Mohon tunggu...
Ana Tasya
Ana Tasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa UNEJ yang mengambil jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Angkatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Upaya Pengendalian Patogen Penyebab Penyakit Pada Benih Kacang Hijau

15 Juni 2024   11:38 Diperbarui: 15 Juni 2024   12:05 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ana Tasya Silvia dan Sundahri

Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Korespondensi: Sundahri.faperta@unej.ac.id

Latar Belakang

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman polong-polongan yang mempunyai nilai gizi tinggi untuk dikonsumsi manusia. Kacang hijau menyediakan kandungan gizi berupa kalori, protein, dan zat besi (Sari dkk., 2020). Setiap kegiatan budidaya tanaman perlu membutuhkan benih yang digunakan untuk penanaman dan perbanyakan suatu komoditas. Benih merupakan biji yang telah mendapatkan suatu bentuk perlakuan khusus. Benih kacang hijau merupakan salah satu bahan tanam yang digunakan untuk budidaya kacang hijau jenis tertentu. Berdasarkan hasil penelitian Sari (2017), yang menggunakan uji blotter untuk mengidentifikasi jamur Fusarium sp. pada biji kacang hijau. Fusarium sp. adalah patogen yang ditularkan melalui tanah yang dapat menghasilkan miselium atau spora tanpa adanya inang, sehingga memungkinkannya untuk hidup tanpa batas waktu (time limits). Biji kacang hijau mungkin mengandung Fusarium sp., patogen yang sebelumnya banyak terdapat di dalam tanah. Fusarium sp. dapat menginfeksi benih melalui konidia atau miselia yang tumbuh baik dari dalam maupun luar (Wulandita et al., 2022). Mutu benih ditentukan oleh sifat genetik, fisiologis, fisik, dan patologis benih. Benih yang berkualitas dan dipergunakan untuk perkecambahan harus sangat layak dan melewati tahapan uji produksi benih. Penyakit yang ditularkan melalui benih dapat membunuh bibit dan mendorong pertumbuhan penyakit di lahan. Infeksi yang ditularkan melalui benih dapat mengganggu potensi perkecambahan benih dan munculnya penyakit penyebab patogen dari lapang.

Serangan penyakit menyebabkan hilangnya hasil panen pertanian. Jika tindakan pencegahan yang diperlukan tidak diambil, kerugian yang diakibatkannya akan menjadi bertambah. Hal ini menyebabkan gangguan fisiologis pada tanaman sehingga tidak dapat menjalankan fungsi metabolisme dengan baik. Infeksi benih disebabkan oleh interaksi antara inang, patogen, dan faktor lainnya. Salah satu patogen yang mungkin menyebabkan penyakit dimulai pada masa perkecambahan dan mempengaruhi hingga tanaman dewasa (Sardi et al., 2021). Sanitasi lahan, rotasi tanaman, penggunaan pestisida, pengujian kesehatan benih, pengelolaan penyakit di lapangan, dan pengendalian pasca panen merupakan upaya yang digunakan untuk pengendalian patogen penyebab penyakit pada benih kacang hijau.

 

Pembahasan

            Patogen adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk jamur. Patogen sering kali terdapat di bagian dalam, permukaan, dan luar benih. Penyakit yang ditularkan melalui benih membantu penyebaran dan menghasilkan wabah patogen di berbagai komoditas. Benih yang terinfeksi dapat menghambat perkembangan dan menyebarkan penyakit ke tanaman lain di lahan, sehingga benih tersebut tidak boleh digunakan sebagai bahan tanam. Salah satu penyebab terjadinya infeksi tular benih adalah perlakuan pasca panen produksi benih yang tidak tepat. Kerugian akibat penyakit tular benih meliputi penurunan hasil akibat rendahnya kemampuan berkecambah dan vigor benih, perubahan kualitas fisik benih, perubahan bentuk dan warna benih, serta perubahan biokimia benih. Jamur, bakteri, virus, dan nematoda merupakan contoh penyakit yang ditularkan melalui benih (Dirat, 2022).

Sanitasi lahan, rotasi tanaman, penggunaan pestisida, pengujian kesehatan benih, pengelolaan penyakit di lapangan, dan pengendalian pasca panen merupakan strategi untuk mengendalikan patogen yang menyerang benih, khususnya pada tanaman kacang hijau. Sanitasi lahan adalah praktik pembersihan wilayah lahan agar tanaman dapat ditanam dan tumbuh dengan lebih mudah. Membasmi tanaman inang hama dan penyakit yang berasal dari tanaman yang telah dibudidayakan sebelumnya. Dapat juga mengendalikan hama dan penyakit tanah. Kebersihan lahan sangat penting untuk mengendalikan mikroorganisme penyebab penyakit tanaman. Meningkatkan higiene dan sanitasi di bidang pertanian untuk mengurangi penularan penyakit (Dirat, 2022).

Rotasi tanaman merupakan metode yang efisien untuk mengurangi mikroorganisme penyebab penyakit benih. Rotasi tanaman dapat membantu menurunkan populasi patogen penyakit pada lahan yang ditanami, mengganggu siklus hidup patogen, dan meminimalkan bahaya serangan penyakit endemik (Nurrahmi, 2023). Pemilihan dan perlakuan benih dapat membantu mencegah dan membatasi penularan penyakit. Pemilihan benih meliputi pemisahan benih yang unggul dan mempunyai kualitas fisik yang tinggi. Langkah selanjutnya adalah melakukannya dengan bijinya. Perlakuan benih secara mekanis, fisik, dan kimia umumnya dilakukan sebelum penanaman atau penyimpanan (Dirat, 2022).

Pengelolaan pascapanen memerlukan penyimpanan benih yang memadai. Penyimpanan yang tidak tepat dapat menyebabkan jamur dapat bertahan hidup jika suhu dan kelembapan tidak optimal. Pestisida, termasuk fungisida, antibiotik, dan insektisida, digunakan untuk mengurangi jumlah penyakit yang mungkin menginfeksi benih sebelum penanaman dan selama penyimpanan. Bagian ini dapat membantu menurunkan risiko infeksi patogen pada benih, memastikan benih yang digunakan untuk produksi benih sehat dan bebas patogen. Selain itu, perlakuan pestisida kimia banyak digunakan di perusahaan benih untuk menjaga kualitas dan keamanan benih dari mikroorganisme penyebab penyakit (Fatihah dkk., 2022).

 

Kesimpulan

            Patogen dapat menyebabkan penyakit pada kacang hijau yang menyebar melalui biji, mempengaruhi perkembangan benih dan berpotensi menginfeksi tanaman lain. Pengelolaan pascapanen yang tidak tepat dapat menyebabkan timbulnya penyakit yang ditularkan melalui benih. Infeksi ini mempunyai kemampuan untuk mengganggu kemampuan perkecambahan dan vigor benih, serta mengubah sifat fisik dan biokimia benih. Infeksi yang ditularkan melalui benih dapat menyebabkan hilangnya hasil panen pertanian secara signifikan. Beberapa upaya pengendalian antara lain pembersihan lahan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanah, rotasi tanaman untuk mengurangi populasi patogen yang berisiko terkena serangan penyakit endemik, pemilihan benih dengan mutu fisik bersertifikat baik, penanganan benih pasca panen yang tepat, dan penggunaan fungisida. antibiotik, dan insektisida untuk mengurangi jumlah penyakit yang dapat tertular. Dengan demikian, upaya tersebut dapat membantu memastikan benih yang digunakan dalam produksi benih sehat dan bebas dari patogen penyakit.

 

Daftar Pustaka

Direktorat Jendral Perkebunan. (2022). Pengujian Patologis untuk Penyakit Tular Benih.

https://ditjenbun.pertanian.go.id/pengujian-patologis-untuk-penyakit-tular-benih/.

[Diakses pada 25 April 2023].

Fatihah, N., Ali, M., & Venita, Y. (2022). Uji beberapa ekstrak tanaman terhadap jamur patogen pada benih padi (Oryza sativa L.) dan daya kecambah benih. Jurnal Agroteknologi, 12(2), 91-98.

Nurrahmi, M. (2023). Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit dalam Pertanian dan Perkebunan.https://www.mertani.co.id/post/teknik-pengendalian-hama-dan-penyakit-dalam-pertanian-dan-perkebunan. [Diakses pada 26 April 2024].

Rahmawati, A. A. N. (2022). Patogen Tular Benih pada Praktek Penyimpanan dan Uji Mutu Benihnya. Biofarm:Jurnal Ilmiah Pertanian, 18(1),16-19.

Sardi, A., Wati, E., Hardila, D. I., & Raharjo, N. K. (2021). Identifikasi Cendawan Pada Biji Kacang (Vigna Radiata L.) Hijau dengan Menggunakan Metode Blotter Test. KENANGA: Journal of Biological Sciences and Applied Biology, 1(1), 10-17.

Sari, A. M., Melani, V., Novianti, A., Dewanti, L. P., & Sa'pang, M. (2020). Formulasi Dodol Tinggi Energi Untuk Ibu Menyusui dari Puree, Kacang Hijau (Vigna radiata L.), Puree Kacang Hijau (Glycine max), Dan Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). Jurnal Pangan dan Gizi, 1(2), 49-60.

Wulandita, T. A., Pamekas, T., & Marniati, H. (2022). Deteksi dan Identifikasi Cendawan Pada Biji Kacang Hijau (Vigna radiata L.) dengan Metode Blotter Test. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (Vol. 2, No. 1, pp. 60-66).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun