FDP telah disosialisasikan kepada seluruh Pemangku Kepentingan meliputi internal dan eksternal. Sosialisasi kepada pihak internal dilakukan melalui berbagai cara seperti presentasi maupun dalam email, poster dan fasilitas lainnya. Sementara itu sosialisasi kepada pihak eksternal, dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman atas nilai-nilai praktek bisnis yang dianut oleh perusahaan dan bersifat mengikat.
Program FDP ini mewajibkan seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan pelaporan atas tindak kecurangan yang terjadi dan pelaporan tersebut dapat dilakukan melalui beberapa media yang disediakan.
Tahapan Dalam Manajemen Strategi dan Manajemen Risiko
Menurut Fred R. David (2004: 6-7), tahapan dalam manajemen strategi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
Perumusan strategi meliputi kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menetapkan keuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka Panjang organisasi, membuat sejumlah strategi alternative untuk organisasi, serta memilih strategi tertentu untuk digunakan.
Pelaksanaan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karywan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan strategis dapat dilaksakan.
Pelaksanaan strategis mencakup pengembangan budaya yang mendukung strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif, pengarahan kembali usaha-usaha pemasaran, penyiapan anggaran, pengembagan dan pemanfaatan sistem informasi, serta menghubungkan kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi.
Evaluasi strategi. Tahap ini merupakan tahap akhir dari manajemen strategis. Tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkann sekarang ini. Kemudian mengukur kinerja, melakukan tindakan-tindakan korektif.
Proses manajemen risiko terdiri dari:
Identifikasi Risiko (identify risk). Banyak potensi risiko yang menghadang perusahaan-perusahaan yang mencari laba, demikian juga dengan organisasi nirlaba, maupun orang per orang. Oleh karena itu, langkah pertama dalam proses manajemen risiko adalah mengidentifikasi (mengenal pasti) bahaya atau ancaman risiko yang relevan. Langkah pertama ini sangat penting, tidak hanya untuk manajemen risiko tradisional yang pusat perhatiaanya risiko murni, tetapi juga untuk enterprise risk management atau integrated risk management yang pusat perhatiaannya tidak hanya risiko murni tetapi juga bersumber dari operasional, keuangan, dan kegiatan strategis untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan.
Evaluasi risiko. Langkah kedua adalah perlu dilakukan dilakukan evaluasi untuk setiap sumber risiko yang telah diidentifikasi. Pada tahap ini, risiko murni dapat dikategorikan berdasarkan frekuensi atau berdasarkan seringnya kerugian terjadi. Selain itu perlu juga dianalisis besarnya atau tingkat kekejaman risiko. Harus dipertimbangkan besarnya kerugian paling mungkin terjadi dan kerugian maksimum yang mungkin terjadi. Di dalam mengevaluasi risiko secara menyeluruh perlu dikaji derajat risiko dengan cara-cara yang akurat.