Mohon tunggu...
Dahliani Twoen
Dahliani Twoen Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Rindu jari menari

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rinduku Tertinggal di Ujung Pulau Seberang

29 April 2018   22:06 Diperbarui: 29 April 2018   22:08 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rindu ini tidak datang tiba tiba tetapi sudah tersimpan sekian lama, 2 tahun sudah berlalu ketika pesawat itu terbang meninggalkan landasan ada keheningan dan terkadang resah di wajah lugu dan mungilnya itu, sekilas tampak senyum malu malu. pesawat tenang mengangkasa menuju pulau sebrang nun di ujung pulau sulawesi paling utara Manado itulah kota tujuan anak cucuku.

Aku memang saat itu mengantarnya hingga ke tempat tujuan membayangkan dengan barang barang yang dibawa ayahnya menantuku itu amat riebet kuputuskan untuk menemaninya hingga ke tempat tinggalnya yang baru. si sulung Khumaira berusia 3 tahun lucu dan menggemaskan  dengan celotehnya membuat hati rindu si kecil Jihan bayi 2 bulan pipinya yang cabik dengan lesung di kedua pipinya sangatlah menusuk mata. Di rumahku keduanya  menggemaskan seisi rumah sangatlah kehilangan. Tapi tak apa karena itu semua untuk kebaikan menunjukan kesetiaan pada suaminya.

Aku yang baru pertama kali ikut dalam rombongan keluarga kecil itu tak henti menatap si sulung yang sebentar lagi akan segera menetap di tanah leluhur ayahnya kembali bertugas di tanah kelahirannya Manado.

Penerbangan Jakarta - Manado sungguh menyenangkan setelah menempuh perjalanan dua jam empat puluh lima menit, operator mengumumkan melalui pengeras suara bahwa dalam waktu dua puluh menit pesawat akan segara mendarat.

Setelah melewati tanah ,dataran, gunung gunung hutan dan lautan sekarang tampaklah kota Manado nun di ujung Pulau Sulawesi Utara di ujung pantai tampaklah gedung gedung yang tinggi menjulang membentang di sepanjang Pantai. pesawat pelan pelan mengitari menara gereja, kubah mesjid bahkan pantai, Perlahan pesawat turun mencari landasan untuk mendarat dari atas tampak ucapan selamat datang di Bandara Sam Ratulangi Manado pesawat semakin lama terbangnya semakin rendah seakan sayapnya akan melanggar menara Bandara.

Penerbangan tadi sungguh menyenangkan sekarang keluarga kecilku sudah sampai di Kota Manado Kota cantik dan elok Besan beserta keluarganya ada bibi, paman dan keponakan, mereka datang menjemput kami sungguh bahagia kedatangan kami ke kota ini disambut dengan hangat ternyata saudara saudara kami disini banyak.

Di hari pertama kami belum sempat kemana-mana badanku serasa lelah, adik bayi jihan semalam rewel sepertinya sakit badannya panas semalaman ia menangis tak dapat tidur, Besoknya dede jihan di bawa ke Dokter. Alhamdulillah sorenya dede jihan sudah sehat kembali 

Di Kota Manado paanas banget selalu berkeringat Apalagi kalau malam hari ga bisa tidur  maunya di kipasin. siang malam cucuku Cuma pake kaos oblong berbeda sekali dengan keadaan udara diBandung.

Manado merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki semboyan 'Torang Samua Basudara' yang berarti Kita Semua Bersaudara. Masyarakat Manado dikenal dengan keramahannya pada pendatang karena bagi mereka, semua yang datang ke kotanya adalah saudara. Kota ini biasa digunakan sebagai persinggahan sementara sebelum melanjutkan perjalanan ke Taman Laut Bunaken yang memang sudah dikenal sebagai salah satu tempat wisata bawah laut terbaik di dunia.

Selama di sana kami di manjakan oleh keluarga baruku dengan diajak jalan jalan berkeliling kota Manado, Tante Tika mengenalkan  tanah Minahasa ini lebih dekat, ternyata taman Laut Bunaken bukan satu-satunya tempat wisata terbaik di Manado, di kota ini ada beberapa tempat wisata yang bisa di kunjungi selain Bunaken. Diantaranya Kawasan Boulevard dan Pantai Malalayang.

Hampir tiap malam  cucuku di ajak neneknya dan bibi Tika jalan jalan ke Mall. yang terletak di kawasan Boulevard yaitu Pusat perbelanjaan.  Mall di sana besar besar  dan ramai sekali lampu tampak kerlap kerlip suara musik mendentum terdengar di setiap penjuru toko, Kawasan boulevard ini berada di sepanjang Jalan Pierre Tendean. Pada awalnya, kata Bibi Tika kawasan ini hanya menjadi lokasi berjualan para pedagang kaki lima, sampai kemudian pemerintah kota menjadikannya sebagai landmark kota Manado.

https://tempatwisataunik.com
https://tempatwisataunik.com
Pada sore hari, tempat wisata ini ramai dikunjungi warga untuk menikmati pemandangan matahari terbenam. Rombongan kami tidak sempat membuktikan keindahan matahari terbenam itu, karena  datangnya sesudah magrib jika ingin melihat matahari terbenam datangnya harus sore agar mendapat bangku untuk duduk. Pada malam harinya, kawasan ini menjadi pusat kuliner di Manado. Tak hanya makanan khas Manado yang disajikan di sini, namun juga ada banyak kuliner dari daerah lain di Nusantara. di malam hari Sambil menikmati makanan, mereka duduk duduk di pinggir pantai menikmati keindahan Pulau Manado Tua di di seberang laut.

Siang hari kami di ajak kembali untuk berkeliling kota Manado kali ini kami di ajak ke pantai Malalayang,. Oh indahnya laut membentang luas ciptaan allah yang mempesona betapa besar karuniamu ya tuhan, dipantai Malalayang airnya jernih semua asyiik bermain air tanpa takut Kotor. Pantai ini hanya berjarak 4 km dari rumah keluarga baru kami tepat nya dari pusat kota Manado. Tempat wisata ini juga memiliki keindahan alam bawah laut yang tak kalah menarik. Tak perlu khawatir jika lupa membawa alat menyelam semuanya di sini ada tempat penyewaan

Ombak di pantai malalayang ini relatif tenang sehingga orang dan anak anak bisa bermain air di atas pasirnya yang hitam. Selain bermain air,juga bisa berenang banyak sekali tempat penyewaan alat alat untuk berenang.  kegiatan yang paling menarik lainnya adalah menikmati kuliner khas Pantai Malalayang yaitu pisang goreng dengan sambal dabu-dabu. Dan sambal roa menikmati pamandangan cantik ini dengan sepiring pisang goreng ditambah sambal khas Manado. emmhhh,............yami ! tampak bibi Tika begitu lahapnyatap makanan khas manado itu.

Foto Doc Pribadi
Foto Doc Pribadi
Selain bisa mandi air laut di pantai diMalalayang  juga ada laut yang paling indah di Dunia yaitu Bunaken, sayang karena waktu cuti hanya 3 hari aku belum sempat mengunjunginya dan tentunya suatu saat akan datang kembali ke kota nan elok ini, di hari ke 4 sehari penuh aku di rumah membantu Besanku membuat sambel Roa khas Manado untuk dijadikan oleh- oleh pulang ke Bandung.

5 bulan kemudian aku benar benar kembali ke kota ini telepon dari anakku biasanya telepon untuk canda ria tapi kali ini benar benar mengabarkan sikecil Jihan sakit dan butuh pertolongan dengan membawa perlengkapan seperlunya akupun terbang dengan membawa tanya, menjelang magrib di bandara aku di sambut dengan isak tangisan anak dan saudaranya bahwa ia tak mampu menjaga dan merawat si kecil Jihan dengan baik karena sakit hingga allah menjemputnya tadi pagi dan langsung dimakamkan. Aku tak sempat melihat bayi cabik berlesung pipit itu tersenyum  Tuhan telah mengambilnya kembali dalam usia 6 bulan sungguh ini cobaan berat buat anakku yang hidup di perantauan.

 Janjiku dulu kembali ke kota ini untuk mengunjungi Bunaken kali ini  pudar, hujan dan banjir mengguyur kota ini ditambah airmata menghalangi pandangan,  aku hanya dapat menatap jembatan menuju bunaken.  saat itu waktu  aku manfaatkan untuk  mencurahkan rasa kangenku pada cucu yang ada.  semoga putri   semata wayang ini selalu sehat dan ada dalam Lindungan allah swt, aamiiin.

Cimahi, 29042018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun