sebuah essai
tahukah anda moralitas palsu?
yakni melakukan keshalehan,
atau tidak melakukan kezaliman
karena prestise atau predikat
yang sedang disandang
19 september 2010
(seri sms kedip kemuning/1/01/10)
moral merupakan konsepsi tidak tertulis
yang membentuk pola hubungan
atau prilaku seseorang
baik dengan dirinya maupun dengan
sesuatu yang lain di luar dirinya
konsepsi ini kemudian berkembang menjadi
adat istiadat tradisi atau kebiasaan
ketika moral dikaitkan dengan nilai
maka ia mendapatkan muatan "baik" atau "buruk"
cakupan moral dan nilai inilah
yang saya sebut moralitas
lalu segalanya terus berkembang
terus berkembang segalanya lalu
seseorang yang berprilaku baik
ia disebut sebagai orang yang bermoral (memiliki moral)
sedang seseorang yang berprilaku buruk
ia disebut sebagai orang yang
tidak bermoral (tidak memiliki moral)
saya tidak bermaksud membahas
dari mana nilai diambil untuk mengukur
moral dapat disebut baik atau buruk
tetapi bagaimana moral seseorang
dapat disebut baik atau buruk
lebih awal ingin ditegaskan bahwa
nilai moral dan prilaku adalah hal yang berbeda
nilai merupakan sesuatu yang
menjadi esensi alasan bagi moral
moral merupakan konsep yang berada
pada wilayah ide atau gagasan
sedangkan prilaku merupakan tindakan nyata
yang berlangsung dalam pengaruh moral
suatu ketika seseorang mengatakan;
"pak professor itu seperti juga
pak presiden pak gubernur pak bupati
mereka semua orangnya baik-baik
aktif memberi sumbangan atau sedekah"
professor presiden gubernur bupati
merupakan deretan jabatan atau prestise
yang sebenarnya jauh di dasar jabatan itu
terdapat tanggung jawab atau amanat
yang secara moral harus dilakukan
sebagai wujud nyata amanat itu
salah satunya aktif memberi sumbangan
aktif memberi sumbangan adalah prilaku
yang kemudian diberi nilai baik
pertanyaannya; jangan-jangan karena ia pejabat
dan prestise yang terkandung dalam jabatan itu
yang membuatnya aktif memberi sumbangan?
jadi sebenarnya dia seorang yang baik
atau dia hanya pejabat yang baik?
dalam tradisi keindonesiaan saat ini
adalah suatu kemaluan yang amat besar
jika seorang pejabat malas menyumbang
ia pasti disebut pelitlah sombonglah
kok pejabat gak mau membantu orang
sebaliknya seorang pejabat rajin nyumbang
itu wajar-wajar saja karena dia pemimpin
apalagi punya pendapatan lebih
wajar kalo sumbangannya besar-besar
jadi seorang pejabat menyumbang
apakah perbuatan baik atau
sekedar perbuatan wajar?
beda kan perbuatan baik dan wajar?
kalo perbuatan baik itu soal nilai
kalo perbuatan wajar itu soal kepatutan
atau soal layak tidak layaknya prilaku
juga pada kesempatan lain seseorang
menolak melakukan sesuatu dengan alasan;
"masyarakat akan bilang apa nanti
kalau anggota parlemen melakukan itu?"
nah karena seringkali kelihatan
tidak pernah malakukan yang itu-itu
sebagaimana pejabat sebelumnya
maka ia juga disebut baik
padahal ia hanya melakukan kewajaran
di waktu dan tempat berbeda
seseorang juga berkata;
"saya sebenarnya ingin melakukan untuknya
tapi anda tau saya ini bukan siapa-siapa..."
ada banyak pernyataan serupa
sebagai contoh yang dapat dikemukan
dan kita sedang hidup dalam tradisi itu
pertanyaan selanjutnya; "dengan begitu,
(1) apakah kita benar-benar sedang membangun
serta memelihara moral dan prilaku atau
(2) justru sebenarnya kita sekedar memerankan
moral dan prilaku untuk membangun dan memelihara
prestise atau predikat yang sedang disandang?"
yang pertama moral dan prilaku akan menjadi
dasar bagi bangunan prestise
atau predikat yang ada pada si subjek.
yang kedua sebaliknya, prestise atau predikat
yang melekat pada si subjek menjadi dasar utama
sementara moral dan prilaku menjadi topeng kemasan.
yang nomor dua ini yang banyak jenisnya
ada banyak moral dan prilaku yang baik
atau sebutlah ada beragam kebaikan
yang jika disimak ia betul-betul kebaikan
tapi sebenarnya ia bukan kebaikan
hanya akan kelihatan dengan jelas
jika kita sungguh melakukan interupsi
kebaikan harus lebih banyak diinterupsi
kebaikan harus lebih banyak dicurigai
kebaikan harus lebih banyak dicemaskan
dari pada sekedar diterima mentah-mentah
saya tertarik dengan sebuah kisah
yang dikirimkan teman dalam facebook
suatu ketika seorang yang rajin ibadah
di subuh yang masih gulita dan dingin
menuju ke masjid yang kebetulan
jaraknya cukup jauh dari rumahnya
membutuhkan kesungguhan tinggi
untuk bisa melakukan hal tersebut
di tengah perjalanan ia terjatuh
karena terjerembab ke lubang berlumpur
ia lalu bangun dan memeriksa pakaiannya
owgfff... celana dan baju telah kotor berlumpur
kembali ia ke rumahnya yang jauh
mengganti pakaian dan berwudhu lagi
lalu segera ia kembali menuju masjid
jatuh lagi ia di lubang yang sama
segera ia bangkit dan balik ke rumahnya
ganti pakaian, bersih-bersih dan berwudhu
kembali lagi ia ke masjid
sebelum mencapai lubang tempat jatuh
ia bertemu seseorang membawa lentera
"alhamdulillah terima kasih terima kasih
engkau membawa lentera di jalan ini"
"oh iya aku membawanya untukmu
karena aku melihatmu sudah dua kali
jatuh di lubang yang sama"
lalu diajaklah si pembawa lentera
mengantarnya sampai ke masjid
ia sepakat dan sampailah mereka
diajaklah si pembawa lampu ikut shalat
tapi ajakan itu ditolak mentah-mentah
mentah-mentah ditolaknya ajakan itu
"kenapa anda tak mau ikut shalat
sedang anda telah menolong aku
agar dapat mencapai masjid ini
dan dapat melaksanakan ibadah"
si pembawa lampu yang baik itu
lalu tertawa dan dengan polos mengaku
bahwa ia sebenarnya iblis penggoda itu
situkang ibadah tentunya sangat kaget
kok iblis bisa melakukan kebaikan
kebaikan yang sungguh sangat mulia
apa iblis sudah melakukan perubahan
evolusi atau revolusi kepribadian
dari penggoda penjerumus dosa
menuju ke pribadi pemurah dan penolong
"tentu saja tidak dong" kata si iblis lanjut
"yang memasang lubang itu justru aku
dengan maksud untuk menghalangi anda
agar anda mengurungkan niat ke masjid
tetapi nyatanya kejatuhan yang berulang
tidak juga mengurungkan niat anda
jatuh pertama seluruh dosa anda diampuni
jatuh kedua seluruh dosa keluarga diampuni
yang membuat saya begitu gelisah
bagaimana jika anda jatuh ketiga kali
dan anda masih tetap tegar ke masjid
mungkin sekampung orang akan diampuni
rugilah hasil jerih payahku bertahun-tahun
menggoda dan membujuk seluruh orang
nah untuk mencegah kemungkinan itu
maka aku harus membantumu ke masjid
tentunya dengan lentera yang terang ini
agar tidak ada lagi pengampunan ganda
yang diberikan kepadamu atau siapa pun
karena keteguhan imanmu itu"
saya tertarik dengan kisah ini
terlepas ia kisah nyata atau tidak
tetapi ini menjadi semacam lukisan indah
bahwa alat penipuan yang paling jitu
adalah kebaikan kebaikan dan kebaikan
saya juga teringat dengan ws rendra
lewat puisinya ia pernah mengatakan begini
"orang berkata; kami punya maksud baik
dan kita bertanya; maksud baik saudara untuk siapa?"
inilah moral yang mengecoh banyak orang
izinkan saya menyebutnya sebagai moral palsu
jika ada 10 kebaikan yang datang pada anda
maka anda harus menyiapkan 100 kewaspadaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H