Mohon tunggu...
Anastasia Tutik Ariani
Anastasia Tutik Ariani Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Saya adalah seorang pendidik di Yayasan Tarakanita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Status-mu adalah Harimau-mu

15 Agustus 2024   08:00 Diperbarui: 15 Agustus 2024   08:11 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Statusmu Harimaumu

            Ada sebuah peribahasa yang akan saya bahas dalam tulisan ini. Mulutmu adalah harimau-mu. Arti dari peribahasa ini adalah perkataan bisa menjadi "senjata tajam" sehingga dapat menyakiti orang lain jika tidak dijaga. Sebelum adanya media sosial, tentunya lebih sulit untuk berkomunikasi langsung dengan orang lain. 

Harus ada janjian terlebih dulu untuk bisa berkumpul bersama teman-teman, atau saudara, atau kelarga besar. Jika sudah bertemu maka disitulah kesempatan yang baik untuk saling ngobrol, bercerita, atau bahkan membicarakan orang lain. Banyak hal yang bisa dijadikan tema, antara lain membicarakan kekurangannya, kesalahannya, kebiasaan buruknya, kesombongannya, dan lain-lain. Jadilah mereka menggibah.

            Jika seseorang merasa sakit hati, marah, kecewa, tersinggung pastilah suara yang keluar dari mulutnya tidak bisa terkontrol. Apa yang kemudian terjadi? Muncul kata-kata yang bisa menyakitkan hati bagi orang yang mendengarnya, bagi orang yang tidak disukainya. Hal yang terjadi berikutnya adalah munculnya permusuhan, perasaan tidak nyaman, dan sebagainya. Apa lagi ada orang yang menjadi kompor bagi orang-orang yang dalam hubungan tidak baik. Di sinilah muncul area yang tidak nyaman. Kejadian ini kemungkinan nampak hanya di sekitar orang-orang yang sedang bernasalah, dan tidak banyak orang yang tahu.

            Sekarang, bagaimana dengan adanya media sosial ( medsos ). Ternyata efeknya lebih parah. Maka muncullah istilah netizen, yang artinya orang yang menggunakan internet dalam proses pelaksanaanya. Tetapi bukan netizen yang akan saya bahas. Saya lebih mengamati ke tulisan-tulisan yang dibuat menjadi status. Status Whatsapp, Instagram, atau Facebook. 

Akhir-akhir ini ada sesorang yag segala kegiatannya dibuat menjadi status WA. Orang yang ada dalam kontaknya pasti akan bisa melihat dan membacanya. Jika yang dibuat status itu hal-hal positif, humor, atau hal-hal penting/pengumuman tentunya tidak akan menimbulkan masalah. Tetapi jika kata-kata atau gambar atau video itu berisi ujaran kebencian, marah pada seseorang, kekecewaan, dan sakit hati pastinya akan menimbulkan masalah baru.

            Jika kita membaca status sesorang pastilah akan mudah terbaca suasana hati orang yang menulis status tersebut. Di sinilah, di jaman yang penuh kebebasan dalam bermedsos, kita harus lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menuangkan perasaan ke dalam status. Kita harus mempertimbangkan apakah status yang kita buat bisa menjadikan orang lain sakit hati, marah, atau kecewa. Kadang kita gak tahu apa dan siapa yang dimuat dalam status tersebut. 

Banyak orang yang kadang sudah latah dengan jari-jari isengnya sehingga setiap kejadian apapun akan dibuat menjadi status. Bahkan sampai hal-hal yang seharusnya tidak perlu diekspos, tetapi karena sudah latah maka sulit untuk mengontrolnya. Misalnya: dalam hal kesulitan keuangan, kekecawaan pada seseorang, terlalu membanggakan seseorang, perasaan sakit hati, dan lain-lain. 

Sekali lagi, banyak orang yang membaca status itu. Orang lain menjadi bisa menilai, bagaimana sifat atau karakter pembuat status tersebut. Orang lain yang sebelumnya merasa iba atau kasihan, pasti akan merespon negatif kepada pembuat status tersebut. Akhirnya dengan karakter yang tidak baik, akan menjadikan orang lain tidak suka. Jika ini seorang youtuber pastilah folowernya akan hilang dan merosot jumlahnya.

            Dari kejadian tersebut, bukan lagi kata-kata negatif yang keluar dari mulut seseorang, tetapi status lah yang akan menjadi harimaunya. Oleh karena itu, setiap akan menuliskan status harus lebih bijaksana, mana yang pantas, dan mana yang tidak pantas. Jangan mudah membuat orang lain sakit hati atau berprasangka buruk, meskipun belum jelas siapa yang dimaksud dalam status tersebut. Kita boleh bermedia sosial, tetapi hendaknya bermedsoslah yang baik, yang bijaksana, dan bermanfaat bagi orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun