Mohon tunggu...
Anasthasia Astie
Anasthasia Astie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Menyukai buku dan warna biru.

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Novel Tanah Para Bandit: Menyelami Dunia Gelap Bersama Para Vigilante

16 Oktober 2024   11:22 Diperbarui: 16 Oktober 2024   21:24 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku berjudul Tanah Para Bandit merupakan salah satu serial novel aksi karya penulis terkenal tanah air, Tere Liye. Novel fiksi ini diterbitkan oleh penerbit Sabakgrip dengan total 436 halaman dan merupakan buku lanjutan serial sebelumnya yang berjudul Bedebah di Ujung Tanduk. 

Buku serial aksi ketujuh karya Tere Liye ini diterbitkan pada tahun 2023. Buku ini bisa ditemukan di toko buku terdekat dengan harga Rp.99.000,-.

Adegan dalam buku menggambarkan disiplin tinggi, perempuan-perempuan tangguh, kesetiaan, dan penggambaran betapa kotornya para pejabat suatu negara. 

"Jika kau punya uang, siapa pun bisa disuap di negeri ini, Padma" Kutipan tersebut menggambarkan bagaimana uang bisa membeli segala-galanya, bahkan aparat yang seharusnya melindungi warga negara malah menjadi orang-orang yang paling mudah disuap untuk keperluan bisnis gelap yang jelas merugikan negara. Tak hanya itu, para oknum juga menindas serta menjebak masyarakat kecil. 

Sinopsis

Menceritakan tentang seorang perempuan geulis dari Bukit Barisan, sosok yang pandai, suka belajar, serta tangkas secara fisik dan mental. Namanya Padma, perempuan yang sejak kecil tinggal dan dilatih berlari dan melompat oleh seorang kakek bernama Abu Syik. 

Selain berlatih ketahanan, Padma juga diajarkan cara bertarung menggunakan senjata dan membuat racun dari tumbuh-tumbuhan. Hal ini dipersiapkan Abu Syik untuk menghadapi 'orang-orang' di luar sana. 

Padma mendapatkan misi dari organisasi untuk membakar ladang ganja pada usianya yang masih 15 tahun. Lalu beberapa tahun kemudian, bersama Abu Syik, Padma menghadang 2 truk besar yang membawa muatan ganja menuju pelabuhan, begitu terkejutnya Padma saat mengetahui truk itu dijaga oleh mobil-mobil polisi lengkap persenjataan.

Tak berselang lama dari kedua misi tersebut, Abu Syik yang semakin menua sempat memberikan nasehat pada Padma sebelum ia menghembuskan napas terakhirnya, Abu Syik berpesan bahwa Padma harus segera pergi ke Ibu Kota untuk bertemu dengan perwakilan organisasi.

 Namun, sesampainya di Ibu Kota, Padma memilih untuk memutuskan pilihan hidupnya sendiri dengan menjadi mahasiswa gadungan. 

Dari sinilah Padma bertemu dengan teman-temanya yang juga memiliki rahasia, salah satunya adalah perempuan bertubuh gempal bernama Nina yang merupakan teman satu kosnya dan juga seorang ahli komputer.

Petualangan Padma yang menyelami bisnis gelap akhirnya dimulai, dengan bantuan teman-temannya, Padma berhasil pergi ke negara lain menjadi seorang vigilante. Padma dengan berani dan rasa penasarannya yang tinggi menelusuri jejak dunia kegelapan, memata-matai anggota jaringan Jiwa Korsa yang berisikan beragam pejabat negara dan pada akhirnya menemukan seorang Kaisar gelap yang selama ini ia cari-cari.

Kelebihan dan Kekurangan

Buku aksi ini ditulis dengan alur maju. Tiap plot ditulis dengan sangat baik sehingga selalu berhasil membuat pembaca penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Para pembaca buku biasa menyembutnya dengan page turner. 

Karena dengan sekali baca, pembaca bisa duduk berjam-jam membayangkan kejadian-kejadian dalam buku yang seru nan menegangkan.

 Pembagian tokoh dituliskan dengan sangat jelas sesuai dengan karakternya masing-masing. Sudut pandang dalam novel tidak berubah-ubah, yakni dengan menggunakan sudut pandang orang pertama, membuat buku ini mudah dimengerti.

Bahasa yang digunakan adalah Bahasa baku dengan kiasan-kiasan yang masih mudah dipahami oleh banyak kalangan. Pesan-pesan moral yang disampaikan secara tersirat banya terkandung dalam buku ini. 

Dengan penyajiannya yang diambil dari beberapa peristiwa di kehidupan nyata membuat pembaca relate dengan isi buku. Penggambaran tentang bagaimana bisnis gelap yang dilakukan oleh pejabat-pejabat negara diceritakan dengan lantang dan to the point. 

Disamping para tokohnya sudah ditulis sangat baik, ada beberapa kekurangan dalam penggambaran karakter tokoh. Hal ini ditunjukkan dari kata-kata "besok lusa" yang menjadi ciri khas bahasa yang biasa digunakan oleh Padma dan kakeknya, Abu Syik, juga dikatakan oleh seorang tokoh lain dalam buku.

 Padahal penggambaran dan karakter tokoh bisa lebih kuat jika kata-kata itu hanya digunakan oleh Padma atau Abu Syik yang terisolasi di talang pedalaman Sumatra.

Buku Tanah Para Bandit ditulis dalam beberapa bab dan hal ini menjadi kekurangan dalam buku. Dengan tidak adanya daftar isi dalam buku, hal ini membuat pembaca sulit menemukan bab tertentu yang mungkin ingin mereka baca kembali. Lalu, ada beberapa plot hole dalam buku, terlebih saat diakhir buku yang terkesan terlalu dipaksakan sehingga menggantung.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, novel serial aksi ketujuh yang ditulis oleh Tere Liye ini sudah sangat baik. Fenomena-fenomena yang sebenarnya sudah menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat diceritakan dan dituliskan secara gamblang dan terang-terangan oleh penulis. Buku yang membuka mata pembaca, bagaimna gambaran bisnis gelap dilakukan dan pundi-pundi uang yang bisa dihasilkan dari bisnis haram itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun