Blog, dengan beragam rupa dan model pengelolaannya, adalah media paling populer di kalangan pengguna internet saat ini. Bloger, sebutan bagi penulis dan pengguna blog, di Indonesia saat ini tercatat sebagai salah satu komunitas bloger regional terbesar di dunia. “Social Media Landscape” mengungkapkan jumlah bloger di Indonesia mencapai 4,1 juta orang pada Februari 2011. Jumlah itu terus tumbuh dengan semakin populernya situs mikrobloging dan media sosial.
Suatu hari di bulan November 2009, sekelompok bloger yang tergabung di komunitas Blogger Bertuah Pekanbaru menggagas kegiatan bloger berbagi buku. Inilah yang menjadi cikal bakal kelahiran Blogger Hibah Buku. Komunitas ini terbentuk dilandasi keprihatinan akan belum meratanya fasilitas dan akses pendidikan bagi anak-anak usia sekolah di Indonesia. Karenanya, Blogger Hibah Buku memilih menjadi komunitas bloger yang bergerak dalam bidang donasi buku; mengumpulkan buku dan mengkonversi sumbangan dana dari donatur menjadi buku dan biaya pengiriman, kemudian menyalurkannya ke tempat-tempat yang membutuhkan. Sejak dibentuk, Blogger Hibah Buku sudah menyalurkan buku ke berbagai pelosok Nusantara seperti, kepulauan Meranti di Riau, Pulau Tegal di Propinsi Lampung, Karas di Fakfak, Papua, serta di wilayah-wilayah Makassar, Kendari, Aceh, Sumba, Papua, dan Kalimantan. Di wilayah Jawa, Blogger Hibah Buku sudah menyalurkan donasi buku ke beberapa komunitas Taman Baca maupun perpustakaan sekolah di wilayah Semarang, Pati, Madura, dan Kediri. Blogger Hibah Buku akan mengadakan kegiatan “Berbagi Buku Menebar Ilmu” dalam rangka perayaan Hari Bloger Nasional bekerja sama dengan kawan-kawan dari komunitas Taman Baca Mahanani, Blogger Kediri, Sainstrik dan didukung oleh komunitas, Warung Blogger dan Kumpulan Emak Blogger, tempat yang dipilih sebagai lokasi kegiatan ini adalah Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Lokasi yang kami pilih bernama Tumpakdoro, sebuah pedukuhan yang berada di Desa Pamongan. Tumpakdoro adalah dusun terakhir yang terletak paling tinggi di Desa Pamongan. Karena lokasi geografisnya, dusun ini masih mengalami berbagai kesulitan dalam penyediaan fasilitas pendidikan. Minimnya sarana dan prasarana pendidikan, lokasi gedung sekolah dasar jaraknya begitu jauh menjadi kesulitan utama. Selain lokasi geografis, faktor ekonomi dan pola pikir tradisional masih menjadi hambatan utama dalam mengembangkan pendidikan anak-anak dusun. Sehari-hari, orang tua lebih memilih menyuruh anak mengurusi Tegil (sawah yang di hutan) daripada sekolah atau mengaji di TPQ. Pun, jumlah pernikahan usia dini masih tinggi. Para orang tua lebih memilih menikahkan anak di usia muda daripada menyekolahkan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Kenyataan tersebut sangat kontras dengan hasil pengamatan kami terhadap semangat belajar anak-anak Tumpakdoro. Kami merasakan semangat belajar yang tak mudah kendur dari anak-anak dan pemuda dusun. Jika tersedia, anak Tumpakdoro tak akan menyiakan sekecil apapun kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Dalam rangka merayakan Harblognas 2014, Blogger Hibah Buku bersama semua komunitas yang terlibat akan mengadakan kegiatan berupa pengumpulan sumbangan buku dan hibah buku untuk masyarakat Tumpakdoro. Di lokasi, kami juga akan memberikan wawasan untuk masyarakat Tumpakdoro tentang pentingnya pendidikan. Selain itu, kami akan mengadakan berbagai permainan edukatif di SDN Pamongan II, seperti demo Sainstrik dan funtivasi, belajar nulis bareng.
Perayaan Harblognas Bersama Blogger Hibah Buku akan dilaksanakan di lingkungan SDN Pamongan II dan di Dukuh Tumpakdoro, Desa Pamongan, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Kegiatan ini akan dilakukan selama 2 hari pada tanggal 1-2 November 2014. Diposting kembali di hibahbuku.net Twitter @HibahBuku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H