Penelitian-penelitian sosiologi sastra menghasilkan pandangan bahwa karya sastra adalah ekspresi dan bagian dari masyarakat, dan dengan demikian memiliki keterkaitan resiprokal dengan jaringan-jaringan sistem dan nilai dalam masyarakat tersebut.
Dalam pendekatan sosiologi sastra juga,unsur intrinsik karya Sastra masih sangatlah penting
karena unsur-unsur instrinsiklah yang membangun karya sastra secara lengkap dan jelas,mana yang tema dan mana yang tokohnya.
Misalnya dalam menentukan tema yang menjadi dasar pengembangan seluruh cerita.Dalam
pendekatan sosiologi sastra,tema ini bisa memberikan gambaran luas dari kisah yang
diangkat pada cerita.Sehingga bisa menopang sebuah karya Sastra yang terkandung di dalam
teks.
Kemudian,setelah menentukan tema,perlu juga adanya penentuan siapa pelaku pada karya
sastra yang dibuat tersebut atau dengan istilah tokoh/penokohan.Dalam pendekatan
sosiologi Sastra,pelakunya cenderung lebih banyak namun tetap terfokus pada satu pelaku
utama, tapi ada beberapa yang muncul sesekali saja. Dalam menggambarkan sebuah
penokohan, bisa dilihat dari perkataanya, tingkah lakunya, caranya berpakaian dan sebagainya.
Selanjutnya,mulai membuat jalan cerita yang disebut dengan Alur.
Alur pada sosiologi sastra misalnya novel kebanyakan campuran, jadi plot ceritanya itu
sebagian maju, ada juga yang plotnya mundur,lalu kembali ke masa lalu. Nah,di alur ini memiliki pengaruh dan memberikan cerita terkesan kompleks. Nanti pada prosesnya,
alurnya akan diawali dengan eksposisi atau pengenalan, kemudian masuk pada konflik,
peningkatan konflik, puncak, dan penurunan, dan sampai akhir.
Setelah menentukan alur,diperlukan juga yang namanya setting.Setting ini terdiri dari
tempat, waktu, suasana, sosial budaya, dan keadaan lingkungan. Dalam Penggambaran
setting harus secara mendetail lebih baik,supaya menjadi lebih mudah untuk dipahami dan membantu imajinasi para pembacanya.
Yang terakhir ialah sudut pandang.Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang perlu dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.Sudut pandang ini terdiri dari:sudut pandang orang pertama yaitu sebagai pelaku utama,sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan, sudut pandang orang ketiga yaitu serba tahu, dan sudut pandang orang ketiga yaitu sebagai pengamat.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan sosiologi sastra unsur instrinsik (instrinsic) masih menjadi hal penting karena tanpa unsur-unsur intrinsik tersebut,maka tidak akan bisa berdiri karya itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra.
Penulis:Ancel Alwindar Moho
Fakultas Sastra Indonesia
Universitas Pamulang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H