Rindu.
kutitip lewat celah angin tadi malam,tapi kembali lewat celah kepulan asap secangkir teh panas,pagi ini. rupanya ia tak sampai. Rindu.
Rindu.
Kutitip lewat celah angin tadi pagi,tapi kembali lewat celah kepulan asap secangkir kopi malam ini. Rupanya ia tak sampai. Rindu
Rindu. Ternyata ia lebih menghunus dari sebilah tajam sekalipun. Rindu
Rindu. Rindu. Rindu.
Bicara rindu, rinduku ini tak sesederhana dermaga, tak sememesona semu jingga, tak seluas semesta.
Rinduku hanyalah,
rindu akan langkah-langkah lincah sesegera mungkin menjawab seruan-NYA
Rinduku hanyalah, rindu akan gemericik air wudhu yang mengalir tiap awal waktu.
Rinduku hanyalah, rindu akan barisan saf yang penuh sesak persis barisan antrian bioskop
Rinduku hanyalah, rindu akan gemetar syahdu lantunan ayat yang menjuntai dengan indahnya.
Rinduku hanyalah rindu akan cuti kerjanya mesin-mesin biologis di tubuhku lalu beralih fokus hanya untuk pencipta-NYA
Rinduku hanyalah, rindu akan....
Ra...
Ma...
Ramadhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H