Mohon tunggu...
Numan Baihaqi
Numan Baihaqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak terakhir

Jika kamu malas, ingat berapa lama orang tuamu membiayaimu sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Persepsi Masyarakat Kontemporer dalam Negara Pancasila

26 Juli 2022   10:00 Diperbarui: 26 Juli 2022   10:02 1957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia kontemporer yang dimaksud adalah manusia Indonesia yang hidup setelah era reformasi, yaitu manusia Indonesia yang memiliki 3 (tiga) ciri utama, pertama manusia Indonesia berfaham liberal (MIL) yang hidup di perkotaan, dengan ciri terbuka, memiliki kesadaran menggunakan teknologi informasi di semua bidang kehidupan, memiliki kesadaran berpendidikan yang tinggi, konsumerais, cenderung sekuler dan posmodern serta menjadi bagian dari kapitalis, menjadi bagian dari kaum penguasa, pendukung demokrasi, elite politik dan cenderung burjuis.

Pancasila digunakan sebagai dasar negara dan dapat diartikan sebagai falsafah negara yang digunakan untuk mengatur pemerintahan negara. Pancasila juga dijadikan pedoman hidup masyarakat, dan Pancasila merupakan pedoman hidup. Sikap dan perilaku spiritual kita memiliki karakteristik yang berbeda untuk Pancasila. 

Pancasila sudah ada sejak zaman kerajaan, namun baru menonjol pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh karena itu, Pancasila ibarat jiwa yang menyertai Kebangsaan Indonesia Pancasila sebagai sumber hukum dari segala hukum, dan semua hukum yang ada berdasarkan Pancasila. Pancasila juga merupakan perjanjian luhur yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila merupakan ideologi yang menjadi visi atau arah dalam menjalankan proses penyelenggaraan negara.

Menurut kami Pancasila itu merupakan hal yang sangat penting bagi bangsa Indonesia ini. Kita dapat membayangkan jika tidak ada Pancasila dalam kehidupan berbangsa di Indonesia. 

Bayangkan warga Indonesia yang memiliki beragam agama ini tidak dapat menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya dimana hal tersebut bertolak belakang dengan sila pertama. Akan terjadi kemonotonan keyakinan dan terjadi fanatisme yang menolak keyakinan yang lain sehingga menghambat bangsa dalam perkembangan globalisasi.

Ketika orang tidak diperlakukan dengan bermartabat, ingatlah, sebagaimana adanya. Diperlakukan secara sewenang-wenang, diperbudak dan disiksa, tetapi tanpa batasan untuk tidak mematuhi Perintah Kedua, semuanya wajar. 

Ada perpecahan dan perang dimana-mana karena kita tidak mau bersatu, seperti separatisme. Hal ini mengurangi kekuatan bangsa dan membuatnya lebih rentan terhadap kehancuran oleh negara lain tanpa adanya Prinsip Ketiga. Karena semua orang egois dan tidak peduli dengan pendapat orang lain, otoriter ada di mana-mana, dan ketika mereka tidak setuju dengan Perintah Keempat, mereka selalu berpikir tentang bagaimana menyelesaikan masalah perbuatan salah.Gagasan menyelesaikan semua masalah.

Bayangkan juga bahwa ada pembagian  kasta atau kelas dan pembagian sosial yang membuat perbedaan yang tidak adil dalam banyak hal, yang mengarah pada demonstrasi dan kecemburuan di antara mereka yang melakukan hal-hal seperti pembantaian massal bangsawan oleh orang-orang kecil. Rasa kebenaran ditanam setelah perintah kelima.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun