Mohon tunggu...
Andang Kasriadi
Andang Kasriadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Teknik dan Pengembang Kefir

Pendidikan Terakhir : S1, Teknik Industri ITB. Pendiri Komunitas Kefir Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Sapi Perah Habis, Penderita Diabetes Menjadi “Sapi Perah”

14 Juli 2013   14:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:34 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Taksiran WHO, saat ini penduduk Indonesia yang menderita DM sekitar 5% atau 12 juta orang lebih. Kalau akibat DM itu muncul biaya berobat dan penurunan produktivitas senilai Rp 1,- juta/bulan/orang saja, maka dalam 1 tahun terdapat kerugian Rp 144,- trilyun lebih !.

Bila semuanya minum Kefir secara teratur, harapan besar 70% di antaranya akan cukup bugar untuk meningkatkan produktivitasnya, dan bahkan sembuh dari DM (type 2 yang belum terlalu komplikatif). Diperoleh penghematan dan peningkatan produktivitas nasional setara Rp 100,- trilyun setahun.

12 juta orang itu memerlukan sekitar 200 liter susu murni per orang per  tahun, untuk dibuat menjadi Kefir. Dengan harga "premium", yaitu Rp 8.000,-/liter, maka satu peternak sapi perah dengan 6 ekor sapi produktif dapat melayani melayani kebutuhan untuk 200 orang, menjual sekitar 100 - 120 liter susu murni sehari senilai sekitar Rp 25,- juta per bulan, dan keuntungan bersih minimal Rp 5,- juta sebulan. 60.000 keluarga peternak sapi akan hidup sejahtera. Sapi perah juga tidak akan dibantai walau harga daging mahal. Seluruh hasil produksi susu nasional saat ini habis hanya untuk melayani penderita DM ini.

Sementara itu, penghematan dan peningkatan produktivitas senilai Rp 100,- trilyun bila dibelikan sapi perah dengan kandang dan fasilitas lengkap, senilai Rp 50,- juta/ekor, maka akan didapat 2 juta ekor sapi perah. Dengan tambahan 2 juta ekor sapi perah ini, kebutuhan nasional akan susu saat ini terpenuhi, dan impor susu aking bisa dihentikan.

Ini adalah basis kalkulasi strategisnya. Bagaimana ini diterapkan tentunya membutuhkan niat baik dan benar dari pemerintah dan kalangan usaha.

Tapi bila manisnya kuota impor susu aking dan impor "obat odong-odong" untuk DM yang nilainya ratusan trilyun setahun ini masih menggelayuti keserakahan penguasa dan pengusaha, mudah sekali mengatakan : ini tidak gampang, yang gampang ya... habiskan ternak sapi perah di Indonesia, jadikan penderita DM sebagai sapi perah, dan menghitung-hitung untungnya impor susu aking dan "obat" DM.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun