Mohon tunggu...
Andana Aristyo Prayogo
Andana Aristyo Prayogo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis amateur

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Penjurusan Public Relations – Universitas Muhammadiyah Malang.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Lembar Opini: Gaya Komunikasi Politik Giring Ganesha Terhadap Simpati Publik Pada PSI

19 Februari 2022   13:00 Diperbarui: 19 Februari 2022   13:18 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : https://gocrowdera.com/debate-platform-online/)

Bagaimana hasil yang diraih atas Tindakan gaya berpolitik yang dilakukan PSI dan Giring tentunya bergantung pada Pengelolaan opini publik, lalu bicara soal konteks dan pesan yang harus kemudian disampaikan ke khalayak luas selain substansi itu juga soal momentum.

Sebagai contoh yang cukup terkenal yaitu pernyataan kontroversial  melalui video di akun Twitter PSI, @psi_id, Selasa (21/9/2021), dengan menyebut lawan politiknya yaitu Anies baswedan sebagai pembohong dan sejumlah kritik dan ujaran pedas yang dilontarkannya. 

Pernyataan inilah yang menjadi pertanyaan masyarakat dan sejumlah elemen politik di Indonesia, Tindakan Giring tersebut dinilai hanya sebagai bentuk agenda politik untuk mendapatkan perhatian publik dan media untuk peningkatan popularitas dalam rangka persiapan pemilihan presiden tahun 2024.

Peryataan tersebut dinilai tidak mempresentasikan makna dari nama partai PSI itu sendiri sebagai partai 'Solidaritas', yang dimana pernyataan ini justru malah menambah keruh situasi politik di indonsia, peryataan tersebut juga dianggap bukan sebagai kritik namun sebagai nada melawan dan bermusuhan.

(Sumber : https://gocrowdera.com/debate-platform-online/)
(Sumber : https://gocrowdera.com/debate-platform-online/)

Inti sari

Dalam konteks manajemen konflik, selalu ada intensi untuk memengaruhi lingkungan politik, berbeda gaya juga ditentukan oleh posisi giring sebagai ketua umum PSI. 

Ada dua gaya komunikasi politik yang dominan dari segi bahasa retorik, yaitu Labeling, berupa narasi yang menjadi bagian dari upaya yang kemudian sebut saja serangan dari PSI dan dari konteks ini diartikulasikan kembali oleh Giring untuk memberika label pada lawan politiknya, misalnya pada pidatonya yang melabel Anies baswedan sebagai 'pembohong', lalu ada kategori stasis, yaitu dengan menggunakan isu yang pernah atau sudah ada sebagai narasi berkomunikasi politiknya, sebagai contoh dengan membawa jejak isu sara yang pernah terjadi pada lawan politiknya,

Sisi positif dari artikulasi terangan bagi Giring dan PSI untuk menunjukkan gagasan pikiran sikap PSI dan itu tentu terhubung juga dengan political news Framming, pemberitaan media dan diskursus publik yang itu tentu dalam konteks politik menjadi penting sebagai bagian cara PSI atau giring berkomunikasi dengan khalayak umum.

Media framing sendiri bukan hal langka di ranah politik, dikarenakan tujuan dari media framing merupakan bagian dari strategi komunikasi media dan/atau komunikasi para politisi dan partai untuk menyusun atau mengemas informasi tentang suatu peristiwa dengan misi pembentukan opini atau menggiring persepsi publik terhadap seseuatu.

Sisi negatif dari Tindakan tadi adalah, bisa menyebabkan backfire kepada Giring maupun partai PSI, kalau kemudian 'confirmatio' menurut istilahnya aristotelian, pembuktian dari narasi tersebut menjadi lemah dan mudah dipatahkan, sehingga kemudian nanti akan ada kecenderungan tafsir buyers, subjektif atau bahkan ke ranah hukum apabila kemudian ada bocoran kelemahan yang kemudian Bisa diadukan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan Giring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun