"Iya sih Mak. Soalnya temen-temen pada bilang nggak mungkin, Mak. Ngeri-ngeri sedap! Kalau counting down 21 hari dari sekarang nih, aku ngurus LoA dari Conditional Offer ke Unconditional butuh seminggu dari Monash. Habis itu minta LoG ke LPDP antara 3-5 hari kerja. Selanjutnya aku kirim ke Monash lagi buat minta CoE butuh seminggu lagi. Setelah itu aku baru bisa daftar visa antara 1-3 minggu, Mak."
"Gimana kalau mundur satu semester Mak? Aku berangkat Juli mungkin."
"Ndug, kalau kita melakukan sesuatu karena memang perintah Allah, manisnya akan terasa kemudian. Waktu adalah hal yang sangat berharga. Jika Bapak bisa kembali ke dunia, hanya waktu yang Bapak minta."
"Hemmm... Iya sih Mak, sayang juga menunggu 6 bulan."
"Paling nggak kalau kamu nyampe di Australia di bulan Februari, itu lebih enak untuk penyesuaian dengan cuaca dari pada Juli kan winter. Terus mahasiswa baru lebih banyak, lebih seru dan kalau misalnya ada mata kuliah di Semester sebelumnya ada yang harus kamu ulang, itu bisa kamu ambil di Summer holiday, Ndug."
"Ohh iya ya Mak." Aku sambil berpikir keras.
Beberapa detik kemudian aku teriak saat Emak memotong sayuran, "Okay Mak. Demi masa! Dengan memohon ridho Allah, aku akan berangkat Februari ini."
"Itu baru anak Mamak."
"Mungkin ini metode Emak, menjawab pertanyaan dengan memberi pertanyaan biar aku menemukan jawabannya sendiri. Terkadang memang hanya diri kita yang tahu jawabannya karena kitalah pelaku drama dari skenario Tuhan." ucapku dalam hati.