Mohon tunggu...
Fancawati Rahman
Fancawati Rahman Mohon Tunggu... Guru - Fancawati

Mahasiswa Magister Management Pariwisata 📍Warszawa, Poland | Sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sepekan di Tanah Catalunya

3 September 2019   08:33 Diperbarui: 3 September 2019   11:56 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak bisa dipungkiri dunia persepakbolaan begitu tenar di semua kalangan hampir sepelosok dunia.

Jika berbicara tentang itu apa yang terlintas di pikiranmu?

Tentu saja beberapa negara atau klub-klub bola dunia yang terkenal dengan primodona lapangan hijaunya. Sebut saja Brazil yang mempunyai legendaris ternama yaitu Ronaldinho, Portugal dengan Christian Ronaldo ataupun si mungil nan lincah Lionel Messi penggawa asal Argentina yang kini masih jadi andalan Football Club Barcelona, Spanyol.

Saya sendiri adalah salah satu penikmat dan pecinta La Liga, (Liga Sepak Bola Profesional) Spanyol. Selain sejerah budayanya yang unik, itulah alasan kuat mengapa sedari dulu saya berkeinginan untuk menginjakan kaki di negeri Matador sesegera mungkin.

Jangan tanya seberapa sering saya berburu kesempatan untuk bisa mengunjungi negara tersebut, dengan bermodalkan pengetahuan secuil bahasa Spanyol yang saya pelajari otodidak semenjak SMA, saya selalu menguji nyali dengan mendaftar program kepemudaan yang fully founded ataupun parsial.

Masih teringat jelas pada tahun 2015, saya dinyatakan lolos di suatu  program bernama Oic Youth Goes to Spain, dimana program yang bertajuk bahasa dan budaya itu di selenggarakan oleh salah satu NGO (Non Goverment Organisation) bekerja sama dengan Pemerintah Spanyol.

Saya harus kembali mengulur harap. Sebab program itu hanyalah parsial. Mengingat biaya persiapan yang terbilang mahal, juga tahun itu adalah tahun dimana saya harus menyelsaikan mata kuliah wajib  PPL KKN.

Namun, saya percaya, tak ada mimpi yang sisa-sisa jika usaha terbaik terus ditunaikan.

Ketika saya berkesempatan melanjutkan studi Magister ke salah satu belahan Eropa pada tahun 2018, semua serasa seperti angin segar, seolah  mengingiri langkah dan memperkuat kepercayaan , bahwa inilah  batu loncatan untuk bisa lebih menyelami peradaban dan ilmu pengetahuan di bagian bumi lainnya.

Such a big dream came true. Pada akhir bulan April 2019 lalu, mimpi itu terwujud.

Perjalanan pertama menapaki Spanyol dimulai ketika saya terpilih dan menjadi delegasi panitia Simposium Amerika - Eropa yang dilaksakanakan  di Kota Barcelona, Spanyol pada bulan April 2019 lalu.

Simposium Amerika Eropa (SAE) adalah acara tahunan rutin yang di selenggarakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia sedunia kawasan Amerika-Eropa, yang mana dihadiri oleh seluruh perwakilan mahasiswa kawasan Amerika -Eropa. Saya menghadiri acara tersebut sebagai Perwakilan Persatuan Pelajar Indonesia ditempat saya menempuh studi saat ini, yaitu PPI Polandia.

Pada tahun 2019 ini,  tema yang diangkat adalah terkait dunia Pariwisata Indonesia dan pastinya hal yang cukup komplek nan menggeliat, menarik untuk dibahas.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada rentetan acara Simposium Amerika - Eropa menghadirkan para penggiat dan propesionalitas di bidang Pariwisata.

Empat diantaranya yaitu ;

Lorenzo Cantoni, seorang guru besar  USI - Universit  della Svizzera Italiana (Lugano, Swiss) yang mana konsentrasi penelitiannya adalah komunikasi berbasis mediasi dalam penggunaan eTourism, eLearning dan Fashion Digital.

Mr. Guilermo Martinez Tabrerner, guru besar Universitas de Pompeu Fabra sekaligus koordinator ekonomi dan bisnis dar Casa Asia.

Aditya Amaranggana, seorang aktivis perempuan yang saat ini menjabat sebagai Tourism Market Intelligence and Competitiveness di Organisasi Pariwisata Dunia UNWTO.

Arra'di Nurrizal , founder Polyglot Indonesia sekaligus pemerhati bahasa dan budaya.

Yang tak kalah penting, pada SAE Barcelona juga mendatangkan Perwakilan dari Kementrian Pariwisata Republik Indonesia, dan beberapa pembicara lainnya.

                                                                                                             

Pembukaan oleh Bapak Dubes RI untuk kerajaan Spanyol
Pembukaan oleh Bapak Dubes RI untuk kerajaan Spanyol
 
Acara Pembukaan oleh Bapak Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol dan perwakilian Kemenpar RI
Dimulai dari hari pertama. 

Para delegasi yang berdatangan ke lokasi acara di Universitat de Barcelona tampak antusias dengan balutan baju batik  menyejukan pandangan mata, suasana tanah air begitu kental, apalagi saat bertemu dengan seluruh delegasi yang sedang menempuh pendidikan di seluruh penjuru Amerika dan Eropa.

Acara yang di buka oleh Bapak Duta Besar Indonesia untuk Spanyol Hermanto M.A. berlangsung khidmat, tetesan air mata tak tersadar membasahi pipi ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya kala itu.

Bersama Dubes RI untuk kerajaan Spanyol, Pemateri dan seluruh delegasi seusai seminar hari pertama
Bersama Dubes RI untuk kerajaan Spanyol, Pemateri dan seluruh delegasi seusai seminar hari pertama
Setelah acara resmi dibuka kemudian diikuti dengan lantunan musik Tradasional khas Jawa Barat.  Apalagi kalau bukan Angklung. Seluruh delegasi dan undangan yang hadir terlihat asyik pula menikmatinya.

Setelah diisi dengan seminar seharian penuh, hari pertama terlewatkan.

Dilanjutkan hari kedua. Rangkaian acara hari kedua adalah Focus Group Discussion, dimana telah terbagi menjadi 5 kelompok Tim Kajian:

Tim Kajian Sustainable Tourism, Socio Cultural and Economic Impact, Nature Based Tourism, Smart Tourism and Tourism Infrastructure dan Tourism regulation and legislation. Masing masing tim kajian akan mengkaji topik topik tersebut yang kemudian akan di persentasikan dan di diskusikan.

                                                                                         

Mempersentasikan hasil
Mempersentasikan hasil

 

                                                                                           

suasana diskusi
suasana diskusi

Dari Kajian-Kajian itulah terbentuklah sebuah rekomendasi yang kami beri nama "Rekomendasi Barcelona". Rekomendasi Barcelona ini berisi poin poin gagasan alternatif yang untuk pembangunan serta penataan sektor Pariwisita Indonesia dari presfektif para pelajar di Amerika - Eropa. Yang mana, kami tujuhkan langsung kepada pemangku kebijakan khususnya di Bidang Pariwisata.

Dilanjutkan lagi di hari ketiga atau hari penutupan. Pada hari terakhir ini dikhususkan untuk acara Internal PPI Dunia Kawasan Amerika Eropa , yaitu Laporan Pertanggungjawaban tengah tahun PPID Amerop terkait program kerja di berbagai departement, pemilihan koordinator PPID Amerop dan tuan rumah simposium Amerika Eropa tahun 2020

Suasana Sidang hari ketiga
Suasana Sidang hari ketiga

                                                                                             

Suasana Pemilihan Koordinator hari ketiga
Suasana Pemilihan Koordinator hari ketiga
                   

Setelah rententan acara kelar, tibalah di acara penutupan. Dihadiri oleh Perwakilan Kementrian Pariwisita Dra, Esthy Reko Astuti, M.Si. Sekaligus penyerahan secara simbolis gagasan "Rekomendasi Barcelona" yang telah tertuangkan dalam pena untuk kemudian siap dijadikan bagian dalam perancangan kebijakan

 

Well, done acara kelar! Kira-kira apa yang kurang?Jalan-Jalan? Yaps, Tentu Saja. Setelah hectic jauh dari bulan bulan sebelumnya akhirnya bisa bernafas lega.

Karena tiket balik saya masih 3 hari lagi, jadi sisanya saya pergunakan untuk jalan jalan mengitari kota Barcelona. Sebelumnya saya sudah punya list nama tempat yang wajib banget di kunjungi saat di Barcelona, seperti Sagrada Familia, Park Guell dan yang tak boleh terlupa adalah laga tempat El Clasico dilangsungkan, yaitu Camp Nou.

Sayapun tak mau menyiakan-menyiakan kesempatan, keesoakan harinya tanpa menimbang lelah saya bersama teman-teman lainnya langsung mengunjungi Stadion dan beberapa destinasi lainya.

Art de Barcelona, tempat pertama yang dulunya digunakan sebagai arena aduh Banteng
Art de Barcelona, tempat pertama yang dulunya digunakan sebagai arena aduh Banteng
                                                                                                         
Sagrada Familia
Sagrada Familia

   

 

Setelah puas stadion tour mengitari Camp Nou, mengelilingi museum hingga menyaksikan langsung pajangan pernak pernik para pemain legenda negeri Catalan, tujuan selanjutnya adalah berwisata kuliner. Setelah mencoba berbagai makanan khas dan jajanan Spanyol  (Paella, Tapas, dan Churros ) membuat saya tak ingin beranjak.

Kesan pertama menjumpai negeri Matador ialah ramai, terang saja karena Spanyol adalah negara yang tingkat turisme tertinggi di Eropa setelah Perancis. Begitu banyak cerita di setiap pijakan. Hingga saya sendiripun kadang tak percaya, dulu hanya liat di televisi, kemudian berangan-angan eh tau taunya jadinya nyata. ahay!

Perjalanan yang terkemas apik ini akan menjadi catatan kisah, pengalaman dan pembelajaran yang membenak membuatku semakin yakin bahwa hanya mimpi yang bisa mengadirkan asa, kemudian tertata, lalu menjadi nyata.

Salam.

Dituliskan di Warsawa, menjelang datangnya Autumn.. 3 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun