2. Indonesia juga perlu menambah dan meng-upgrade alutsista sebagai bentuk pertahanan.
3. Membangun kemampuan pertahanan dengan menerapkan konsep flashpoint-based defence dalam minimum essential force (MEF).
4. Melakukan Latihan Militer di Natuna.
Bisa juga melakukan alternatif pencegahan potensi perang hegemonik antara Amerika dan China yang seandainya terjadi. Strategi yang dimaksud adalah Strategi Raya Indonesia. Strategi tersebut dicetuskan oleh Prihandoko, Reine, et all 2022, sebagai berikut:
* Melakukan 'reposisi strategis' untuk menghadapi konfrontasi militer antarnegara adidaya yang berskala relatif rendah. Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah-langkah terobosan di luar kebiasaan yang mengandalkan tatanan global dan regional, termasuk World Trade Organization (WTO) dan ASEAN.
* Menerapkan strategi 'deeskalasi' yang bertujuan untuk mengatasi bahaya berupa perang bumi hangus (annihilation war) antara negara-negara besar.
* Menggunakan pendekatan 'sekuritisasi' untuk mencegah kemungkinan pertikaian bersenjata di wilayah sekitar Indonesia terutama di daerah perbatasan yang rawan perang antarnegara adidaya.
* Melibatkan strategi 'mobilisasi'. Pendekatan ini dilakukan apabila eskalasi pertikaian militer antarnegara adidaya meningkat tajam, menjadi perang berintensitas tinggi yang berpeluang mengganggu keamanan perbatasan dan stabilitas negara. Untuk menghadapinya, pemerintah Indonesia harus mengembangkan opsi-opsi operasional bagi kepentingan diplomasi 'anti akses/penangkalan wilayah' (anti access/area denial, A2/AD) guna menciptakan 'efek gentar' (deterrence) terhadap negara-negara yang memanfaatkan Indonesia untuk kepentingan mereka.
Solusi atau gagasan memang tidak akan memberikan efek signifikan dengan cepat, melainkan butuh proses yang panjang. Namun, yakin dan percaya jika Indonesia sudah menemukan solusi yang relevan untuk mengamankan kedaulatan negara, niscaya Indonesia dapat mengantisipasi jika skenario perang dunia ke-3 terjadi. Ada peribahasa yang mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, maka dari itu jangan menunggu saat konflik tersebut pecah sebab memperbaikinya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Referensi:
*Santoso, Syarifurohmat Pratama. (2021). Percaturan Geopolitik Kawasan Laut China Selatan. Yogyakarta:Deepublish.