Mohon tunggu...
Anastasya Putri Ardiyanto
Anastasya Putri Ardiyanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

Hobi saya mendengarkan musik dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenakalan Remaja yang Masih Banyak Terjadi di Indonesia

11 Maret 2023   21:29 Diperbarui: 11 Maret 2023   21:30 2176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masa remaja, merupakan masa dimana seseorang sedang mencari jati diri mereka sendiri, ingin mengenal siapa diri mereka sendiri. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Di masa itu juga mereka akan merasakan fase pubertas, dimana seorang perempuan mengalami haid atau menstruasi dan seorang laki-laki akan tumbuh jakun serta suara yang berubah. 

Di fase itulah, mereka akan mencoba berbagai hal-hal baru yang sebelumnya mereka belum rasakan, muncul berbagai macam gejolak emosi dan banyak timbul masalah baik dan buruk dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya. 

Menurut penelitian yang dilakukan Balitbang Departemen Sosial (2002), Hamzah (2002, Prahesti (2002), mengindikasikan bahwa kematangan emosi pada remaja yang masih labil merupakan salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Tidak matangnya emosi seseorang ditandai dengan meledaknya emosi di hadapan orang lain, tidak dapat melihat situasi dengan kritis, dan memiliki reaksi emosi yang tidak stabil. 

Sebaliknya, matangnya emosi seseorang ditandai dengan tidak meledaknya emosi di hadapan orang lain, dapat menilai situasi kritis dan memiliki reaksi emosi stabil serta kepercayaan diri seperti percaya pada kemampuan diri sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki konsep diri yang positif dan berani mengungkapkan pendapat. Masalah yang buruk itulah yang bisa dibilang dengan kenakalan remaja.

Kenakalan remaja adalah suatu perilaku atau perbuatan menyimpang dari norma, hukum, dan aturan yang berlaku disekitar oleh remaja. Perbuatan tersebut bisa ditunjukkan kepada orang lain, binatang, atau barang yang bisa menimbulkan bahaya atau kerugikan bagi pihak lain dan diri mereka sendiri yang melakukannya. 

Kenakalan remaja adalah masalah yang masih sangat sering terjadi di Indonesia. Data UNICEF tahun 2016 menunjukkan bahwa kenakalan pada usia remaja di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 50 persen. Data tersebut sangat menggambarkan bahwa kenakalan yang dilakukan oleh remaja di Indonesia masih sangatlah tinggi.  

Contoh dari kenakalan remaja yang ada di negara kita khususnya di negara Indonesia sangat beragam baik di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat antara lain keluyuran,  tawuran antar pelajar, berkelahi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan obat-obat terlarang, bolos sekolah, hubungan seks bebas, dan lain-lain.

Kenakalan remaja sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu adanya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari kenakalan remaja bisa dilihat dari kurangnya pemahaman agama yang kurang baik, pola pikir mereka yang salah atau tidak semestinya, belum bisa mengontrol emosi yang mereka rasakan dengan baik, keegoisan yang mereka miliki dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal dari kenakalan remaja itu sendiri antara lain karena kurangnya didikan dan perhatian dari keluarga, bergaul di lingkungan yang tidak sehat, terlalu mudah dalam mengakses teknologi, dan masih banyak lainnya.

Masalah kenakalan remaja tersebut harus segera diatasi supaya tidak menjadi masalah yang terus berlarut-larut khususnya di negara Indonesia. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan mengurangi kenakalan remaja yang sudah banyak terjadi. 

Cara sederhana yang bisa kita lakukan yaitu dengan memgendalikan diri sendiri, seperti memahami apa yang diri sendiri ingin dan mau, merubah pola pikir menjadi open minded, belajar untuk mengontrol emosi diri sendiri, dan belajar untuk mencintai diri sendiri. Setelah bisa untuk mengendalikan diri sendiri, kita bisa beranjak untuk membenahi lingkungan pergaulan kita dengan menjauhi lingkungan dan pertemanan yang tidak sehat. 

Tidak hanya dari diri sendiri, tetapi dukungan dari orang tua juga diperlukan yaitu orang tua harus lebih perhatian kepada anaknya, mulai mengajarkan anaknya untuk melakukan perbuatan yang positif dan menjauhkan perbuatan negatif, selalu mendukung kemauan anak selagi kemauan tersebut berada dibatas wajar atau ranah positif, dan memberikan anak motivasi-motivasi yang baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun