Mohon tunggu...
Hamdan eSA
Hamdan eSA Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

bukan siapa siapa, hanya orang biasa...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Moralitas Palsu

20 Januari 2014   15:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

sebuah essai


tahukah anda moralitas palsu?

yakni melakukan keshalehan,

atau tidak melakukan kezaliman

karena prestise atau predikat

yang sedang disandang

19 september 2010

(seri sms kedip kemuning/1/01/10)

moral merupakan konsepsi tidak tertulis

yang membentuk pola hubungan

atau prilaku seseorang

baik dengan dirinya maupun dengan

sesuatu yang lain di luar dirinya

konsepsi ini kemudian berkembang menjadi

adat istiadat tradisi atau kebiasaan

ketika moral dikaitkan dengan nilai

maka ia mendapatkan muatan "baik" atau "buruk"

cakupan moral dan nilai inilah

yang saya sebut moralitas

lalu segalanya terus berkembang

terus berkembang segalanya lalu

seseorang yang berprilaku baik

ia disebut sebagai orang yang bermoral (memiliki moral)

sedang seseorang yang berprilaku buruk

ia disebut sebagai orang yang

tidak bermoral (tidak memiliki moral)

saya tidak bermaksud membahas

dari mana nilai diambil untuk mengukur

moral dapat disebut baik atau buruk

tetapi bagaimana moral seseorang

dapat disebut baik atau buruk

lebih awal ingin ditegaskan bahwa

nilai moral dan prilaku adalah hal yang berbeda

nilai merupakan sesuatu yang

menjadi esensi alasan bagi moral

moral merupakan konsep yang berada

pada wilayah ide atau gagasan

sedangkan prilaku merupakan tindakan nyata

yang berlangsung dalam pengaruh moral

suatu ketika seseorang mengatakan;

"pak professor itu seperti juga

pak presiden pak gubernur pak bupati

mereka semua orangnya baik-baik

aktif memberi sumbangan atau sedekah"

professor presiden gubernur bupati

merupakan deretan jabatan atau prestise

yang sebenarnya jauh di dasar jabatan itu

terdapat tanggung jawab atau amanat

yang secara moral harus dilakukan

sebagai wujud nyata amanat itu

salah satunya aktif memberi sumbangan

aktif memberi sumbangan adalah prilaku

yang kemudian diberi nilai baik

pertanyaannya; jangan-jangan karena ia pejabat

dan prestise yang terkandung dalam jabatan itu

yang membuatnya aktif memberi sumbangan?

jadi sebenarnya dia seorang yang baik

atau dia hanya pejabat yang baik?

dalam tradisi keindonesiaan saat ini

adalah suatu kemaluan yang amat besar

jika seorang pejabat malas menyumbang

ia pasti disebut pelitlah sombonglah

kok pejabat gak mau membantu orang

sebaliknya seorang pejabat rajin nyumbang

itu wajar-wajar saja karena dia pemimpin

apalagi punya pendapatan lebih

wajar kalo sumbangannya besar-besar

jadi seorang pejabat menyumbang

apakah perbuatan baik atau

sekedar perbuatan wajar?

beda kan perbuatan baik dan wajar?

kalo perbuatan  baik itu soal nilai

kalo perbuatan wajar itu soal kepatutan

atau soal layak tidak layaknya prilaku

juga pada kesempatan lain seseorang

menolak melakukan sesuatu dengan alasan;

"masyarakat akan bilang apa nanti

kalau anggota parlemen melakukan itu?"

nah karena seringkali kelihatan

tidak pernah malakukan yang itu-itu

sebagaimana pejabat sebelumnya

maka ia juga disebut baik

padahal ia hanya melakukan kewajaran

di waktu dan tempat berbeda

seseorang juga berkata;

"saya sebenarnya ingin melakukan untuknya

tapi anda tau saya ini bukan siapa-siapa..."

ada banyak pernyataan serupa

sebagai contoh yang dapat dikemukan

dan kita sedang hidup dalam tradisi itu

pertanyaan selanjutnya; "dengan begitu,

(1) apakah kita benar-benar sedang membangun

serta memelihara moral dan prilaku atau

(2) justru sebenarnya kita sekedar memerankan

moral dan prilaku untuk membangun dan memelihara

prestise atau predikat yang sedang disandang?"

yang pertama moral dan prilaku akan menjadi

dasar bagi bangunan prestise

atau predikat yang ada pada si subjek.

yang kedua sebaliknya, prestise atau predikat

yang melekat pada si subjek menjadi dasar utama

sementara moral dan prilaku menjadi topeng kemasan.

yang nomor dua ini yang banyak jenisnya

ada banyak moral dan prilaku yang baik

atau sebutlah ada beragam kebaikan

yang jika disimak ia betul-betul kebaikan

tapi sebenarnya ia bukan kebaikan

hanya akan kelihatan dengan jelas

jika kita sungguh melakukan interupsi

kebaikan harus lebih banyak diinterupsi

kebaikan harus lebih banyak dicurigai

kebaikan harus lebih banyak dicemaskan

dari pada sekedar diterima mentah-mentah

saya tertarik dengan sebuah kisah

yang dikirimkan teman dalam facebook

suatu ketika seorang yang rajin ibadah

di subuh yang masih gulita dan dingin

menuju ke masjid yang kebetulan

jaraknya cukup jauh dari rumahnya

membutuhkan kesungguhan tinggi

untuk bisa melakukan hal tersebut

di tengah perjalanan ia terjatuh

karena terjerembab ke lubang berlumpur

ia lalu bangun dan memeriksa pakaiannya

owgfff... celana dan baju telah kotor berlumpur

kembali ia ke rumahnya yang jauh

mengganti pakaian dan berwudhu lagi

lalu segera ia kembali menuju masjid

jatuh lagi ia di lubang yang sama

segera ia bangkit dan balik ke rumahnya

ganti pakaian, bersih-bersih dan berwudhu

kembali lagi ia ke masjid

sebelum mencapai lubang tempat jatuh

ia bertemu seseorang membawa lentera

"alhamdulillah terima kasih terima kasih

engkau membawa lentera di jalan ini"

"oh iya aku membawanya untukmu

karena aku melihatmu sudah dua kali

jatuh di lubang yang sama"

lalu diajaklah si pembawa lentera

mengantarnya sampai ke masjid

ia sepakat dan sampailah mereka

diajaklah si pembawa lampu ikut shalat

tapi ajakan itu ditolak mentah-mentah

mentah-mentah ditolaknya ajakan itu

"kenapa anda tak mau ikut shalat

sedang anda telah menolong aku

agar dapat mencapai masjid ini

dan dapat melaksanakan ibadah"

si pembawa lampu yang baik itu

lalu tertawa dan dengan polos mengaku

bahwa ia sebenarnya iblis penggoda itu

situkang ibadah tentunya sangat kaget

kok iblis bisa melakukan kebaikan

kebaikan yang sungguh sangat mulia

apa iblis sudah melakukan perubahan

evolusi atau revolusi kepribadian

dari penggoda penjerumus dosa

menuju ke pribadi pemurah dan penolong

"tentu saja tidak dong" kata si iblis lanjut

"yang memasang lubang itu justru aku

dengan maksud untuk menghalangi anda

agar anda mengurungkan niat ke masjid

tetapi nyatanya kejatuhan yang berulang

tidak juga mengurungkan niat anda

jatuh pertama seluruh dosa anda diampuni

jatuh kedua seluruh dosa keluarga diampuni

yang membuat saya begitu gelisah

bagaimana jika anda jatuh ketiga kali

dan anda masih tetap tegar ke masjid

mungkin sekampung orang akan diampuni

rugilah hasil jerih payahku bertahun-tahun

menggoda dan membujuk seluruh orang

nah untuk mencegah kemungkinan itu

maka aku harus membantumu ke masjid

tentunya dengan lentera yang terang ini

agar tidak ada lagi pengampunan ganda

yang diberikan kepadamu atau siapa pun

karena keteguhan imanmu itu"

saya tertarik dengan kisah ini

terlepas ia kisah nyata atau tidak

tetapi ini menjadi semacam lukisan indah

bahwa alat penipuan yang paling jitu

adalah kebaikan kebaikan dan kebaikan

saya juga teringat dengan ws rendra

lewat puisinya ia pernah mengatakan begini

"orang berkata; kami punya maksud baik

dan kita bertanya; maksud baik saudara untuk siapa?"

inilah moral yang mengecoh banyak orang

izinkan saya menyebutnya sebagai moral palsu

jika ada 10 kebaikan yang datang pada anda

maka anda harus menyiapkan 100 kewaspadaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun