kita kurang memperhatikan efek yang mungkin terjadi pada si anak tersebut seperti jika si anak menjadi korban bully teman-temannya dan akhirnya membuat anak tersebut menarij diri dari pergaulan sekelilingnya, misalnya. Sebagai netizen di era digital ini, sudah saatnya kita cerdas memilah dan memilih konten yang bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri namun juga untuk sesama.

 

Salam Bung Bens!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun