Mohon tunggu...
Fancawati Rahman
Fancawati Rahman Mohon Tunggu... Guru - Fancawati

Mahasiswa Magister Management Pariwisata 📍Warszawa, Poland | Sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Corona di Polandia, Kondisinya Kini

10 Mei 2020   06:28 Diperbarui: 11 Mei 2020   16:29 1583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu jalan di Warsawa| Dokumentasi pribadi

Di setiap sepenggal abad, dunia selalu dihadapkan dengan permasalahan kompleks yang tentunya akan tercatat dalam sejarah kemanusiaan.

Pada akhir dasawarsa ke-1 hingga menjelang dasawarsa ke-2 di tahun 2009-2010, dunia dikejutkan oleh pandemi flu babi. Virus yang tercatat oleh World Health Organization (WHO) ditemukan pertama di Amerika Serikat ini, menelan korban sekitar 18.000 jiwa di seluruh dunia.

Jauh sebelum itu, pada tahun 1346, gelombang serangan penyakit pes yang dijuluki kematian hitam atau The Black Death sudah mencapai pelabuhan Kota Tana, di tepi Laut Hitam. 

Sama halnya Corona, wabah itu juga berasal dari China dan ditularkan oleh para saudagar yang menyusuri Jalur Sutra sebagai urat nadi perdagangan terpenting di kawasan Trans-Asia.

Siapa sangka di awal tahun 2020 tepatnya di bulan Januari, dunia kembali digemparkan oleh wabah yang diduga berasal dari pasar yang terletak di Wuhan,China. Persebaran dan penularannya dengan cepat merambah ke mana-mana sehingga menjadi momok bagi setiap orang di belahan bumi.

Berdasarkan data dari Worldometer hingga bulan ini, Mei 2020 tercatat sudah sebanyak 4,043,058 kasus di seluruh dunia dengan total 277,077 meninggal dan 1,403,966 dinyatakan sembuh. Meskipun presentasi ini akan terus meningkat bahkan dalam sepersekian menit, namun usaha terbaik haruslah tetap dijalankan.

Banyak negara yang nampak frustasi dan berjuang memeras pikiran akibat Covid-19. Bahkan negara digdaya sekelas Amerika Serikat dibuat tak berdaya saat melihat ratusan orang harus meninggal setiap harinya karena penyakit ini. 

Corona tak hanya virus yang melumpuhkan sistem kesehatan, tetapi juga berdampak besar pada sistem ekonomi dan politik.

Di Polandia sendiri, semenjak wabah ini mulai tersebar, pemerintah berupaya dengan cepat melakukan penanganan. Terlebih saat meledaknya kabar tentang negara Italia yang kasusnya membludak dengan angka kematian yang cukup tinggi dalam waktu singkat.

Menurut informasi yang dilansir dari akun Instagram resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Warsawa, Pemerintah Polandia melalui siaran PERS mengumumkan secara resmi pada tanggal 15 Maret menerapkan lockdown. Polandia menutup sementara perbatasan bagi orang asing demi mencegah penyebaran Covid-19.

Lockdown yang dimaksud tentunya berdasarkan regulasi dari pemerintah itu sendiri yakni ada beberapa pengecualian yang telah ditetapkan.

Salah satu jalan di Warsawa| Dokumentasi pribadi
Salah satu jalan di Warsawa| Dokumentasi pribadi
Data terakhir yang telah diperbaharui pada 9 Mei 2020 menyebutkan bahwa setidaknya tercatat ada sebanyak 15.651 kasus positif terinfeksi di Polandia, 785 meninggal dunia, dan 5.437 pasien yang sembuh. 

Angka ini memang dibilang cukup tinggi di Eropa. Tapi kesigapan pemerintah setempat membuat situasi krisis tak bertahan lama dan lambat laun segera bisa diatasi.

Beberapa kebijakan resmi pemerintah Polandia dalam menekan angka penyebaran Covid-19 antara lain kewajiban untuk mengenakan masker, penutupan sekolah, penangguhan lalu lintas udara dan kereta api, penutupan perbatasan untuk WNA, pengawasan sanitasi di perbatasan dan karantina wajib 14 hari untuk orang yang kembali dari luar negeri, kewajiban untuk menjaga jarak 2 meter dengan orang lain di tempat umum, pembatasan jumlah maksimal 5 orang yang beribadah dalam satu tempat, penutupan mal, bioskop, lembaga budaya, pelayanan salon potong rambut, kecantikan, tato dan lain-lain, hingga penundaan ujian akhir sekolah dasar dan sekolah menengah.

