Menjamin Hak Pilih Pasien Covid

Dilain pihak kita juga mesti memikirkan keselamatan para petugas Pilkada terutama KPPS. Seabrek persiapan dan pekerjaan yang dilaksanakan pada saat hari penyelenggaraan besok tentu saja sangat menyita energi yang besar. 

Pengalaman Pemilu yang lalu banyak mengajarkan kepada kita semua bahwa beban kerja petugas pemilu tidak dapat kita anggap sederhana. Dari tahapan persiapan penyaluran undangan kepada wajib pilih hingga rekapitulasi perhitungan suara dan pengadministrasian seluruh dokumen menjadikan tugas mereka tidak dapat dianggap mudah.

Apalagi moment pemilihan ini digelar ditengah pandemi yang mau tidak mau dan suka tidak suka kita harus menyebutnya sebagai Pilkada yang beresiko tinggi. Sebab WHO sebagai organisasi kesehatan dunia sejak menyematkan status pandemi pada bulan 11 Maret lalu di Jenewa hingga kini belum mencabut kedaruratan dunia akibat virus itu. 

Kita juga tidak bisa menutup mata bahwa jumlah penderita kian hari kian bertambah yang mengindikasikan siapa pun dan kapan pun bisa terpapar. Per tanggal 6 Desember jumlah kasus mencapai 576ribu dengan kasus meninggal dunia mencapai 17.740 jiwa.

Olehnya itu penyaluran hak pilih oleh mereka yang terpapar covid ini mesti dengan prosedur yang hati-hati. Pada ketentuannya petugas KPPS yang ditugaskan untuk mendampingi atau mendatangi pasien yang akan menyalurkan hak pilihnya. 

Kerja sama yang baik antara pihak Rumah Sakit tempat pasien di rawat dengan petugas KPPS sangat diharapkan agar penyaluran hak suara ini dapat berjalan dengan baik. Standar perlengkapan yang sesuai dengan ketentuan mesti dikedepankan. Sehingga dapat menjamin sterilisasi dan keselamatan jiwa para petugas Pilkada kita dalam menyelesaikan tugasnya sebagai "Pahlawan Demokrasi".

Penulis adalah Anggota KPU Kab. Konawe - Sulawesi Tenggara yang membidangi Divisi Sosdiklih, Parmas dan SDM