Tak hanya Pemerintah Polandia yang terus berupaya melawan pandemi ini, namun secara khusus Pemerintah Indonesia di luar negeri melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Polandia pun terbilang aktif melakukan pengawasan terhadap warga negaranya di Polandia. Baik itu kalangan pelajar, tenaga kerja, maupun diaspora.

Jauh sebelum diumumkan secara resmi oleh pemerintah setempat, pihak KBRI sudah terlebih dahulu memberi himbauan kepada kita semua untuk selalu waspada terhadap wabah Covid-19. 

KBRI juga mewadahi masyarakat Indonesia dalam penyampaian aspirasi, keluh kesah, dengar pendapat, yang sediakan secara virtual dan dikomandoi langsung oleh Ibu Duta Besar Siti Nugraha Mauludiah.

Salah satu jalan di Warsawa| Dokumentasi pribadi
Salah satu jalan di Warsawa| Dokumentasi pribadi
Saya sendiri mencatat ada banyak hal yang berubah semenjak Corona menyerang Polandia. Di ibu kota Warsawa misalnya, kota terpusat paling ramai di Polandia itu sontak menjadi hening.

Aktivitas masyarakat menjadi amat terbatas. Terutama setelah lockdown resmi dan diberlakukannya batasan-batasan seperti social distancing atau jaga jarak, pembatasan jumlah penumpang pada transportasi umum, hingga pengaturan jam berkunjung ke satu instansi.

Hebatnya, meskipun jumlah kasus terbilang cukup tinggi, situasi krisis di Polandia tak bertahan terlalu lama. Buktinya, saat ini lockdown sudah agak dilonggarkan. Sejumlah tempat umum seperti taman anak-anak, perpustakaan, taman kota dan mal-mal sudah mulai dibuka.

Sejumlah instansi pemerintah menerapkan sistem ketat yang lalu diikuti oleh masyarakatnya dengan tertib. Pelayanan di kantor pos contohnya, jam berkunjung bagi orang lanjut usia diprioritaskan dari pagi hingga pukul 12 siang, sedangkan sorenya untuk yang masih muda. 

Mereka yang tidak mengikuti aturan pemerintah akan didenda mulai dari 3000 sampai 15.000 Zloty (mata uang Polandia selain Euro) atau berkisar antara 10 juta hingga ratusan juta rupiah.

Sebagai mahasiswa, saya sendiri menjalani aktivitas belajar virtual, bekerja di rumah, ibadah di rumah, dan berbagai kegiatan aktif lainya yang biasa saya kerjakan di luar. Syukurlah konsultasi tesis online juga tetap bisa dilakukan meskipun di masa sulit seperti ini.

Meski Polandia bukanlah negara mayoritas muslim, namun Ramadan di tengah wabah tetaplah berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Tak ada lagi iftar yang dulunya selalu tersedia di masjid selama Ramadan. 

Tak ada lagi buka puasa bersama di luar. Asyiknya, pihak KBRI seringkali mengirim kita makanan untuk berbuka puasa di rumah.

Melalui tulisan singkat ini, sekalian saya ingin mengabarkan kepada pemerintah di tanah air bahwa keadaan kami di sini baik-baik saja. Saya berharap agar masyarakat dan pemerintah mampu bersinergi dengan baik dalam hal menekan angka penyebaran Covid-19 Indonesia.

Sejauh pengamatan saya, kunci dari keberhasilan negara-negara maju di dunia dalam memutus rantai penyebaran virus ini ada pada kesigapan dan sikap aware pemerintah dan tingkat kedisiplinan warga negara terhadap aturan yang berlaku.

Saya selalu yakin dan percaya bahwa selama bumi masih menunjukkan rotasi dan revolusinya, maka selama itu pula proses kehidupan akan kembali seperti sediakala. Tetap optimis. Wabah ini pasti berlalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun